44
untuk  mengenal  sejarah,  maka  banyak  pelajaran  yang  bisa  diambil dari keberadaannya mitos ini.
b. Batu Prasasti Kubu Rajo II
Prasasti Kubu Rajo II ini disebut pula dengan namanya Prasasti Surya,  karena  Prasasti  ini  ditulis  di  sekeliling  gambarpahatan
matahari Surya, yang diletakan di bagian tengah batu. Hiasan mataharinya ini dilengkapi dengan sebuah bagun empat
persegi  di  dalam  lingkaran,  dan  empat  buah  bajra  tambang  kilat di  luar  gambar  lingkaran.  Prasasti  ini  dituliskan  pada  sebuah  batu
yang berukuran tinggi 145 cm, lebarnya 93 cm, dan tebalnya 84 cm yang berbentuk persegi dengan bagian atas atau setengah lingkaran.
Tulisan yang terdapat di sekeliling lingkaran itu relatif sudah cukup alus,  khususnya  di  ketiga  sisi  kanan,  kiri,  dan  bawah  lingkaran.
Prasasti  ini  menggunakan  huruf  Jawa  Kuno  yang  bahasanya campuran Sanskerta dan Jawa Kuno, terdiri dari delapan baris tulisan.
Tulisan pada bagian atas masih cukup baik, tetapi pembacaan yang dilakukan tidak menemukan arti secara keseluruhan. Beberapa kata
45
yang berhasil dibaca antara lain “rama” baris pertama, yang artinya ketua  desa  atau  mungkin  dapat  berarti  yang  lain  sesuai  dengan
konteks  kalimatnya.  Pembacaan  pada  baris  kedua  menghasilkan kata “puri” dan “sthana” yang berarti tempat peristirahatan di istana
dan pada baris terakhir ditemukan kata “srima…” yang merupakan penggalan dari kata Sri Maharaja, sedangkan tulisan yang lain tidak
terbaca karena alus.
Prasasti ini bentuknya tidak berangka tahun, namun berdasrkan perbandingan paleograis dengan Prasasti lain yan berangka tahun.
Dapat  diperkirakan  Prasasti  ini  berasa  dari  maso  Adityawarman. Prasasti  Kubu  Rajo  II  ini  disebut  pula  dengan  namanya  Prasasti
Surya,  karena  Prasasti  ini  ditulis  di  sekeliling  gambarpahatan matahari  Surya,  yang  diletakan  di  bagian  tengah  batu  tersebut.
Hiasan  mataharinya  ini  dilengkapi  dengan  sebuah  bentuk  empat persegi di dalam lingkaran, dan empat buah bajra tambang kilat di
luar gambar lingkaran.
Prasasti ini dituliskan pada sebuah batu yang berukuran tinggi 145 cm, lebarnya 93 cm, dan tebalnya 84 cm. yang berbentuk persegi
dengan bagian atas atau setengah lingkaran. Tulisan yang terdapat di sekeliling lingkaran itu relatif sudah cukup alus, khususnya di ketiga
sisi kanan, kiri, dan bawah lingkaran. Prasasti ini menggunakan huruf Jawa  Kuno  yang  bahasanya  campuran  Sanskerta  dan  Jawa  Kuno,
terdiri  dari  delapan  baris  tulisan.  Tulisan  pada  bagian  atas  masih cukup baik, tetapi pembacaan yang dilakukan tidak menemukan arti
secara  keseluruhan.  Beberapa  kata  yang  berhasil  dibaca  antara  lain “rama” baris pertama, yang artinya ketua desa atau mungkin dapat
berarti yang lain sesuai dengan konteks kalimatnya. Pembacaan pada baris  kedua  menghasilkan  kata  “puri”  dan  “sthana”  yang  berarti
tempat  peristirahatan  di  istana  dan  pada  baris  terakhir  ditemukan kata “srima…” yang merupakan penggalan dari kata Sri Maharaja,
sedangkan tulisan yang lain tidak terbaca karena alus.