121
B. Pembahasan dan Hasil Akhir Pengembangan Produk
Produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini adalah media flipchart
“Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid Al-Qur’an”. Hasil penelitian awal memperlihatkan bahwa diperlukannya pengembangan media khususnya
untuk materi ilmu tajwid yang dapat memudahkan pengajar dan santri dalam memahami dan memahamkan materi ilmu tajwid dengan penjelasan yang
lebih konkrit. Sesuai pernyataan Dina Indriana 2011 yang mengungkapkan bahwa media pembelajaran berguna meletakkan dasar-dasar yang konkret
dalam berpikir, sehingga mengurangi pola pengajaran verbal. Selain itu ia pun mengungkapkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran juga dapat
meningkatkan kualitas belajar mengajar. Media flipchart yang dikembangkan ditujukan untuk para santri kelas
Al- Qur’an di TPQ Asy-Syams yang masih memiliki rentang usia rendah yaitu
6-10 tahun dimana pada rentang usia tersebut seseorang masih belum mampu menyerap pengetahuan yang bersifat abstrak. Seperti yang diungkapkan Asri
Budiningsih 2005 bahwa pada dasarnya anak dengan usia 6-10 tahun masih sangat bergantung pada penggunaan simbol dan bahasa tanda, serta masih
sangat memerlukan penggambaran secara konkrit untuk membantu proses pemahaman pengetahuan baru yang datang dari luar dirinya. Dari sinilah
peneliti menganggap media penting digunakan dalam proses pembelajaran ilmu tajwid dimana materi ilmu tajwid diakui para santri di TPQ Asy-Syams
sebagai materi yang sulit untuk dipahami. Dalam mengembangkan media tersebut peneliti lebih banyak
memanfaatkan software komputer berupa aplikasi CorelDraw X6 dan aplikasi
122
Photoshop untuk membuat desain utama pada lembaran-lembaran flipchart. Sedangkan untuk pembuatan papan penyangga peneliti menyesuaikan dengan
bentuk flipchart yang dikembangkan. Seperti yang telah diketahui, penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan produk media flipchart yang layak digunakan dalam proses pembelajaran yang dalam hal ini adalah pembelajaran ilmu tajwid. Untuk
mengetahui kelayakan media yang dikembangkan, peneliti melakukan beberapa tahap uji kelayakan media melalui uji validasi ahli media dan ahli
materi serta uji coba lapangan terbatas, uji coba lapangan kelompok kecil, dan uji coba lapangan luas.
Validasi ahli materi dilakukan sebanyak tiga tahap. Tahap pertama mendapat rata-rata skor 3,1 dan mendapat kriteria
“Cukup”. Hal tersebut
dikarenakan masih terdapat beberapa indikator yang mendapat penilaian dengan kriteria cukup sebanyak 9 butir dari 10 butir yang ada, diantaranya 1
kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, 2 kesesuaian materi dengan usia santri, 3 kemenarikan materi, 4 kejelasan petunjuk belajar dan penggunaan,
5 cakupan isi materi terhadap kebutuhan pembelajaran, 6 kemudahan penyajian materi, 7 keruntutan alur materi, dan 8 penggunaan bahasa untuk
dipahami santri, 9 penggunaan gambar pendukung materi. Sebagaimana yang diungkapkan Dina Indriana 2011:50, bahwa media pembelajaran dalam
penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai. Ahli materi merasa materi yang dirumuskan peneliti masih belum memenuhi
standar pencapaian dari kesembilan indikator tersebut. Selain itu, menurut
123
Sadiman, dkk., 2005 media seharusnya dapat memperjelas suatu masalah dalam suatu bidang kajian tertentu sehingga adanya masalah yang semula sulit
dipahami santri menjadi lebih konkrit dengan adanya media pembelajaran. Dari penilaian yang ada materi yang dirumuskan masih membingungkan dan
belum dapat menggambarkan permasalahan dengan jelas. Ahli materi khawatir
nantinya media
flipchart yang
dikembangkan bukannya
mempermudah namun justru
sebaliknya malah akan mempersulit
penggunanya, yang dalam hal ini adalah pengajar dan santri TPQ Asy-Syams. Oleh karena itu, ahli materi pun memberikan penilaian bahwa penilaian media
tahap I belum layak untuk diujicobakan. Melihat penilaian materi tahap I belum sesuai validasi dilanjutkan ke
tahap II, setelah direvisi sesuai yang diberikan ahli materi pada tahap I. didapatkan skor rata-rata 3,7 dengan kriteria
“Baik”. Dari hasil skor tersebut
menunjukkan adanya peningkatan dari yang semula cukup menjadi baik. Dari 10 butir yang ada, masih terdapat 3 butir yang mendapatkan penilaian cukup.
