dicapai return atau returning, pembayaran kembali repayment dan kemampuan untuk menanggung risiko risk bearing ability
a. Hasil dicapai return atau returning
Analisi yang dilakukan adalah sejauh mana calon debitur dapat diperkirakan diestimasikan memperoleh pendapatan yang cukup untuk
mengembalikan kredit beserta kewajibannya bunga dan biaya-biaya b. Pembayaran kembali repayment Kemampuan calon debitur untuk
mengembalikan kredit harus dapat diperkirakan oleh analis kredit. c.
Kemampuan untuk menanggung risiko risk bearing ability. Kemampuan calon debitur untuk menanggung risiko, dikaitkan dengan
kemungkinan terjadinya kegagalan atas usaha debitur. Pengandaian dari seorang analis, apakah calon debitur akan mampu menutup seluruh
kerugian yang mungkin timbul karena hal-hal yiang tidak diperkirakan semula. Langkah untuk menghindari kerugian ini dengan jaminan yang
diberikan calon debitur atau dengan menutup asuransi.
2.4. Prosedur Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahap- tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen
yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit direalisasikan. Tahap-tahapan dalam memberikan kredit ini dikenal dengan
nama prosedur pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan
kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang
Universitas Sumatera Utara
dalam. Apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak Bank dapat meminta kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Adapun
yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak persyaratan dan ukuran-ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing. Dalam
prakteknya prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan, kemudian dapat pula ditinjau
dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Menurut Firdaus dan Ariyanti, 2008, tahapan prosedur pemberian kredit
adalah sebagai berikut : a.
Persiapan kredit b.
Analisis atau penilaian kredit. c.
Keputusan kredit. d.
Pelaksanaan dan administrasi kredit. e.
Supervisi kredit dan pembinaan debitur Menurut Kasmir, 2003, prosedur pemberian kredit oleh badan hukum
adalah sebagai berikut : a.
Pengajuan proposal b.
Penyelidikan berkas pinjaman c.
Penilaian kredit d.
Wawancara pertama. e.
Peninjauan kelokasi On The Spot f.
Wawancara kedua
Universitas Sumatera Utara
g. Keputusan kredit
h. Penandatanganan Akad kredit Perjanjian lainnya
i. Realisasi kredit
Adapun prosedur pemberian kredit menurut Suyatno dkk 2007 terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1. Tahapan permohonan kredit Permohonan kredit mencakup:
a. Permohonan baru untuk mendapatkan jenis fasilitas kredit.
b. Permohonan tambahan untuk suatu kredit yang dalam berjalan
c. Permohonan perpanjanganpembaruan masa berlaku kredit yang telah
berakhir jangka waktunya. d.
Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang
berjalan, antara
lain penukaran
jaminan perubahan
pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya. Permohonan dinyatakan lengkap telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan untuk mengajukan permohonan kredit. Selama permohonan harus tetap dijagadipelihara. Untuk memudahkan bank memperoleh data
yang diperlukan, bank mempergunakan daftar isian permohonan kredit yang harus diisi oleh nasabah.
2. Tahapan penyidikan dan analisis kredit Dalam hal ini penyidikan investigasi kredit merupakan pekerjaan
yang meliputi: a.
Wawancara dengan pemohon kredit debiturcalondebitur
Universitas Sumatera Utara
b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang
diajukan debitur, baik data intern bank maupun data ekstern bank. c.
Pemeriksaanpenyidikan atas kebenaan dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukan debitur dan informasi lainnya yang diperoleh.
d. Penyusunan laporan sepenuhnya mengenai hasil penyidiakn yang telah
dilaksanakan. Sedangkan analisis kredit merupakan pekerjaan yang meliputi:
a. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik
keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
b. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan
kesimpulan serta
penyajian alternatif-alternatif
sebagai bahan
pertimbangan unsur pengambilan keputusan atas permohonan kredit. Dalam penganalisisaan kredit, bank harus memperoleh data pokok
minimal mengenai aktivitas usaha dari data debitur calon debitur, disertai dengan analisis sepenuhnya antara lain:
a. Jaminanagunan b. Aktivitas rekening koran
c. Laporan-laporan keuangan d. Data kuantitatif debitur calon debitur
Diantara hal-hal tersebut yang dianalisis diatas, bank akan lebih memusatkan perhatiannya pada jaminan. Hal ini bukan berarti yang
lainnya kurang perhatian bank. Dalam menganlisa agunan harus disajikan
Universitas Sumatera Utara
secara terperinci, seperti jumlah jaminan, nilai jaminan dan status pemilikannya.
