Batu Kura-Kura BP-EB-PRM-02 - Repositori Universitas Andalas BP EB PRM 02

50 Batu Batikam Kubu Rajo berfungsi sebagai fakta sosial yang harus diperlukan menjadi bagian kebudayaan manusia yang penting untuk diteliti guna membantu membongkar kebudayaan masyarakat Lima Kaum.

Q. Batu Sandaran Nan Salapan

Batu Sandaran Nan salapan ini merupakan batu tempat duduk dan bersandarnya bagi kepala Suku dulunya ketika sewaktu melakukan musyawarah dan mufakat di Pariangan ini. Batu ini asal namanya dari fungsinya masa dahulu, Batu Sandaran Nan Salapan ini dulunya berfungsi sebagi tempat duduk dan bersandarnya delapan kepala Suku dulunya di Nagari Tuo Pariangan ini. Batu ini lokasinya ada di kompleks Kuburan Panjang Pariangan. Mitos Batu Sandaran Nan Salapan, bagi masyakat Pariangan berfungsi sebagai cerita tentang peristiwa masa lalu yang mengandung kualitas sakral yang penyampaiannya dalam bentuk simbolis. Peristiwa-peristiwa di dalam mitos Batu Sandaran Nan Salapan dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang masyarakat Pariangan. Batu sandara yang delapan ini merupakan batu sandaran ketika dahulunya sewaktu melakukan musyawarah dan mufakat 51 bagi kapalo suku di Pariangan ini. Batu ini dulunya berfungsi sebagi tempat duduk dan bersandarnya para 8 kepala suku dulunya di nagari tuo Pariangan ini. Batu ini lokasinya ada di kompleks Kuburan Panjang Paringan.

R. Batu Prasasti Pariangan

Batu ini adalah Batu Basureknya Pariangan. Apa isi dan makna dari tulisan yang tersurat di batu itu, sampai kini belum bisa dipastikan apa cerita aslinya. Hal ini disebabkan karena tulisan di batu ini memakai tulisan Hindu Buddha semasa dahulunya, sekarang tulisan di batu ini sudah tidak jelas lagi. Batu Prasasti Pariangan ini, selain nama lainnya Batu Basurek, batu ini juga ceritanya banyak versi, ada yang menyebutkan batu ini adalah batu 3 Luak, ada pula batu Tungku Tigo Sajarangan. Batu ini adalah Batu Basureknya Pariangan. Isi dan maknanya dari tulisan yang tersurat di batu itu, sampai kini belum bisa dipastikan apa cerita aslinya. Hal ini disebabkan karena tulisan di batu ini memakai tulisan 52 Hindu Buddha semasa dahulunya, sekarang tulisan di batu ini sudah tidak jelas lagi. Batu Prasasti Paringan ini, selain nama lainnya Batu Basurek, batu ini juga ceritanya banyak versi, ada yang menyebutkan batu ini adalah Batu Tigo Luak, ada pula Batu Tungku Tigo Sajarangan. Mitos Batu Prasasti Pariangan, berfungsi bukan sekedar penjelasan dalam suatu kepuasan, tetapi suatu kisah kebangkitan kenyataan yang diceritakan untuk memunuhi tuntutan-tuntutan religius yang terdalam, hasrat-hasrat dan dorongan moral, kepatuhan-kepatuhan sosial, pernyataan-pernyataan yang bernilai positif dan bahkan kebutuhan praktis. Dalam masyarakat Pariangan yang bersahaja mitos Batu Prasasti Pariangan mempunyai fungsi hakiki yakni menggambarkan, memperkuat, dan mengintensifkan serta mencatat keyakinan-keyakinan. Mitos Batu Prasasti Pariangan memberikan kekuatan moralitas bagi kehidupan manusia. Demikianlah mitos Batu Prasasti Pariangan, merupakan suatu unsur yang amat penting dalam peradaban manusia, ia bukanlah cerita yang tanpa arti, tetapi suatu kekuatan aktif yang hidup.

S. Batu Sasayangan