Ketiga butir tersebut ialah 1 kejelasan dari petunjuk belajar dan penggunaan, 2 keruntutan alur materi, dan 3 penggunaan bahasa untuk dipahami santri.
Menurut ahli materi penulisan pentunjuk belajar masih belum jelas, keruntutan alur materinya juga belum terstruktur dengan baik, penggunaan bahasa dalam
setiap penjelasan masih kurang tepat dengan sasaran pengguna. Untuk itu, pada tahap II ini pun ahli materi masih menganggap bahwa media flipchart
belum layak diujicobakan.
124
Selanjutnya validasi media pada ahli materi dilanjutkan ke tahap III dengan hasil rata-rata skor 4,50 dan sudah masuk kriteria
“Sangat baik”.
Kedua aspek, yaitu aspek pembelajaran maupun aspek isi materi menunjukkan peningkatan penilaian
dengan rincian 5 butir mendapat penilaian “baik” dan 5 butir mendapat penilaian “sangat baik”. Hal tersebut dikarenakan semua
bagian yang semula masih belum sesuai telah diperbaiki sesuai saran dari ahli materi. Akhirnya pada validasi media tahap III ini, ahli media menyatakan
bahwa media yang dikembangkan telah layak untuk diujicobakan dari segi pembelajaran dan isi materi.
Selanjutnya peneliti melakukan validasi media kepada ahli media sebanyak dua tahap. Tahap I mendapat rata-rata skor 3,36 dengan kriteria
“Baik”. Terdapat beberapa butir indikator penilaian yang mendapat penilaian
kurang yaitu 1 pilihan warna pada layout, 2 komposisi letak gambar dan teks, 3 kualitas bahan kertas, 4 kesesuaian gambar pendukung materi, 5
kemudahan penggunaan, 6 kemudahan membawa. Menurut Azhar Arsyad 2006: 107, pengembangan media hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, dan warna. Pilihan warna pada layout masih terlalu terang sehingga cepat
melelahkan mata. Komposisi letak gambar dan tulisan pada media flipchart yang dikembangkan pun dianggap masih belum terstruktur dengan baik.
Kualitas bahan kertas yang digunakan masih terlalu tebal sehingga menyulitkan untuk membalik kertas. Kemudahan dalam membawanya juga
125
kurang praktis. Dalam penilaian media tahap I ini ahli media menyatakan bahwa media yang dikembangkan masih belum layak untuk diujicobakan.
Pada validasi media tahap II diperoleh rata-rata skor 4,29 dan mendapat kriteria
“Sangat baik”. Penilaian tersebut menunjukkan
peningkatan dari semua aspek yang sebelumnya dianggap masih kurang. Setiap butir indikator penilaian memperlihatkan peningkatan dari yang semula
cukup menjadi baik dan dari yang semula baik menjadi sangat baik. Hal tersebut dikarenakan peneliti telah melakukan perbaikan dan penyempurnaan
media sesuai saran yang diberikan ahli media pada validasi tahap sebelumnya. Pada validasi tahap II ini ahli media menyatakan bahwa media flipchart yang
dikembangkan telah layak untuk diujicobakan ke lapangan uji coba. Pada penilaian tahap uji coba lapangan terbatas diperoleh jumlah total
keseluruhan skor sebesar 81,50 dengan rata-rata skor 4,52. Skor tersebut apabila dikonversikan ke dalam data kualitatif termasuk dalam kriteria
“Sangat baik”. Kedua subjek uji coba memberikan penilaian baik dan sangat
baik pada pengisian lembar penilaian produk. Para santri menyatakan bahwa media flipchart mudah untuk dipahami dan menarik untuk digunakan sebagai
media pembelajaran. Media flipchart yang dikembangkan ini banyak menggunakan simbol-simbol dan gambar. Hal tersebut tentu yang membuat
santri lebih tertarik dalam belajar ilmu tajwid. Hasil pengamatan uga menunjukkan penilaian yang baik. Aspek pengamatan tersebut diantaranya 1
ketertarikan santri dengan materi pembelajaran, 2 ketertarikan santri dengan media pembelajaran, 3 santri mendengarkan pembelajaran dengan baik, 4
126
santri antusias ketika ditunjuk pengajar untuk belajar materi, 5 santri cepat memahami materi yang disajikan. Dari lima aspek pengamatan kedua santri
menunjukkan penilaian 100. Para santri terlihat tertarik dengan media flipchart yang digunakan, hal tersebut terlihat dari cara mereka duduk dan
mendengarkan materi terlihat lebih tenang dari biasanya. Mereka juga cukup antusias ketika diberikan pertanyaan oleh pengajar mengenai materi ilmu
tajwid yang tengah diajarkan, mereka memberikan tanggapan yang cepat dengan jawaban yang benar. Dari uji coba lapangan terbatas ini tidak
ditemukan adanya kekurangan sehingga dianggap telah layak tidak diperlukan revisi.
