5.2 Tingkat Produksi Kopi di Daerah Penelitian
Produksi kopi di daerah penelitian yakni di desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan rata-rata sebesar 729,3 Kg
dengan rata-rata produktifitas sebesar 1.444 KgHa atau sebesar 1,5 TonHa sedangkan produksi kopi diseluruh wilayah Kecamatan Lintongnihuta adalah
sebesar 1.499,50 Kg dengan rata-rata produktifitas sebesar 851,99 KgHa atau sebesar 0,85 TonHa. Bila produksi kopi didaerah penelitian dibandingkan dengan
produksi kopi di tingkat Kecamatan Lintongnihuta, maka diketahui produksi kopi didaerah penelitian 770,2 Kg lebih rendah dibandingkan dengan produksi kopi
tingkat kecamatan. Sementara itu apabila produktifitas kopi daerah penelitian dibandingkan dengan
produktifitas kopi tingkat Kecamatan Lintongnihuta, maka diketahui bahwa produktifitas kopi di daerah penelitian 0.65 TonHa lebih tinggi dibandingkan
dengan produktifitas kopi tingkat kecamatan. Selanjutnya bila dibandingkan dengan produktifitas kopi di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan yakni
sebesar 800,11 KgHa atau sebesar 0,8 TonHa maka hal ini menunjukkan bahwa produktifitas kopi di daerah penelitian lebih tinggi 0,7 TonHa dibandingkan
Kabupaten Humbang Hasundutan.
5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi
Didalam penelitian ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di daerah penelitian yaitu bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan lahan.
Pengaruh faktor-faktor produksi tersebut terhadap produksi kopi di analisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan regresi linier model
Cobb-Douglass yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana: Y =
Produksi X1 =
Bibit Batang
X2 = Pupuk Kg
X3 = Pestisida
Ltr X4
= Tenaga Kerja HKO X5
= Lahan Ha Hubungan variabel input dan output pada usahatani kopi dapat diketahui melalui
uji-F. Adapun kegunaan dari uji-F adalah untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan bersama-sama penggunaan input dan output. Besarnya pengaruh
masing- masing penggunaan input tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi
βi dan Uji-t dari fungsi regresi linier berganda pada usahatani kopi diuraikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Nilai Koefisien Regresi Linier Berganda dan Variabel Input Produksi UsahataniKopi Arabika Petani Responden, di desa Dolokmargu,
Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, 2014.
No Input Produksi
Xi Unstandardized
Coefficients B Standardized
Coefficients ßi
t-hitung Significant
Constant -124,830 -2,315
0,024
1 Bibit B
0,470 0,284
2,549 0,014
2 Pupuk PU
0,142 0,020
0,175
tn
0,862
3
Pestisida PE 120,385
0,147 0.976
tn
0,333
4
Tenaga Kerja TK
12,299 0,232
3,382 0,001
5
Luas Lahan LL 395,094
0,348 1,937
tn
0,058
R Square = 0,876 F Hitung = 76,49 ttabel = 2, 00 F tabel = 2,38
Keterangan : = berpengaruh nyata tn = berpengaruh tidak nyata
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Lampiran 26
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada Tabel 12, maka persamaan fungsi produksi regresi linier berganda usahatani Kopi Arabika di desa Dolokmargu sebagai berikut :
Y =
-124,830
+
0,470
X1 +
0,142
X2 +
120,385
X3 +
12,299
X4 +
395,094
X5 + e
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien determinasi R
2
sebesar 0,876 yang berarti bahwa variabel tidak bebas Y pada model dijelaskan oleh variabel
bebas Xi secara bersama-sama sebesar 87,6 dan sisanya sebesar 12,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung Ftabel pada taraf kepercayaan 95 76,49 2,38 yang berarti bahwa variabel bebas secara
keseluruhan bersama-sama sangat berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Sedangkan secara parsial pengaruh penggunaan masing-masing variabel terhadap
produksi kopi berdasarkan nilai thitung dan koefisien regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Bibit
Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung ttabel 2,54 2,00 pada taraf
kepercayaan 95, yang berarti bahwa bibit berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Dari hasil Uji Standardized Coefficients ßi dimana variabel Bibit
memberikan kontribusi sebesar 0,284 dimana bila bibit ditambah sebesar 1 akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,284. Namun hal ini harus disesuaikan
dengan kondisi lahan yang ada juga input usahatani yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Pupuk
Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung ttabel 0,175 2,00 pada taraf kepercayaan 95, yang berarti bahwa pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi kopi. Selanjutnya pada hasil Uji Standardized Coefficients ßi, variabel pupuk memberikan kontribusi sebesar 0,020. Artinya setiap penambahan pupuk
sebesar 1 akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,020.