3. Tahapan keputusan atas permohonan kredit Setelah tahap I dan II prosedur pemberian Kredit dilaksanakan,
maka tahapan selanjutnya adalah keputusan atas permohonan kredit. Keputusan dalam hal ini berarti setiap tindakan pejabat yang berdasarkan
wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menyetujui, menolak atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih
tinggi, setiap keputusan permohonan kredit ini, harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam
laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan petimbangan atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan
harus dibubuhkan secara tertulis disposisi. 4. Tahapan persetujuan permohonan kredit
Yang dimaksud persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan permohonan kredit dari calon debitur. Untuk
melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, maka ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat kredit dan prosedur yang
harus ditempuh, antara lain harus telah mengisi surat keputusan kredit atau surat penawaran yang memuat:
a. Maksimum kredit
b. Keperluan
c. Jangka waktu
d. Propisi
Universitas Sumatera Utara
e. Suku bunga
f. Agunan dan pengikatan
g. Penutupan asuransi atas barang-barang jaminan yang insurable
h. Sanksi-sanksi seperti;
1 Denda terlambat pembayaran angsuran
2 Denda terlambat pembayaran bunga
3 Sanksi untuk penyimpanan dari syarat-syarat lain.
2.5. Metode Pengelolaan Resiko Kredit Berdasarkan Workbook, GARP, BSMR. 2006 disampaikan bahwa bank
menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalam mengelola resiko kredit yang bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya ataau dampak dari
kerugian kredit. Hal ini dikenal dengan mitigasi risiko kredit. Beberapa metode yang digunakan dalam mengelola resiko kredit disampaikan sebagai berikut :
a. Model pemeringkatan Grading Model
Model ini digunakan untuk kredit perorangan sebagaimana sarana untuk menetapkan kemungkinan terjadi default. Bank akan melakukan kalibrasi
risiko yang nantimya akan memungkinkan bank dalam menetapkan suatu probabilitas tertentu untuk setiap kejadian yang tidak diinginkan. Cara ini
memungkinan bank untuk memastikan bahwa portofolio kredit bank tidak terkonsentrasi pada kredit berkualitas buruk yang memiliki kemungkinan
default yang tinggi. Dalam penerapannya model ini mempertimbangkan faktor tambahan seperti persentase pendapatan, riwayat pekerjaan dan lama
pembayaran dibandingkan dengan usia.
Universitas Sumatera Utara
b. Manajemen Portofolio kredit
Pengukuran Portofolio kredit berguna untuk memberikan keyakinan bahwa kredit yang diberikan terkonsentrasi pada satu industri atau wilayah geografis
tertentu. Hal ini memungkinkan bank untuk melakukan diversifikasi pada portofolio kreditnya. Sehingga resiko terjadinya default dapat ditekan.
Analisis ini dapat digunakan baik pada kredit korporasi maupun perorangan. c.
Securitisasi Metode ini dilakukan bank untuk melindungi dirinya dari gejolak ekonomi.
Cara yang dilakukan pada umumnya dengan mengemas dan menjual sebagian portofolio kreditnya kepada investor dalam bentuk surat berharga. Securitas
memungkinkan bank untuk mengurangi potensi eksposure yang tinggi pada suatu jenis kredit tertentu, yang menurut skenario bank menunjukkan tingkat
resiko atau konsentrasi resiko yang paling tinggi. Securitas juga memungkinkan bank menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan
aktiva tetap dan menginvestasikannya pada aktiva lain yang memiliki resikoa yang lebih rendah.
d. Peranan Agunan
Agunan didefinisikan sebagai aktiva yang diperjanjikan oleh debitur untuk mendapatkan kredit dan dapat diambil alih dalam hal terjadi default. Agunan
memiliki peranan penting dalam kebijakan pemberian kredit yang diterapkan bank. Bank harus memastikan bahwa agunan yang diterima benar-benar dapat
digunakan untuk memitigasi risiko saat debitur mengalami default.
Universitas Sumatera Utara
e. Monitoring Arus Kas
Monitoring arus kas perusahaan dan perorangan dapat dilakukan melalui rekening koran yang ada di bank. Dalam hal monitoring tersebut bank
mengalami tingkat default yang tinggi, bank akan segera menurunkan tingkat resiko kreditnya dengan cara membatasi tingkat eksposure dan memastikan
bahwa nasabah bereaksi cepat terhadap keadaan yang berubah. f.
Manajemen Pemulihan. Manajemen yang efisien terhadap suatu kredit yang mengalami default, dapat
menghasilkan pemulihan recovery yang cukup besar dibandingkan tingkat kerugian semula. Sebagian bank menciptakan unit kerja yang secara khusus
ditugasi untuk menangani pemulihan kredit macet, sebagai bagian dari proses manajemen resiko kredit yang berkualitas tinggi.
2.6. Kredit bermasalah