Batu Prasasti Saruaso I-II a. Batu Prasasti Saruaso I

41 tingkah laku mereka, agar terciptanya rasa solidaritas sosial yang baik.

M. Batu Prasasti Kubu Rajo I-II a. Batu Prasasti Kubu Rajo I

Prasasti Kubu Rajo I berlokasi di Nagari Lima Kaum, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, terletak di pinggir jalan Batusangkar-Padang. Lokasi keberadaannya sekarang, telah dipagar dan dicungkup oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar pada tahun 1991 dengan nama kompleks Prasasti Kuburajo. Pada tahun 1987 Prasasti ini pernah hilan, tetapi setahun kemudian ditemukan kembali. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu yang mempunyai bentuk persegi empat pipih dengan ukuran tinggi 108 cm, lebar 30 cm 42 dan tebal 10 cm dalam posisi berdiri disangga penpang besi. Prasasti tersebut ditulis dalam huruf Jawa Kuno dengan Bahasa Sanskerta terdiri dari 16 baris tulisan. Isi yang termuat dalam Prasasti ini berupa suatu genealogis atau garis keturunan Raja Adityawarman. Pada baris kedua disebutkan seorang tokoh bernama Adwayawarman yang berputra raja Kanaka Medinindra. Penyebutan Kanaka Medini dapat disamakan dengan penyebutan Suwamna Bhumi dalam Prasasti Pagaruyung I, yang keduanya berarti bumitanah emas. Hal ini menunjukan bahwa Sumatera, khususnya Sumatera Barat pada masa itu kaya akan kandungan emas, sehingga Adityawarman perlu menyebut daerah tersebut dengan kerajaan Suwamna Bhumi atau Kanak Medini. Tokoh Adwayawarman atau ayah Adityawarman disebutkan pula dalam Prasasti Pagaruyung I, dan dapat dikatakan sebagai founding father yang tercatat dalam sejarah Sumatera Barat. Kalimat-kalimat Prasasti berikutnya merupakan puji-pujian terhadap Raja Adityawarman, yang dianggap pula sebagai keturunan dari Wangsa Kulisadhara. Kulisadhara merupakan nama lain dari Dewa Indra atau Dewa Matahari, seorang Dewa yang sangat dipuja oleh Adityawarman. Pemujaan terhadap Dewa Indra terlihat pula dalam tiga buah batu yang terdapat di sebelah timur Prasasti ini, berupa gambar matahari dengan berbagai variasinya pada masing- masing batu tersebut. Ketiga batu berhias tersebut melambangkan angka tahun, yang ternyata juga mengacu pada masa pemerintahan Adityawarman. Prasasti Kubu Rajo I berlokasi di Nagari Lima Kaum, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, yang terletak di pinggir jalan Batusangkar-Padang. Lokasi keberadaannya sekarang ini, telah dipagar oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar pada tahun 1991 dengan nama kompleks Prasasti Kuburajo. Pada tahun 1987 Prasasti ini pernah hilang, tetapi setahun kemudian 43 ditemukan kembali. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu yang mempunyai bentuk persegi empat pipih dengan ukuran tinggi 108 cm, lebar 30 cm dan tebal 10 cm dalam posisi berdiri yang disangga penopang besi. Prasasti tersebut ditulis dalam huruf Jawa Kuno dengan Bahasa Sanskerta terdiri dari 16 baris tulisan. Isi yang termuat dalam Prasasti ini berupa suatu genealogis atau garis keturunan Raja Adityawarman. Pada baris kedua disebutkan seorang tokoh bernama Adwayawarman yang berputra raja Kanaka Medinindra. Penyebutan Kanaka Medini dapat disamakan dengan penyebutan Suwamna Bhumi dalam Prasasti Pagaruyung I, yang keduanya berarti bumitanah emas. Hal itu menunjukan bahwa Sumatera, khususnya Sumatera Barat pada masa itu kaya akan kandungan emas, sehingga Adityawarman perlu menyebut daerah tersebut dengan kerajaan Suwamna Bhumi atau Kanak Medini. Tokoh Adwayawarman atau ayah Adityawarman disebutkan pula dalam Prasasti Pagaruyung I, dan dapat dikatakan sebagai founding father yang tercatat dalam sejarah Sumatera Barat. Kalimat-kalimat Prasasti berikutnya merupakan bentuk puji- pujian terhadap Raja Adityawarman, yang dianggap pula sebagai keturunan dari Wangsa Kulisadhara. Kulisadhara merupakan nama lain dari Dewa Indra atau Dewa Matahari, seorang Dewa yang sangat dipuja oleh Adityawarman. Pemujaan terhadap Dewa Indra terlihat pula dalam tiga buah batu yang terdapat di sebelah timur Prasasti ini, berupa gambar matahari dengan berbagai variasinya pada masing- masing batu tersebut. Ketiga batu berhias tersebut melambangkan angka tahun, yang ternyata juga mengacu pada masa pemerintahan Adityawarman. Mitos Batu Prasasti Kubu Rajo I ini berfungsi sebagai alat pendidikan bagi anak dan masyarakat Lima Kaum khususnya. Sampai sekarang mitos ini masih memenuhi fungsi pendidikan