Pestisida
Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung ttabel 0.976 2,00 pada taraf kepercayaan 95, yang berarti bahwa pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi kopi di daerah penelitian. Hasil Uji Standardized Coefficients ßi, variabel pestisida memberikan kontribusi sebesar 0,147 yang artinya setiap
penambahan pestisida sebesar 1 akan dapat menaikkan produksi kopi sebesar 0, 147 .
Tenaga Kerja
Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung ttabel 3,382 2,00 pada taraf
kepercayaan 95 yang berarti bahwa tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Hasil Uji Standardized Coefficients ßi sebesar 0,232 yang berarti
bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1, akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,232 .
Luas Lahan
Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung ttabel 1,937 2,00 pada taraf kepercayaan 95, yang berarti bahwa luas lahan tidak berpengaruh nyata
Universitas Sumatera Utara
terhadap produksi kopi, dimana semakin luas areal pertanaman yang dikelola, maka semakin besar pula produksi yang dihasilkan dari usahatani tersebut dan
hasil perhitungan Standardized Coefficients ßi, variabel luas lahan memberikan kontribusi 0,348 yang berarti setiap bertambah 1 pada luas lahan, akan
menaikkan produksi kopi sebesar 0,348.
2. Analisis Regresi Model Cobb-Douglass
Y = a + B
b1
+ PU
b2
+ PE
b3
+ TK
b4
+ L
b5
Dimana: Y =
Produksi B =
Bibit Batang
PU = Pupuk Kg
PE = Pestisida
Ltr TK
= Tenaga Kerja HKO L
= Lahan Ha Hubungan variabel input dan output pada usahatani kopi dapat diketahui melalui
uji-F. Adapun kegunaan dari uji-F adalah untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan bersama-sama penggunaan input dan output. Besarnya pengaruh
masing- masing penggunaan input tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi
βi dan Uji-t dari fungsi Cobb-Douglas pada usahatani kopi diuraikan pada Tabel 13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Nilai Koefisien Regresi Model cobb-douglass dan Variabel Input Produksi Usahatani
Kopi Arabika Petani Responden, di desa Dolokmargu, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, 2014.
No Input Produksi
Xi Unstandardized
Coefficients B Standardized
Coefficients ßi
t-hitung Significant
Constant 4,939 5,878
0,000
1
Bibit B 0,350
0,326 2,971
0,005
2
Pupuk PU -0,167
-0,174 -1,580
tn
0,121
3
Pestisida PE 0,011
0,014 0.142
tn
0,828
4 Tenaga Kerja
TK 0,189
0,085 1,097
tn
0,278
5
Luas Lahan LL 0,539
0,718 5,433
0,000
R Square = 0,865 F Hitung = 60,451 ttabel = 2, 00 F tabel = 2,38
Keterangan : = berpengaruh nyata tn = berpengaruh tidak nyata
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Lampiran 26
Berdasarkan data pada Tabel 13, maka persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas usahatani Kopi Arabika di desa Dolokmargu sebagai berikut :
Y = B
0,326.
PU
-0,174.
PE
0,014.
TK
0,085.
LL
0,718.
Berdasarkan Tabel 13 diatas juga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Ln Y = 4,939+0,350LnX
1
-0,167LnX
2
+0,011LnX
3
+ 0,189LnX
4
0,539LnX
5
+ e
u
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien determinasi R
2
sebesar 0,865 yang berarti bahwa variabel tidak bebas Y pada model dijelaskan oleh variabel
bebas Xi secara bersama-sama sebesar 86,5 dan sisanya sebesar 13,5 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung Ftabel pada taraf kepercayaan 95 60,45 2,38 yang berarti bahwa variabel bebas secara
keseluruhan bersama-sama sangat berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Sedangkan secara parsial pengaruh penggunaan masing-masing variabel terhadap
Universitas Sumatera Utara
produksi kopi berdasarkan nilai thitung dan koefisien regresi adalah sebagai berikut :
Bibit
Bibit tanaman kopi yang digunakan petani kopi di daerah penelitian umumnya berasal dari biji yang diperoleh dari kebun sendiri dengan memperhatikan
tanaman yang lebih unggul dari tanaman kopi disekitarnya, serta memiliki produksi yang tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Rata- rata
penggunaan bibit oleh petani di daerah penelitian adalah sebesar 1.356 batang Ha.
Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung ttabel 2,97 2,00 pada taraf
kepercayaan 95, yang berarti bahwa bibit berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Dari hasil Uji Standardized Coefficients ßi dimana variabel Bibit
memberikan kontribusi sebesar 0,326 dimana bila bibit ditambah sebesar 1 akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,326. Namun hal ini harus disesuaikan
dengan kondisi lahan yang ada juga input usahatani yang digunakan.
