Antu Bisiak BP-EB-PRM-02 - Repositori Universitas Andalas BP EB PRM 02
72
ia hanya dirumah. Kemudian ada seorang pemuda dari Nagari Sung- ai Tarab yang bernama Incek Malin, hari-hari Incek Malin ini bekerja
sebagai penangkap burung mamukek buruang. Konon menurut ceri- ta, pada suatu hari Incek malin pergi menangkap burung ke daerah
Pabalutan, tepatnya dibukit Shaduali yang berada di jorong Pabalu- tan, Nagari Rambatan.
Sesampai di Pabalutan, Incek malin bertemu dengan seorang wanita cantik yang sedang bersantai di atas anjungan rumahnya, wa-
nita itulah yang bernama Dayang Omeh. Tidak lama kemudian Incek Malin kembali malanjutkan perjalanannya menuju bukit Shaduali
untuk melanjutkan tujuan awalnya yaitu menangkap burung. Untuk menuju bukit Shaduali, Incek Malin harus terlebih dahulu melewati
rumah Dayang Omeh. Akhirnya karena terlalu sering berjumpa me- reka pun akhirnya saling jatuh cinta, hari demi hari mereka selalu
bersama, bahkan mereka pun sempat berjanji akan sehidup semati selamanya.
Setelah lama menjalin hubungan, akhirnya si Dayang Omeh membicarakan hubungannya dengan Incek Malin kepada keluar-
ganya, tetapi ternyata keluarga Dayang omeh tidak menyetujui hu- bungan mereka, karena Incek Malin berasal dari keluarga miskin
yang hanya bekerja sebagai penangkap burung. Sehingga hubung- an mereka pun akhirnya tidak direstui oleh keluarga Dayang Omeh.
Keluarga Dayang Omeh berusaha untuk melarang Dayang Omeh agar tidak bertemu lagi dengan Incek Malin. Beberapa waktu kemu-
dian Dayang Omeh pun akhirnya jatuh sakit, dalam sakit Dayang Omeh berpesan pada kedua orang tuanya, yaitu apabila dia mening-
gal, kuburkanlah ia dipuncak bukit Shaduali, agar makamnya bisa terlihat dari Nagari Sungai Tarab oleh kekasihnya Incek Malin.
Tidak lama kemudian, Dayang Omeh pun akhirnya meninggal dunia, dan sesuai amanat yang disampaikan sebelumnya, akhirnya
keluarganya pun membawa jenazah Dayang Omeh ke puncak bukit
73
Shaduali, untuk dimakamkan di sana. Sewaktu acara pemakaman berlangsung, terlihatlah oleh Incek Malin suatu keramaian dipuncak
bukit Shaduali, karena rasa keingin tahuannya akhirnya Incek Ma- lin pun langsung berangkat ke bukit Shaduali dengan mengendarai
seekor kuda. Sesampai dilokasi, ternyata keramaian yang dilihatnya adalah penyelenggaraan jenazah kekasihnya si Dayang Omeh. Incek
Malin pun merasa terpukul, dan sedih atas kejadian yang baru saja dilihatnya, Teringat olehnya janji yang pernah mereka ucapkan ber-
sama. Akhirnya sewaktu pemakaman dimulai, Incek Malin turun ke dalam makam yang telah dibuat sebelumnya dengan tujuan ikut me-
nyambut jenazah kekasihnya.
Setelah jenazah dimasukan ke dalam liang kubur, Incek Ma- lin secara tiba-tiba mencabut pisau yang selalu dibawa kemanapun
dia pergi, kemudian pisau itu ditusukannya pada bagian dadanya sendiri, sehingga Incek Malin pun akhirnya juga meninggal dunia,
dan jenazahnya pun dikuburkan bersamaan dengan kekasihnya da- lam satu liang kubur. Namun tidak lama kemudian, terjadilah suatu
keanehan pada makam tersebut, tiba-tiba batu nisan yang ada pada makam mereka semakin hari semakin tumbuh besar, ibarat sebuah
pohon kayu yang sedang mengalami pertumbuhan. Begitulah akhir cerita cinta sejati Dayang Omeh dan Incek Malin yang penulis dapati
saat melakukan penelitian.