4.6 Bidang Pemerintahan
Desa Dolok Margu mempunyai 1 satu unit Kantor Kepala Desa yang terletak di Lumban Parbutian Dusun III. Dalam menjalankan sistem pemerintahannya desa
Dolok Margu dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh 1 satu orang Sekertaris desa, 3 tiga orang pelaksana teknis urusan yaitu Urusan
Pemerintahan, Urusan Pembangunan, Urusan Kemasyarakatan dan Umum dan 7 Tujuh Orang Badan Permusyawaratan Desa BPD. Struktur pemerintahan di
Desa Dolok Margu tersebut dapat dilihat pada gambar 3 berikut:
Gambar 3. Struktur Pemerintahan Desa Dolok Margu Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Keterangan: - - - - - - Garis Koordinasi
Garis Komando
Kepala Desa
Kaur Pemerintahan Kaur Pembangunan
Kaur Kemasyarakatan Sekertaris Desa
BPD
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi atau keadaan serta status petani tersebut. Karakteristik seorang responden didalam penelitian akan sangat
membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya.
Pembahasan tentang karakteristik petani kopi sampel pada pada penelitian ini, meliputi beberapa hal yaitu umur tanaman, umur petani sampel, tingkat
pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi, produktivitas, akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.
Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel Didesa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan 2014.
No Uraian Range
Rataan
1 Umur Tanaman Tahun
1-10 5,85
2 Umur Petani Sampel Tahun
25-65 47,51
3 Tingkat Pendidikan
Tahun 6-16
11,21 4
Jumlah Tanggungan Jiwa 0-10
3,58 5
Pengalaman bertani Tahun 1-45
20,21 6 Luas
Lahan Ha
0,04-1,5 0,39
7 Produksi Kg
0-800 243,1
8 Produktivitas KgHa
0-3000 722,01
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1 dan 2
5.1.1. Umur
Umur petani kopi di Desa Dolokmargu berkisar antara 25-65 tahun dengan rata- rata umur 47,52 tahun. Berdasarkan data umur yang diperoleh, pada umumnya
petani kopi berada pada usia produktif sehingga mempunyai kemampuan lebih baik dalam berfikir dan bertindak untuk merencanakan suatu kegiatan. Tingkat
umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola
Universitas Sumatera Utara
usahatani yang dikerjakannya. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sedangkan semakin
tua umur petani kopi maka kemampuan kerjanya relatif menurun, produktifitas kerja petani kopi juga terbatas setelah melewati tahap jenuh dalam mengerjakan
usahataninya. Sementara itu petani yang masih muda memiliki tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru yang disampaikan oleh para ahli atau
penyuluh pertanian, dan cepat menerima perkembangan teknologi yang berhubungan dengan usahatani yang petani kopi kerjakan. Petani muda ini juga
lebih berani mengambil resiko meskipun masih kurang memiliki pengalaman yang cukup dibanding dengan petani usia tua. Oleh karena itu, usia sangat
mempengaruhi kemampuan petani untuk mengambil keputusan untuk usahatani nya. Umur petani sampel bervariasi antara petani yang satu dengan petani yang
lainnya. Umur petani kopi sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan menurut kelompok umur dengan tingkat produksi yang dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 9. Jumlah Petani Sampel Menurut Kelompok Umur di Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, 2014.
