5.7 Pengawasan Kredit
Fasilitas kredit selalu berpotensi menjadi bermasalah sehingga fungsi pengawasan terhadap kredit harus dilaksanakan. Dengan adanya pengawasan
kredit yang baik akan membantu manajemen bank untuk meminimalisir risiko kredit yang mungkin akan terjadi.
Fungsi pengawasan kredit sebagai salah satu fungsi manajemen dalam usaha pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk
perkreditan yang lebih baik dan efisien guna menghindari adanya penyimpangan yang dapat merugikan bank.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal pengawasan kedit antara lain:
a. Prosedur dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh bank sebagai dasar kredit operation dapat dilaksanakan semaksimum mungkin.
b. Penjagaan dan pengamanan kredit sebagai kekayaan bank dikelola dengan baik, agar tidak timbul resiko yang diakibatkan oleh penyimpangan-
penyimpangan, baik oleh debitur maupun oleh intern bank. c. Administrasi dan dokumentasi kredit terlaksana sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan, sehingga ketelitian, kelengkapan, keaslian dan akurasinya dapat menjadi sumber informasi bagi setiap lini manajemen
yang terlihat dalam perkreditan. d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam setiap phase pemberian
kredit, sehingga perencanaan kredit dapat dilaksanakan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
e. Pembinaan loan porfolio, baik secara individual, maupun secara keseluruhan dapat dilakukan, sehingga bank mempunyai kualitas aktiva
yang produktif dan mendukung menjadi bank yang sehat. Tujuan dari monitoring kredit tersebut bila diperhatikan dengan teliti
satu persatu,
adanya saling
terkaitan interdependensi,
sehingga mempermudah untuk mengetahui terjadinya penyimpangan yang menjadi
penyebab timbulnya resiko dan kredit yang merugi. Maksud bank melakukan pengawasan adalah untuk mengetahui secara
dini penyimpangan yang terjadi dari kegiatan perkreditan sehingga bank dapat mengambil langkah-langkah secepat mungkin untuk perbaikannya. Bank harus
memilih jenis pengawasan mana yang akan dipergunakan, karena menyangkut masalah biaya dan efisiensi kredit itu sendiri agar mudah memilih mana yang
sesuai dengan kondisi saat ini. Jenis pengawasan yaitu:
a. On Desk Monitoring yaitu pemantauan kredit secara administratif melalui instrumen administrasi, seperti laporan-laporan financial statemen
Neraca, RL, sumber dan penggunaan dana, kelengkapan dokumen, informasi pihak ketiga.
Data-data administrasi yang dimonitor oleh bank itu adalah kegiatan debitur dan bank seperti:
1 Anggaran dan Rencana kerja perusahaan debitur.
2 Financial statement neraca, rugilaba, sumber penggunaan dana.
3 Laporan-laporan perkembangan perusahaan.
4 Laporan pemasaran, penjualannya, piutanghutang, biaya dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
5 Dokumen dan pengikatan jaminan utama dan tambahan.
6 Plafond dan baki debet fasilitas kredit serta mutasinya.
7 Jenis dan jangka waktu kredit.
8 Mutu kredit yang tergambar dalam kolektibilitasnya.
b. On Site Monitoring yaitu pemantauan kredit itu langsung ke lapangan lokasi usaha debitur, baik sebagian atau menyeluruh, maupun khusus
atau kasus tertentu untuk membuktikan pelaksanaan kebijaksanaan kredit bank atau secara menyeluruh apakah ada deviasi yang terjadi atas term of
lending yang disepakati. Dalam pemantauan kredit langsung ke lapangan ini untuk mengetahui apakah terjadi ketidak sesuaian antara laporan-
laporan dan kondisi phisik dari kegiatan usaha nasabah. Jadi kegiatan menurut administrasi harus sesuai dengan phisiknya kegiatan usaha
nasabah tersebut. c. Exception Monitoring yaitu pemantauan kredit dengan memberikan
tekanan kepada hal-hal yang kurang berjalan baik dan hal-hal yang telah
berjalan sesuai dengan term of lending, dikurangi intensitas.
5.8. Dampak Kredit Bermasalah