KERANGKA KONSEPTUAL Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah pada PT. Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan pola berpikir secara sistematik. Kerangka berpikir ini akan membantu dalam menyusun alur pikir yang mengarah kepada pembuatan kesimpulan. Konsep pemikiran yang dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian dalam geladi karya ini adalah bahwa untuk meminimalkan risiko atas kredit yang diberikan harus mempertimbangkan beberapa aspek untuk selanjutnya akan dianalisis faktor-faktor penyebab terjadinya suatu masalah dengan cara melakukan indetifikasi lebih dahulu mana yang menjadi penyebab dan akibatnya. Alat yang digunakan adalah Fishbone Diagram atau disebut juga cause and effect diagram yakni sebuah alat yang menampilkan cara sistematis dengan melihat efek dan sebab-sebabnya yang membuat atau berkontribusi pada efek tersebut. Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab masalah. Alasannya sederhana Fishbone diagram tergolong praktis, dan memandu untuk terus berpikir menemukan penyebab utama suatu permasalahan. Fishbone diagran merupakan alat untuk membantu dalam mengkategorikan dari banyaknya potensi penyebab masalah dalam cara yang tertib dan dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah. Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kredit bermasalah. Fishbone diagram dapat membantu mengeksplorasi secara lebih menyeluruh dari masalah-masalah dan dibelakang masalah yang akan mengarah pada solusi yang lebih kuat. Cara pembuatan Fishbone diagram adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Menyiapkanmenggambar fishbone diagram. 2. Mengidentifikasi akibat. Masalah atau isu yang akan dianalisis berada pada kepala ikan, akibat permasalahan tidak lebih dari satu. 3. Mengidentifikasi berbagai kategori penyebab. Penyebab-penyebab terdiri dari beberapa macam, yang diletakkan sebagai duri-duri ikan. Membuat label pada masing- masing ”tulang” dengan kategori utama. Untuk kategori utama umumnya yang digunakan adalah: 4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran. Mengidentifikasi faktor-faktor dalam setiap kategori yang mungkin mempengaruhi masalah atau efek yang sedang dipelajari. 5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. 6. Mencapai kesepakatan atas sebab - sebab yang paling mungkin. Kerangka konseptual atau pola pikir dari tahapan penyusunan dalam geladikarya ini ditunjukkan seperti di bawah ini. Diawali dengan pemahaman tentang alur proses pemberian kredit di PT.Bank XY yang dalam perjalanannya Universitas Sumatera Utara fasilitas kredit tersebut dapat menjadi kredit dengan kondisi lancar dan kredit yang bermasalah. Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah ditinjau dari berbagai faktor penyebab yang dinilai oleh PT Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat dibuat kesimpulan dan rekomendasi. Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual Penjelasan dari kerangka konseptual disampaikan sebagai berikut : 1. Kondisi Non Performing Loan NPL PT Bank XY yang ditampilkan adalah posisi 5lima tahun yakni tahun 2006 sampai dengan 2010, yakni kondisi Non Performing Loan tercatat masih diatas 5 akan berpotensi menimbulkan kerugian bagi PT Bank XY sehingga diperlukan upaya untuk menekan kredit bermasalah.. Proses permohonan kredit analisa, Persetujuan, Pemantauan penyelamatan Permohonan kredit KONDISI NPL NPL EKSPEKTASI Identifikasi Penyebab NPL Evaluasi dan Hasil Analisis Analisis Sebab Akibat Kesimpulan Rekomendasi Universitas Sumatera Utara 2. NPL ekspektasi adalah kondisi ratio NPL berdasarkan Peraturan Bank Indonesia yakni untuk semua bank umum ratio NPL maksimal sebesar 5 3. Analisis internal merupakan ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan analisa hanya sebatas masalah yang ada diinternal perusahaan dalam melihat suatu penyebab kredit menjadi bermasalah, dan merupakan risiko atas pemberian kredit 4. Proseses Pemberian kredit yakni sebelum calon debitur dinilai layak atau tidak untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka pihak bank harus terlebih dahulu melakukan beberapa tahapan proses yakni mulai dari prospek kredit, analisa kredit, persetujuan kredit, administrasi kredit, pencairan kredit, dan monitoring kredit. 5. Pemantuan Pengawasan kredit bertujuan untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dapat direalisir sesuai aturan main yang telah disepakati. Bagi bank kredit merupakan asset berisiko oleh karena itu diperlukan pemantauan dan pengawasan untuk mengendalikan dan meminimalkan risiko asset. 6. Evaluasi atau penilaian ulang adalah tindakan yang bertujuan untuk penilaian ulang terutama terhadap administrasi kredit, hal ini berguna untuk mengiventarisasi masalah-masalah yang terjadi dan segera dilakukan perbaikan. . Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN