Batu Tigo Luak BP-EB-PRM-02 - Repositori Universitas Andalas BP EB PRM 02

58

X. Batu Sandaran Tigo Datuak

Batu ini adalah batu tempat duduk sekalian bersandar Datuak yang bertiga, yaitu Datuak Katumangguangan, Datuak Parpatiah Nan Sabatang, dan Datuak Suri Dirajo. Batu ini berada di lokasi komplek kuburan Panjng, yang tampeknyo dibalakang kuburan itu arah tampek gerbang masuak. Batu ini adalah batu sandaran tempat duduk Datuak yang bertiga ketika ada upacara adat dan juga musyawarah ketika dulunya. Datuak yang bertiga itu yaitu Datuak Katumangguangan, Datuak Parpatiah Nan Sabatang, dan Datuak Suri Dirajo. Batu ini berada di lokasi komplek Kuburan Panjang, yang tempatnya dibalakang kuburan itu dari arah tempat gerbang masuk. Fungsi akan Mitos Batu Sandaran Tigo Datuak, bukan sekedar cerita tanpa arti atau sekedar kisah di masa lalu. Lebih dari itu, mitos Batu Sandaran Tigo Datuak bagi masyarakat Pariangan berfungsi sabagai media penyampaian pesan atau ungkapan simbolis dari konlik-konlik yang tidak mampu terpecahkan oleh masyarakat Pariangan di masa lalu. Oleh karena itu, mitos ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman bagi kita untuk mengintip budaya masyarakat Pariangan masa 59 lampau pencipta mitos. Kalau pun sekarang persepsi masyarakat Pariangan terhadap Batu Sandaran Tigo Datuak telah berubah.

Y. Batu Menhir Kuburan Panjang

Batu ini adalah batu nisan di Kuburan Panjang, batu ini disebut batu menhir Kuburan Panjang. Dulu pernah ada kejadian ketika musibah, batu itu bergoyang sendirinya. Bagi masyarakat itu dijadikan sekarang ini sebagai pertanda kok bergoyangnya sendiri batu itu, berarti akan ada musibah yang datang dalam waktu dekat. Batu ini adalah batu nisan di Kuburan Panjang, batu ini disebut batu menhir Kuburan Panjang. Dulu pernah ada kejadian aneh, batu itu bergoyang sendirinya ketika akan ada musibah dulunya. Bagi masyarakat itu dijadikan sekarang ini sebagai pertanda, jika bergoyangnya sendiri batu itu, berarti akan ada musibah yang akan datang dalam waktu dekat. Mitos tersebut berkaitan dengan kepercayaan dan para leluhur sehingga masyarakat Pariangan sangat mempercayainya. Dari sinilah mitos tersebut masih dipercayai oleh masyakat Pariangan dan akan sulit hilang dari ingatan masyarakat tersebut. Walaupun tidak memiliki bukti yang nyata, tetapi mereka pernah mengalami hal tersebut bahkan sampai sekarang ini pun masih mempercayainya.