Batu Arca Dada Wanita

43 ditemukan kembali. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu yang mempunyai bentuk persegi empat pipih dengan ukuran tinggi 108 cm, lebar 30 cm dan tebal 10 cm dalam posisi berdiri yang disangga penopang besi. Prasasti tersebut ditulis dalam huruf Jawa Kuno dengan Bahasa Sanskerta terdiri dari 16 baris tulisan. Isi yang termuat dalam Prasasti ini berupa suatu genealogis atau garis keturunan Raja Adityawarman. Pada baris kedua disebutkan seorang tokoh bernama Adwayawarman yang berputra raja Kanaka Medinindra. Penyebutan Kanaka Medini dapat disamakan dengan penyebutan Suwamna Bhumi dalam Prasasti Pagaruyung I, yang keduanya berarti bumitanah emas. Hal itu menunjukan bahwa Sumatera, khususnya Sumatera Barat pada masa itu kaya akan kandungan emas, sehingga Adityawarman perlu menyebut daerah tersebut dengan kerajaan Suwamna Bhumi atau Kanak Medini. Tokoh Adwayawarman atau ayah Adityawarman disebutkan pula dalam Prasasti Pagaruyung I, dan dapat dikatakan sebagai founding father yang tercatat dalam sejarah Sumatera Barat. Kalimat-kalimat Prasasti berikutnya merupakan bentuk puji- pujian terhadap Raja Adityawarman, yang dianggap pula sebagai keturunan dari Wangsa Kulisadhara. Kulisadhara merupakan nama lain dari Dewa Indra atau Dewa Matahari, seorang Dewa yang sangat dipuja oleh Adityawarman. Pemujaan terhadap Dewa Indra terlihat pula dalam tiga buah batu yang terdapat di sebelah timur Prasasti ini, berupa gambar matahari dengan berbagai variasinya pada masing- masing batu tersebut. Ketiga batu berhias tersebut melambangkan angka tahun, yang ternyata juga mengacu pada masa pemerintahan Adityawarman. Mitos Batu Prasasti Kubu Rajo I ini berfungsi sebagai alat pendidikan bagi anak dan masyarakat Lima Kaum khususnya. Sampai sekarang mitos ini masih memenuhi fungsi pendidikan 44 untuk mengenal sejarah, maka banyak pelajaran yang bisa diambil dari keberadaannya mitos ini.

b. Batu Prasasti Kubu Rajo II

Prasasti Kubu Rajo II ini disebut pula dengan namanya Prasasti Surya, karena Prasasti ini ditulis di sekeliling gambarpahatan matahari Surya, yang diletakan di bagian tengah batu. Hiasan mataharinya ini dilengkapi dengan sebuah bagun empat persegi di dalam lingkaran, dan empat buah bajra tambang kilat di luar gambar lingkaran. Prasasti ini dituliskan pada sebuah batu yang berukuran tinggi 145 cm, lebarnya 93 cm, dan tebalnya 84 cm yang berbentuk persegi dengan bagian atas atau setengah lingkaran. Tulisan yang terdapat di sekeliling lingkaran itu relatif sudah cukup alus, khususnya di ketiga sisi kanan, kiri, dan bawah lingkaran. Prasasti ini menggunakan huruf Jawa Kuno yang bahasanya campuran Sanskerta dan Jawa Kuno, terdiri dari delapan baris tulisan. Tulisan pada bagian atas masih cukup baik, tetapi pembacaan yang dilakukan tidak menemukan arti secara keseluruhan. Beberapa kata