52
huruf hija’iyah tingkat pemula yang diajarkan bertahap. Kelas Ba’ diberikan pengajaran materi huruf-huruf hijaiyah tingkat lanjut dengan metode qira’ati
iqra’ 3 sampai 6. Sedangkan kelas Ta’ yang berisi santri kelas Al-Qur’an diberikan pengajaran membaca Al-Qur’an dengan metode qira’ati serta
diberikan pembelajaran tentang ilmu tajwid. Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut adalah para santri dapat memiliki pemahaman dan
kemampuan membaca Al-Qur’an dengan lebih baik.
Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dalam
pendalaman ilmu dan kemampuan agama Islam dari apa yang telah santri dapatkan di sekolah formal.
Untuk kelas Al-Qur’an memberikan pemahaman ilmu tajwid dengan cara menyisipkannya dalam pembelajaran qira’ati qur’an, yaitu ketika santri
sedang membaca Al-Qur’an dan pengajar menyimak bacaan santri seraya membetulkan bacaan santri yang kurang sesuai dengan ilmu tajwid. Pengajar
juga mengajarkan ilmu tajwid secara terpisah dengan menuliskan materi pada whiteboard. Dalam hal ini, peneliti pun memfokuskan penelitian di kelas Al-
Qur’an dengan harapan dapat memberikan pemahaman tentang ilmu tajwid khususnya materi makhraj huruf dan hukum-hukum bacaan secara lebih
konkrit dengan bantuan media flipchart.
F. Pengguaan Media Flipchart dalam Pembelajaran di TPQ
Dalam penggunaan media flipchart di TPQ, pengajarustadz memiliki peran yang penting sebagai penyampai isi pesan dalam media flipchart.
Flipchart akan digunakan di kelas Al-Qur’an dengan rentang usia santri rata-
53
rata 6-10 tahun dan dengan kemampuan membaca Al-Qur’an yang beragam. Flipchart tersebut diletakkan di depan para santri yang diposisikan
sedemikian rupa sehingga flipchart dapat menjangkau pandangan seluruh santri. Setelah itu barulah pengajarustadz memulai pembelajaran dengan
membaca doa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran tentang ilmu tajwid dengan bantuan media flipchart. Materi yang terdapat
dalam flipchart akan dijelaskan pengajarustadz secara runtut dengan membalik lembar demi lembar sampai selesai. Ketika santri menemui
kesulitan dalam memahami suatu bahasan tertentu pengajarustadz tinggal membalik bagian mana yang masih belum dipahami santri untuk dijelaskan
kembali.
Gambar 2. Penggunaan media flipchart dalam pembelajaran di TPQ
G. Kerangka Pikir
Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk ibadah umat muslim kepada Sang Pencipta. Dalam membaca Al-Qur’an terdapat beberapa
komponen penting yang perlu diperhatikan salah satunya adalah ilmu tajwid Al-Qur’an. Ilmu tajwid menjadi unsur yang wajib diketahui serta dipelajari
sebelum seseorang hendak memulakan bacaan Al-Qur’annya. Hal semacam ini perlu diajarkan sejak usia dini dengan tujuan tidak lain agar ilmu tajwid
dapat lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak, sehingga ketika dewasa
Pengajar Flipchart
Santri
54
bacaan Al-Qur’an akan semakin fasih serta terhindar dari kesalahan membaca.
Pada umumnya, suatu proses pembelajaran seringkali terkendala pada komponen pembelajaran yang dalam hal ini adalah pembelajaran Al-Qur’an
yang berlangsung di taman pendidikan Al-Qur’an. Komponen yang dimaksud diantaranya kurangnya ketersediaan media. Tidak tersedianya suatu media
dalam proses pembelajaran ilmu tajwid Al-Quran tentunya perlu dipertimbangkan kembali mengingat terdapat beberapa materi ilmu tajwid
yang seyogyanya tidak cukup hanya dengan menggunakan bahasa verbal, namun perlu dibantu dengan alat bantu ajar agar didapatkan pemahaman
secara lebih baik. Dalam upaya memberikan pemahaman konkret tentang ilmu tajwid bagi
santri kelas Al-Qur’an usia 6-10 tahun diperlukan media pembelajaran yang tepat. Pemilihan media tersebut didasarkan atas hasil analisis kebutuhan yang
mengacu pada teori tahap perkembangan anak yang dikemukakan oleh Asri Budiningsih 2005: 37-40. Beliau menyatakan tahap perkembangan ke dalam
empat kategori, yaitu a sensori-motor 0-2 tahun, b praoperasional 2-7 tahun, c operasional konkret 7-12 tahun, dan d operasional formal 12-15
tahun. Selain mengacu pada tahap perkembangan, peneliti juga mengambil
pertimbangan lain seperti hasil analisis lapangan. Dari hasil analisis tersebut peneliti memutuskan untuk mengembangkan media flipchart. Bentuk media
sama dengan flipchart pada umumnya, yaitu berupa lembaran-lembaran
55
kertas berukuran 43 x 53 cm yang dijilid menyerupai kalender. Media ini berisi materi-materi ilmu tajwid yang disampaikan secara ringan dengan
komposisi yang sesuai dan gambar yang menarik sehingga mudah diingat oleh santri. Nantinya media flipchart akan digunakan dalam pembelajaran
klasikal kelas Al-Qur’an dengan jumlah santri 15 orang. Peran pengajar diperlukan sebagai penyampai pesanmateri pembelajaran.
Keberadaan media flipchart ini penting bagi pembelajaran ilmu tajwid di Taman Pendidikan Al-Qur’an Asy-Syams khususnya materi tentang
makhraj huruf dan hukum bacaan karena tidak adanya media lain yang dapat membantu mempermudah pengajaran.
Pentingnya penggunaan media flipchart dalam pembelajaran ilmu tajwid di taman pendidikan Al-Qur’an
secara lebih jelas digambarkan peneliti sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Berpikir Pentingnya Pengembangan Media Flipchart
Revisi
Pembelajaran ilmu tajwid di TPQ kelas
al-Qur’an dengan usia santri 6-10 tahun.
Santri belum mampu berpikir abstrak
Peneliti mengembangkan
media flipchart untuk pembelajaran
ilmu tajwid di TPQ Aspek penilaian
produk media: - Pembelajaran
- Isi materi - Grafis
- Tampilan Fisik - Keterbacaan
- Kemudahan
penggunaan
Validasi produk media kepada ahli
materi dan ahli media Uji coba lapangan
terbatas, kelompok kecil, dan luas.
Produk akhir media
flipchart
56
BAB III METODE PENELITIAN