No. Kelompok Umur Thn
Jumlah Orang Persentase
1 25 –
34 14 23,3
2 35 –
44 12
20 3 45
– 54
11 18,3 4 55+
23 38,3
Total 60
100,00
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Lampiran 1
Pada Tabel 9. terlihat bahwa pada umumnya petani kopi sampel tergolong dalam usia produktif 25 – 54 tahun yaitu sebanyak 37 orang dengan persentase 61,6
persen. Sedangkan kelompok umur non produktif diatas 55 tahun yaitu sebanyak 23 orang dengan persentase 38,4 persen.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang pembangunan pertanian. Kemampuan petani dalam mengelola usahataninya
sebagian besar ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan bersifat formal maupun non formal. Pendidikan petani yang lebih baik akan
memungkinkan petani untuk mengambil langkah yang bijaksana dalam bertindak atau mengambil keputusan serta memungkinkan petani untuk mempelajari dan
menerapkan teknologi baru dalam pengembangan usahataninya. Untuk mengetahui lebih rinci tingkat pendidikan dari petani kopi responden dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10.Tingkat Pendidikan Petani Kopi Responden di Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, 2014.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah orang
Persentase
1 SD Sekolah Dasar
2 3,3
2 SMP Sekolah Menengah Pertama
15 25
3 SMA Sekolah Menengah Atas
42 70
4 S1 Strata 1
1 1,6
Total 60
100,00
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 10, terlihat bahwa tingkat pendidikan petani responden tergolong sedang yaitu rata-rata pada tingkat SMA dengan jumlah 42 orang atau
70 dari besar sampel. Hal ini berarti bahwa pengetahuan petani responden tergolong sedang dalam menerima teknologi baru.
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga petani kopi didaerah penelitian ini mempunyai kisaran 1-10 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga 4 orang. Petani
yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih besar dari 50 memiliki arti yang cukup penting dalam berusahatani kopi karena menggambarkan besarnya
Universitas Sumatera Utara
sumbangan tenaga keluarga terhadap kegiatan usahatani kopi, dan mengurangi pemakaian tenaga kerja luar keluarga. Jumlah anggota keluarga petani juga akan
mempengaruhi tingkat pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani.
5.1.4. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani akan berpengaruh terhadap pola pengelolaan usahataninya. Pada umumnya petani yang berpengalaman dalam usahatani kopi
lebih terampil dalam melakukan aktivitas usahataninya. Adapun pengalaman berusahatani kopi responden di dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11
berikut:
Tabel 11. Pengalaman Berusahatani Kopi di Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan.
No Pengalaman Berusahatani tahun
Jumlah orang Persentase
1 1 - 10
19 31,6
2 11 –
20 16
26,6 3 21
– 30
12 20
4 30 13
21,6
Total 60 100,00
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Lampiran 1
Pengalaman berusahatani kopi para petani berkisar antara 1-35 tahun dengan rata- rata 20 tahun. Berdasarkan kisaran pengalaman berusahatani jika dibandingkan
dengan umur ekonomis kopi 10 tahun maka diketahui bahwa ada beberapa petani yang melakukan penanaman kopi lebih dari 1 kali. Pengalaman
berusahatani kopi ini akan membantu petani dalam mengambil keputusan dalam usahataninya.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Tingkat Produksi Kopi di Daerah Penelitian
Produksi kopi di daerah penelitian yakni di desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan rata-rata sebesar 729,3 Kg
dengan rata-rata produktifitas sebesar 1.444 KgHa atau sebesar 1,5 TonHa sedangkan produksi kopi diseluruh wilayah Kecamatan Lintongnihuta adalah
sebesar 1.499,50 Kg dengan rata-rata produktifitas sebesar 851,99 KgHa atau sebesar 0,85 TonHa. Bila produksi kopi didaerah penelitian dibandingkan dengan
produksi kopi di tingkat Kecamatan Lintongnihuta, maka diketahui produksi kopi didaerah penelitian 770,2 Kg lebih rendah dibandingkan dengan produksi kopi
tingkat kecamatan. Sementara itu apabila produktifitas kopi daerah penelitian dibandingkan dengan
produktifitas kopi tingkat Kecamatan Lintongnihuta, maka diketahui bahwa produktifitas kopi di daerah penelitian 0.65 TonHa lebih tinggi dibandingkan
dengan produktifitas kopi tingkat kecamatan. Selanjutnya bila dibandingkan dengan produktifitas kopi di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan yakni
sebesar 800,11 KgHa atau sebesar 0,8 TonHa maka hal ini menunjukkan bahwa produktifitas kopi di daerah penelitian lebih tinggi 0,7 TonHa dibandingkan
Kabupaten Humbang Hasundutan.
5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi