Batu Prasasti Pariangan BP-EB-PRM-02 - Repositori Universitas Andalas BP EB PRM 02

55 tersebut.

U. Batu Lasuang Tingga

Batu ini adalah batu lasuang yang dulunya batu ini tempat menumbuk beras sawah satampang baniah yang sumber makan bagi Datuak yang batigo dulunyo. Sekarang batu ini tidak dipergunakan lagi seperti dulunya. Batu lasuang ini banyak ditemukan setiap rumah di Pariangan khususnya, karena batu ini adalah tepat menumbuk beras bagi orang dulunya. Tapi batu yang satu ini masyarakat meyakini mitosnya batu lasuang yang satu ini adalah batu yang digunakan untuk menumbuk beras untuk sumber makan Datuak yang 3 Luak itu. Batu ini adalah batu lasuang yang dulunya batu ini tempat menumbuk beras hasil panen dari sawah gadang satampang baniah yang merupakan sumber makanan bagi Datuak yang batigo dulunyo. Sekarang batu ini tidak dipergunakan lagi seperti dulunya. Batu lasuang ini banyak ditemukan di setiap rumah di Pariangan khususnya, karena batu ini adalah tepat menumbuk beras bagi orang dulunya. Tapi batu yang satu ini masyarakat meyakini mitosnya batu lasuang yang satu ini adalah batu yang digunakan untuk menumbuk 56 beras untuk sumber makan Datuak yang tigo Luak itu. Demikianlah mitos Batu Lasuang Tingga, yang berfungsi sebagai wujud upaya kognitif masyarakat Pariangan dalam mengatasi problematik kultural yang mereka temui di lingkungan alam sekitarnya.

V. Batu Sandaran Balai Saruang

Batu ini adalah batu sandaran yang ada di Balai Saruang Pariangan, batu ini dulunya dipergunakan untuk tempat berunding dan bermusyawarah bagi orang tua-tua dulunya. Sekarang tempat ini sudah tinggal begitu saja, kurang terawatnya lokasi tempat batu ini sekarang. Batu ini adalah batu sandaran yang ada di Balai Saruang Pariangan, batu ini dulunya dipergunakan untuk tempat berunding dan bermusyawarah bagi masyarakat dulunya. Sekarang tempat ini sudah tinggal begitu saja, kurang terawatnya lokasi tempat batu ini sekarang. Dari uraian di atas, dapatlah diketahui bahwa fungsi mitos Batu Sandaran Balai Saruang dapat ditafsirkan sebagai sebuah proyeksi dari realitas sehari-hari masyarakat Pariangan. Melalui mitos ini sesunguhnya berupaya memproyeksikan keinginan dan angan-