Pada uji coba lapangan kelompok kecil mendapat jumlah total keseluruhan skor sebesar 81,60 dengan skor rata-rata 4,53. Skor tersebut
apabila dikonversikan ke dalam data kualitatif termasuk dalam kriteria
“Sangat baik”. Kelima santri memberikan penilaian baik dan sangat baik.
Hasil pengamatan pun menunjukkan kondisi yang cukup tenang. Para santri mendengarkan pelajaran dengan antusiasme yang cukup tinggi. Ada dua santri
putra yang kurang begitu memperhatikan namun ketika ditanya ternyata mereka bisa menjawab dengan benar meskipun dengan respon yang kurang
cepat. Secara umum, para santri dapat memahami materi dengan baik melalui penggunaan media flipchart tersebut. Pada uji coba lapangan kelompok kecil
ini media flipchart telah layak dan tidak memerlukan revisi lebih lanjut. Pada uji coba lapangan luas mendapat jumlah total keseluruhan skor
sebesar 81,20 dengan skor rata-rata 4,51. Skor tersebut apabila dikonversikan
127
ke dalam data kualitatif termasuk dalam kriteria
“Sangat baik”. Secara umum
para santri memberikan penilaian baik dan sangat baik. Menurut mereka warna yang digunakan tidak melelahkan mata, penggunaan gambar membuat
mereka tertarik untuk belajar, jenis huruf mudah dibaca, serta mudah untuk digunakan. Untuk hasil pengamatannya, para santri terlihat tenang dan
menunjukkan sikap serius meskipun jumlah mereka lebih banyak dari uji coba sebelumnya. Terdapat beberapa santri yang tekun sekali mendengarkan,
bahkan ada yang cepat menangkap pelajaran sehingga pengajar memintanya untuk membantu beberapa temannya yang masih kurang paham. Secara
umum, para santri sudah memahami pelajaran dengan lebih baik dari sebelumnya meskipun masih terdapat beberapa anak yang menunjukkan
respon yang kurang cepat. Namun, mereka mengaku sudah lebih mengerti dan merasa lebih mudah belajar menggunakan media flipchart dibandingkan
sebelumnya ketika diajarkan secara verbal saja. Dari hasil uji coba lapangan luas media flipchart dinyatakan telah layak dan sudah tidak memerlukan
revisi. Dari hasil tanggapan para santri mengenai media flipchart, hampir
seluruhnya menunjukkan respon yang sama. Mereka menyatakan bahwa media yang dikembangkan menarik dan mudah dipahami dengan adanya
ilustrasi gambar dan contoh yang jelas. Hal tersebut menjadi kelebihan utama media flipchart dalam perannya sebagai media pembelajaran. Adanya rasa
ketertarikan santri dengan media menunjukkan adanya dorongan dalam belajar sehingga pada akhirnya didapatkan hasil belajar yang lebih baik dari
128
sebelumnya, seperti peningkatan pemahaman tentang ilmu tajwid. Meski media tersebut terlihat sederhana, namun penggunaan pada sasaran yang tepat
dan didukung dengan penyajian yang baik seperti pemilihan warna, penggunaan ilustrasi gambar, serta penyertaan contoh yang jelas menjadikan
media ini layak untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dalam penggunaannya, media flipchart ini cukup mudah digunakan
baik ketika menyiapkannya, selama proses pembelajarannya dan setelah selesai digunakan. Dalam menyiapkan pengajar hanya perlu membuka kaki
papan penyangganya, kemudian menjelaskan dengan cara membalik lembaran kertas flipchart. Setelah selesai menggunakan pengajar dapat melipatnya
kembali dan menyimpannya. Kelebihan lain dari media flipchart ini adalah dapat digunakan sewaktu-waktu untuk pembelajaran ilmu tajwid. Santri pun
dapat mempelajari kembali bagian-bagian mana saja yang masih belum dipahaminya tanpa merasa malas karena harus mencatat di buku catatan
seperti yang dilakukan pada pembelajaran sebelumnya. Terdapat satu kekurangan untuk media flipchat ini, yaitu dari segi
kepraktisan. Media ini memiliki bentuk yang cukup besar dan lebar khususnya pada bagian papan penyangga, hal ini sedikit menyulitkan pengguna ketika
ingin membawa maupun memindahkannya. Namun, media ini masih cukup praktis karena flipchart tetap dapat menyatu dengan papan penyangga jadi
tidak perlu membawanya secara terpisah karena akan lebih merepotkan.
129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGEMBANGAN