18 minat dan dorongan untuk mengahasilkan sesuatu hilang.
Dengan demikian kelelahan mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai
terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
2 Faktor-faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu:
a Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga. b
Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa yang meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
19 Sehingga dalam proses belajar siswa terdapat banyak faktor
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor dari dalam diri siswa maupun dari luar tersebut yang nantinya akan menentukan apakah
proses belajar dapat menghasilkan suatu perubahan ataupun tidak pada siswa.
2. Kajian tentang Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Purwanto 2010: 42 hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses
pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil
belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu.
Dimyati dan Mudjiono 2012: 250-251 mengungkapakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu
sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari
sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan,
20 sikap, dan keterampilan Oemar Hamalik, 2007: 30. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu
menjadi tahu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari
materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan menuju pada perubahan positif.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Nana Sudjana 2000: 39-40 mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal
yang berasal dari siswa tersebut, dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa tersebut. Faktor dari dalam diri siswa adalah
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Selain
kemampuan siswa, terdapat faktor lain yang berpengaruh yaitu motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar. Sedangkan
faktor dari luar siswa seperti lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Moh. Uzer Usman 2002: 10, yaitu:
21 1
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri internal a
Faktor jasmani fisiologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini adalah panca indera
yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan bagian tubuh yang tidak
sempurna. b
Faktor psikologi yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yakni faktor intelektif yaitu faktor kecerdasan dan bakat serta
faktor kecakapan yaitu prestasi yang dimiliki, dan faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat dan kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian psikis.
2 Faktor yang berasal dari luar eksternal
a Faktor sosial yang berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok. b
Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
c Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah dan fasilitas
belajar. d
Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. Dapat diambil kesimpulan faktor yang mempengaruhi hasil belajar
berasal dari dalam dan dari luar siswa yang melaksanakan evaluasi
22 pembelajaran. Faktor tersebut sebagai tolak ukur siswa sudah
menguasai materi pembelajaran atau belum.
B. Kajian tentang Kesulitan Belajar
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris
learning disability
. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena
learning
artinya belajar dan
disability
artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan
belajar Mulyono Abdurrahman, 2003: 6. Orang sering keliru membedakan antara kesulitan belajar
learning disability
, lambat belajar
slow learner
, dan tunagrahita
mentally retarded, intellectual disability
. Kesulitan belajar merupakan terjemahan yang kurang tepat dari
learning disability
tetapi sering digunakan karena istilah tersebut lebih prospektif. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang
digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Pada tahun 1963 Samuel A. Kirk untuk pertama kali
menyarankan penyatuan nama-nama gangguan pada anak-anak seperti disfungsi minimal otak
minimal brain dysfunction
, gangguan neurologis
neurological disorders
, disleksia
dyslexia
, dan afasia perkembangan
development aphasia
. Seperti yang dikemukakan oleh Wahyu Sri Ambar Arum 2005: 13 bahwa kesulitan belajar adalah satu gangguan dalam satu
atau lebih dari proses psikologis yang disebabkan adanya suatu disfungsi neurologis
sehingga menyebabkan
siswa dengan
keterbatasan
23 keterampilan kognitif dan umumnya ditampakkan pada kekurangan dalam
bidang akademik atau dalam keterampilan-keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara, atau berpikir. Pendapat
tersebut sejalan dengan pengertian kesulitan belajar yang dikemukakan oleh Mulyadi 2008: 6 bahwa kesulitan belajar dapat diartikan sebagai
suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini
mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis
dalam keseluruhan proses belajar. Anak berkesulitan belajar tidak dapat disamakan dengan tunagrahita,
gangguan emosional, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan atau kemsikinan budaya atau sosial. Meskipun terdapat perbedaan dari
beberapa definisi yang telah dikemukakan, ada titik persamaan yaitu pada kemungkinan adanya disfungsi neurologis, kesulitan dalam tugas-tugas
akademik, dan prestasi belajar yang jauh di bawah kapasitas atau potensi, dan pemisahan dari sebab-sebab lain. Menurut Sunaryo Kartadinata 1996:
159 definisi-definisi kesulitan belajar yang dikemukakan para ahli menunjukkan bahwa
learning disability
tidak digolongkan ke dalam salah satu keluarbiasaan melainkan merupakan kelompok tersendiri.
Kesulitan belajar lebih didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori, maupun ekspresif di dalam proses belajar. Gangguan
ini bisa terjadi di dalam berbagai tingkat kecerdasan, namun kesulitan