55
tersebut.
U. Batu Lasuang Tingga
Batu ini adalah batu lasuang yang dulunya batu ini tempat menumbuk beras sawah satampang baniah yang sumber makan bagi
Datuak yang batigo dulunyo. Sekarang batu ini tidak dipergunakan lagi seperti dulunya. Batu lasuang ini banyak ditemukan setiap rumah
di Pariangan khususnya, karena batu ini adalah tepat menumbuk beras bagi orang dulunya. Tapi batu yang satu ini masyarakat
meyakini mitosnya batu lasuang yang satu ini adalah batu yang digunakan untuk menumbuk beras untuk sumber makan Datuak
yang 3 Luak itu.
Batu ini adalah batu lasuang yang dulunya batu ini tempat menumbuk beras hasil panen dari sawah gadang satampang
baniah yang merupakan sumber makanan bagi Datuak yang batigo dulunyo. Sekarang batu ini tidak dipergunakan lagi seperti dulunya.
Batu lasuang ini banyak ditemukan di setiap rumah di Pariangan khususnya, karena batu ini adalah tepat menumbuk beras bagi orang
dulunya. Tapi batu yang satu ini masyarakat meyakini mitosnya batu lasuang yang satu ini adalah batu yang digunakan untuk menumbuk
56
beras untuk sumber makan Datuak yang tigo Luak itu. Demikianlah mitos Batu Lasuang Tingga, yang berfungsi
sebagai wujud upaya kognitif masyarakat Pariangan dalam mengatasi problematik kultural yang mereka temui di lingkungan
alam sekitarnya.
V. Batu Sandaran Balai Saruang
Batu ini adalah batu sandaran yang ada di Balai Saruang Pariangan, batu ini dulunya dipergunakan untuk tempat berunding
dan bermusyawarah bagi orang tua-tua dulunya. Sekarang tempat ini sudah tinggal begitu saja, kurang terawatnya lokasi tempat batu
ini sekarang. Batu ini adalah batu sandaran yang ada di Balai Saruang Pariangan, batu ini dulunya dipergunakan untuk tempat berunding
dan bermusyawarah bagi masyarakat dulunya. Sekarang tempat ini sudah tinggal begitu saja, kurang terawatnya lokasi tempat batu ini
sekarang.
Dari uraian di atas, dapatlah diketahui bahwa fungsi mitos Batu Sandaran Balai Saruang dapat ditafsirkan sebagai sebuah proyeksi
dari realitas sehari-hari masyarakat Pariangan. Melalui mitos ini sesunguhnya berupaya memproyeksikan keinginan dan angan-