Batu Sasayangan BP-EB-PRM-02 - Repositori Universitas Andalas BP EB PRM 02

56 beras untuk sumber makan Datuak yang tigo Luak itu. Demikianlah mitos Batu Lasuang Tingga, yang berfungsi sebagai wujud upaya kognitif masyarakat Pariangan dalam mengatasi problematik kultural yang mereka temui di lingkungan alam sekitarnya.

V. Batu Sandaran Balai Saruang

Batu ini adalah batu sandaran yang ada di Balai Saruang Pariangan, batu ini dulunya dipergunakan untuk tempat berunding dan bermusyawarah bagi orang tua-tua dulunya. Sekarang tempat ini sudah tinggal begitu saja, kurang terawatnya lokasi tempat batu ini sekarang. Batu ini adalah batu sandaran yang ada di Balai Saruang Pariangan, batu ini dulunya dipergunakan untuk tempat berunding dan bermusyawarah bagi masyarakat dulunya. Sekarang tempat ini sudah tinggal begitu saja, kurang terawatnya lokasi tempat batu ini sekarang. Dari uraian di atas, dapatlah diketahui bahwa fungsi mitos Batu Sandaran Balai Saruang dapat ditafsirkan sebagai sebuah proyeksi dari realitas sehari-hari masyarakat Pariangan. Melalui mitos ini sesunguhnya berupaya memproyeksikan keinginan dan angan- 57 angan mereka yang sejak dahulu, menginginkan suatu kehidupan yang damai, tentram serta diberkahi oleh sang pencipta. Masyarakat nagari ini sebenarnya mengharapkan suatu tatanan kehidupan pribadi dan sosial yang diwarnai oleh nuansa keagamaan.

W. Batu Batikam Kuburan Panjang

Batu ini adalah Batu Batikam yang ditikam oleh Datuak Suri Dirajo, ditikam dengan kerisnya yang banamo Tumpu Arca. Batu ini sekarang berada di komplek situs Kuburan Panjang. Batu ini adalah Batu Batikam yang ditikam oleh Datuak Suri Dirajo, yang ditikam mengunakan kerisnya yang bernama Tumpu Arca. Batu ini sekarang berada di komplek situs Kuburan Panjang, makanya itulah batu itu bernama Batu Batikam Kuburan Panjang. Fungsi dari mitos Batu Batikam Kuburan Panjang ini bagi masyarakat tradisional pendukungnya, merupakan suatu cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan cerita itu menjadi milik mereka bersama yang berharga. Mitos Batu Batikam Kuburan Panjang, menciptakan suatu sejarah atau peristiwa yang dianggapnya suci yang terjadi pada waktu masa lalu. 58

X. Batu Sandaran Tigo Datuak

Batu ini adalah batu tempat duduk sekalian bersandar Datuak yang bertiga, yaitu Datuak Katumangguangan, Datuak Parpatiah Nan Sabatang, dan Datuak Suri Dirajo. Batu ini berada di lokasi komplek kuburan Panjng, yang tampeknyo dibalakang kuburan itu arah tampek gerbang masuak. Batu ini adalah batu sandaran tempat duduk Datuak yang bertiga ketika ada upacara adat dan juga musyawarah ketika dulunya. Datuak yang bertiga itu yaitu Datuak Katumangguangan, Datuak Parpatiah Nan Sabatang, dan Datuak Suri Dirajo. Batu ini berada di lokasi komplek Kuburan Panjang, yang tempatnya dibalakang kuburan itu dari arah tempat gerbang masuk. Fungsi akan Mitos Batu Sandaran Tigo Datuak, bukan sekedar cerita tanpa arti atau sekedar kisah di masa lalu. Lebih dari itu, mitos Batu Sandaran Tigo Datuak bagi masyarakat Pariangan berfungsi sabagai media penyampaian pesan atau ungkapan simbolis dari konlik-konlik yang tidak mampu terpecahkan oleh masyarakat Pariangan di masa lalu. Oleh karena itu, mitos ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman bagi kita untuk mengintip budaya masyarakat Pariangan masa