Asa-usua Nagari Rambatan BP-EB-PRM-02 - Repositori Universitas Andalas BP EB PRM 02
74
yang bernama Bujang Tuo. Ia mengembalai Kerbau-kerbau itu disu- atu tempat yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk. Tempat
itu bernama Bukit Putu,
Setiap sore Bujang Tuo datang ketempat datuak untuk menjem- put perbekalan, baik berupa makanan, maupun segala sesuatu yang
dibutuhkan saat mengembala Kerbau. Namun, suatu ketika terjadi- lah suatu keanehan, tiba-tiba saja lahir seekor Kerbau jantan bertan-
duk emas. Kerbau itu lahir dengan tanduk yang terbuat dari emas. Setelah Kerbau itu lahir, tiba-tiba saja ia langsung menjadi pemimpin
diantara ratusan Kerbau yang sudah ada sebelumnya. Kerbau yang lain pun tunduk dan patuh padanya. Suatu ketika, Kerbau tanduk
emas ini heran melihat Bujang Tuo, karena setiap pulang menjemput perbekalan, Bujang Tuo selalu terlihat sedih, hal ini menjadi tanda ta-
nya dihati Kerbau, hingga pada akhirnya Kerbau pun bertanya pada Bujang Tuo tentang apa yang sebenarnya telah terjadi. Bujang Tuo
pun menceritakan semua yang dialaminya pada si Kerbau, bahwa ia telah diperlakukan tidak wajar oleh sang datuak, karena maka-
nan-makanan yang selama ini diberikan datuak kepadanya sebagai upah mengembalai Kerbau adalah makanan yang sudah basi dan
tidak layak untuk dimakan. Mendengar semua itu, Kerbau tanduk emas pun marah dan langsung mengumpulkan seluruh anggotanya
untuk berunding.
Setelah perundingan selesai akhirnya kerbau-kerbau tersebut sepakat untuk tidak lagi menjadi binatang peliharaan Dt. Rang Kayo
Tangah, dan akhirnya kerbaukerbau tersebut bergerombolan lari me- ninggalkan tempat tersebut dengan tujuan pergi untuk selamanya.
Mereka lari ke arah danau Singkarak dan menghilang di dalam da- nau tersebut. Akhirnya datuak kehilangan ratusan ekor Kerbau milik-
inya. Konon menurut cerita jejak kerbau bertanduk emas itulah yang tinggal disebuah batu di Bukit Putu. Oleh karena itu masyarakat me-
namakan batu tersebut dengan nama batu jejak Kerbau.
75