Pupuk
Pada umumnya penggunaan pupuk sangat tergantung dari luas lahan yang diusahakan petani. Dalam penggunaan pupuk, petani mempunyai teknik yang
berbeda-beda. Untuk memperoleh hasil produksi yang optimal, tidak selamanya tanah pertanaman yang luas diberikan pupuk dalam jumlah yang besar, dan begitu
pula sebaliknya. Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung ttabel -1,580 2,00 pada taraf kepercayaan 95, yang berarti bahwa pupuk tidak berpengaruh nyata
terhadap produksi kopi. Selanjutnya pada hasil Uji Standardized Coefficients ßi,
Universitas Sumatera Utara
variabel pupuk memberikan kontribusi sebesar –0,174. Artinya setiap penambahan pupuk sebesar 1 akan menurunkan produksi kopi sebesar 0,174.
Hal ini disebabkan karena penggunaan dosis pupuk sudah berlebihan dalam usahatani kopi di daerah penelitian, dimana petani kopi belum menerapkan cara
pemberian dosis pupuk yang tepat sasaran sesuai dengan anjuran yang telah direkomendasikan dinas pertanian setempat. Adapun standar dosis pemupukan
kopi, untuk dosis per pohon tiap tahunnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Dosis Pemupukan Tanaman Kopi Per Pohon Tahun grpohontahun
Urea SP-36 KCl
1
2 x 25 2 x 25
2 x 20
2
2 x 50 2 x 50
2 x 40
3
2 x 75 2 x 70
2 x 40
4
2 x 100 2 x 90
2 x 40
5 – 10
2 x 150 2 x 130
2 x 60
10
2 x 200 2 x 175
2 x 80 Sumber
: Anonimus
c
Pestisida
Sarana produksi adalah hal yang sangat vital dalam melakukan suatu usaha. Begitu juga dalam proses usahatani, pemakaian saprodi misalnya Pestisida dan
Pupuk tidak dapat sembarangan harus sesuai dengan jenis tanaman yang digunakan serta harus sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman. Jika
pestisida dan pupuk yang digunakan lebih atau kurang, akan berdampak pada hasil produksi usahataninya kemudian hari.
Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung ttabel 0.142 2,00 pada taraf kepercayaan 95, yang berarti bahwa Pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi kopi di daerah penelitian. Hasil Uji Standardized Coefficients ßi,
Universitas Sumatera Utara
variabel pestisida memberikan kontribusi sebesar 0,014 yang artinya setiap penambahan pestisida sebesar 1 akan dapat menaikkan produksi kopi sebesar
0,014 .
Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangat penting dalam proses pengolahan lahan, pemeliharaan, panen, hingga pada pasca panen. Tenaga kerja berhubungan dengan efisiensi waktu yang
digunakan dalam proses berusahatani. Semakin banyaknya tenaga kerja maka akan semakin efisien waktu yang dipergunakan dalam berusahatani.
Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung ttabel 1,097 2,00 pada taraf
kepercayaan 95 yang berarti bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Hasil Uji Standardized Coefficients ßi sebesar 0,085
yang berarti bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1, akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,085 .
Luas Lahan
Pada umumnya, semakin luas areal usahatani yang dikelola, maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan dari usahatani tersebut. Luas lahan usahatani
merupakan salah satu faktor ekonomi petani yang menunjukkan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk mengelola usahataninya. Namun demikian
tidak banyak juga seseorang memiliki lahan yang luas tapi berpenghasilan rendah dan sebaliknya tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki
lahan yang sempit akan berpenghasilan tinggi. Hal ini juga tergantung pada bagaimana orang tersebut mengelola lahan yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung ttabel 5,433 2,00 pada taraf kepercayaan 95, yang berarti bahwa luas lahan berpengaruh nyata terhadap
produksi kopi, dimana semakin luas areal pertanaman yang dikelola, maka semakin besar pula produksi yang dihasilkan dari usahatani tersebut dan hasil
perhitungan Standardized Coefficients ßi, variabel luas lahan memberikan kontribusi 0,718 yang berarti setiap bertambah 1 pada luas lahan, akan
menaikkan produksi kopi sebesar 0,718. Pada umumnya semakin luas lahan usahatani yang diusahakan, maka akan semakin besar pula jumlah produksi yang
akan dihasilkan. Besarnya produksi ini kemudian akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang nantinya akan diterima oleh petani.
Berdasarkan nilai koefisien determinasi R
2
dari nilai model regresi linier berganda serta regresi model cobb-Douglass diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi R
2
regresi berganda sebesar 87,6 dan nilai koefisien determinasi R
2
model cobb-Douglass sebesar 86,5 . Terlihat bahwa perbedaan dari kedua model tersebut hanya 1,1 hal ini menandakan tidak terdapat perbedaan yg
signifikan antara hasil koefisien determinasi R
2
pada kedua model tersebut.
5.4 Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Petani Kopi