50
Batu Batikam Kubu Rajo berfungsi sebagai fakta sosial yang harus diperlukan menjadi bagian kebudayaan manusia yang penting untuk
diteliti guna membantu membongkar kebudayaan masyarakat Lima Kaum.
Q. Batu Sandaran Nan Salapan
Batu Sandaran Nan salapan ini merupakan batu tempat duduk dan bersandarnya bagi kepala Suku dulunya ketika sewaktu
melakukan musyawarah dan mufakat di Pariangan ini. Batu ini asal namanya dari fungsinya masa dahulu, Batu Sandaran Nan Salapan ini
dulunya berfungsi sebagi tempat duduk dan bersandarnya delapan kepala Suku dulunya di Nagari Tuo Pariangan ini. Batu ini lokasinya
ada di kompleks Kuburan Panjang Pariangan.
Mitos Batu Sandaran Nan Salapan, bagi masyakat Pariangan berfungsi sebagai cerita tentang peristiwa masa lalu yang
mengandung kualitas sakral yang penyampaiannya dalam bentuk simbolis. Peristiwa-peristiwa di dalam mitos Batu Sandaran Nan
Salapan dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang masyarakat Pariangan.
Batu sandara yang delapan ini merupakan batu sandaran ketika dahulunya sewaktu melakukan musyawarah dan mufakat
51
bagi kapalo suku di Pariangan ini. Batu ini dulunya berfungsi sebagi tempat duduk dan bersandarnya para 8 kepala suku dulunya di
nagari tuo Pariangan ini. Batu ini lokasinya ada di kompleks Kuburan Panjang Paringan.
R. Batu Prasasti Pariangan
Batu ini adalah Batu Basureknya Pariangan. Apa isi dan makna dari tulisan yang tersurat di batu itu, sampai kini belum bisa
dipastikan apa cerita aslinya. Hal ini disebabkan karena tulisan di batu ini memakai tulisan Hindu Buddha semasa dahulunya, sekarang
tulisan di batu ini sudah tidak jelas lagi.
Batu Prasasti Pariangan ini, selain nama lainnya Batu Basurek, batu ini juga ceritanya banyak versi, ada yang menyebutkan batu ini
adalah batu 3 Luak, ada pula batu Tungku Tigo Sajarangan. Batu ini adalah Batu Basureknya Pariangan. Isi dan maknanya dari tulisan
yang tersurat di batu itu, sampai kini belum bisa dipastikan apa cerita aslinya.
Hal ini disebabkan karena tulisan di batu ini memakai tulisan
52
Hindu Buddha semasa dahulunya, sekarang tulisan di batu ini sudah tidak jelas lagi. Batu Prasasti Paringan ini, selain nama lainnya Batu
Basurek, batu ini juga ceritanya banyak versi, ada yang menyebutkan batu ini adalah Batu Tigo Luak, ada pula Batu Tungku Tigo Sajarangan.
Mitos Batu Prasasti Pariangan, berfungsi bukan sekedar penjelasan dalam suatu kepuasan, tetapi suatu kisah kebangkitan
kenyataan yang diceritakan untuk memunuhi tuntutan-tuntutan religius yang terdalam, hasrat-hasrat dan dorongan moral,
kepatuhan-kepatuhan sosial, pernyataan-pernyataan yang bernilai positif dan bahkan kebutuhan praktis. Dalam masyarakat Pariangan
yang bersahaja mitos Batu Prasasti Pariangan mempunyai fungsi hakiki yakni menggambarkan, memperkuat, dan mengintensifkan
serta mencatat keyakinan-keyakinan. Mitos Batu Prasasti Pariangan memberikan kekuatan moralitas bagi kehidupan manusia.
Demikianlah mitos Batu Prasasti Pariangan, merupakan suatu unsur yang amat penting dalam peradaban manusia, ia bukanlah cerita
yang tanpa arti, tetapi suatu kekuatan aktif yang hidup.
S. Batu Sasayangan