54
T. Batu Tigo Luak
Batu Tigo Luak, batu yang asal namanya Luhak Nan Tigo di Minangkabau dulunya salah satu bukti asal namanya dari daerah
Pariangan tigo Luak ini. Maksudnya tiga Luhak artinya, Luhak Nan Tigo. Jadi yang bertiga Luhak itu adalah pemimpinnya, yaitu Datuak
Parpatiah Nan Sabatang kapalo arak ka Luhak Tanah Data, Datuak Katumangguangan kapalo arak ka Luhak Agam, Datuak Sri Maharajo
Dijaro pemimpin kaumnya ke Luhak Lima Puluh Kota.
Mitos Batu Tigo Luak, merupakan asal namanya Luhak Nan Tigo di Minangkabau. Salah satu buktinya dari Batu Tigo Luak ini,
daerah Pariangan yang merupakan asal dari ketiga luhak itu. Tiga Luhak artinya, Luhak Nan Tigo. Jadi yang bertiga Luhak itu adalah
pemimpinnya, yaitu Datuak Parpatiah Nan Sabatang kapalo arak ka Luhak Tanah Datar, Datuak Katumangguangan kapalo arak ka
Luhak Agam, Datuak Suri Dirajo pemimpin kaumnya ke Luhak Lima Puluh Kota.
Melalui fakta budaya, fungsi dari mitos Batu Tigo Luak tersebut, sudah pasti akan pentingnya mendiskripsikan kondisi sosial budaya
masyarakat pendukung mitos masa lampau, dalam konteks ini adalah kepercayaan masyarakat Pariangan masa lalu dalam memaknai batu
55
tersebut.
U. Batu Lasuang Tingga
Batu ini adalah batu lasuang yang dulunya batu ini tempat menumbuk beras sawah satampang baniah yang sumber makan bagi
Datuak yang batigo dulunyo. Sekarang batu ini tidak dipergunakan lagi seperti dulunya. Batu lasuang ini banyak ditemukan setiap rumah
di Pariangan khususnya, karena batu ini adalah tepat menumbuk beras bagi orang dulunya. Tapi batu yang satu ini masyarakat
meyakini mitosnya batu lasuang yang satu ini adalah batu yang digunakan untuk menumbuk beras untuk sumber makan Datuak
yang 3 Luak itu.
Batu ini adalah batu lasuang yang dulunya batu ini tempat menumbuk beras hasil panen dari sawah gadang satampang
baniah yang merupakan sumber makanan bagi Datuak yang batigo dulunyo. Sekarang batu ini tidak dipergunakan lagi seperti dulunya.
Batu lasuang ini banyak ditemukan di setiap rumah di Pariangan khususnya, karena batu ini adalah tepat menumbuk beras bagi orang
dulunya. Tapi batu yang satu ini masyarakat meyakini mitosnya batu lasuang yang satu ini adalah batu yang digunakan untuk menumbuk