Prinsip Dasar Penyelamatan Kredit

dilakukan dengan penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan hutang si debitur.

2.7. Prinsip Dasar Penyelamatan Kredit

Memberi kesempatan agar debitur dapat bangkit kembali dalam berusaha sehingga di masa yang akan datang usahanya dapat kembali pulih. Walaupun usaha debitur yang akan diselamatkan misalnya dalam kondisi tidak normal, namun Bank harus tetap mengupayakan agar terapi yang diberikan kepada debitur tidak merugikan Bank sebagai kreditur sehingga perlu dilakukan negosiasi yang win-win solution. Untuk Kredit bermasalah termasuk kredit macet bank membantu memberikan alternatif penyelamatan kredit dengan 3 tiga cara yakni penjadualan ulang rescheduling, persyaratan ulang rekonditioning dan penataan ulang restrukturisasi. Pola Penyelamatan kredit bermasalah dapat dilakukan dengan menyesuaiakan pada kondisi masing-masing usaha debitur yang bermasalah namun harus mempertimbangkan penilaian atas dasar pilar faktor yakni usaha masih mempunyai prospek, kinerja usaha debitur dan kemampuan membayar. Kekeliruan dalam memberikan upaya penyelamatan kredit dapat menimbulkan risiko terhadap bank, risiko yang dapat timbul adalah debitur tetap mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban bunga maupun pokok pinjaman. Pedoman umum restrukturisasi kredit menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 72PBI2005 tgl. 20 Januari 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 73DPNP tgl. 31 Januari 2005. Universitas Sumatera Utara Dalam rangka meminimlaisir potensi kerugian dari debitur bermasalah, Bank dapat melakukan restrukturisasi atas debitur yang memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajibannya setelah kredit direstrukturisasi. Pedoman Umum Restrukturisasi Kredit : Bank wajib melengkapi pedoman perkreditan yang dimiliki dengan pedoman tertulis mengenai Restrukturisasi Kredit sebagai panduan prosedur dan tata cara yang diperlukan dalam melaksanakan Restrukturisasi Kredit. Pedoman Restrukturisasi Kredit dimaksud adalah : 1. Analisis dan dokumentasi. Dalam melakukan analisis terhadap kredit yang akan direstruktusasi, bank wajib paling kurang memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1.1. Evaluasi terhadap permasalahan debitur yang meliputi : 1.1.1. Evaluasi terhadap penyebab terjadinya tunggakan pokok dan atau bunga yang didasarkan atas laporan keuangan, arus kas, proyeksi keuangan, kondisi pasar, faktor lain yang berkaitan dengan usaha debitur. 1.1.2. Perkiraan pengembalian seluruh pokok dan atau bunga berdasarkan perjanjian kredit sebelum dan setelah restrukturisasi kredit. Perkiraan tersebut hendaklah berdasarkan ratio-ratio keuangan termasuk proyeksinya, yang mencerminkan kondisi keuangan dan kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya. 1.1.3. Evaluasi terhadap kinerja manajemen debitur untuk menentukan diperlukannya restrukturisasi organisasi perusahaan debitur, antara lain dengan penggantian pemegang saham, direksi, dan perubahan manajerial lainnya. Apabila diperlukan bank dapat menggunakan Universitas Sumatera Utara bantuan tenaga ahli eksternal untuk melakukan resturkturisasi organisasi tersebut. Dalam hal debitur merupakan debitur perorangan harus dipersyaratkan adanya jaminan tambahan. 1.2. Pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam menetapkan proyeksi arus kas Projectecd cash flows debitur serta dalam memperhitungkan nilai tunai present value dari angsuran pokok dan atau bunga yang akan diterima. 1.3. Analisis, kesimpulan, dan rekomendasi dalam melakukan penyesuaian persyaratan kredit seperti penyesuaian suku bunga, pengurangan tunggakan pokok dan atau bunga, perubahan jangka waktu dan atau penambahan fasilitas. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan siklus usaha dan kemampuan debitur sehingga debitur dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan atau bunga hingga jatuh tempo. 1.4. Apabila restrukturisasi kredit dilakukan dengan cara pemberian tambahan kredit, tujuan dan penggunaan tambahan kredit tersebut harus jelas. Tambahan kredit tidak diperkenakan untuk melunasi tunggakan pokok dan atau bunga kredit. 1.5. Penyesuaian atas jadual pembayaran kembali telah mencerminkan kemampuan membayar debitur. 1.6. Rincian yang terkait dengan persyaratan kredit termasuk kesepakatan keuangan dalam perjanjian kredit, antara lain rencana rekapitalisasi perusahaan debitur atau adanya hak klausula bank untuk meningkatkan suku bunga sejalan dengan kemampuan membayar debitur. Universitas Sumatera Utara 1.7. Rincian kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan restrukturisasi kredit. 1.8. Persyaratan bahwa perjanjian kredit dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan restrukturisasi kredit harus mempunyai kekuatan hukum. 2. Prosedur Pemantauan. Bank wajib memiliki prosedur tertulis untuk memantau kredit yang telah direstrukturisasi guna memastikan kesanggupan debitur untuk melakukan pembayaran kembali sesuai persyaratan dalam perjanjian kredit baru. Beberapa langkah yang wajib dilakukan dalam rangka pemantauan tersebut antara lain adalah : 2.1. Menyusunan laporan bulanan mengenai perkembangan usaha debitur yang memuat rincian perkembangan usaha, pelaksanaan rencana kegiatan action plan, dan kemungkinan pembayaran kembali. 2.2.Mewajibkan debitur untuk menyampaikan laporan keuangan yang dilengkapi dengan ratio-ratio keuangan pokok, yang diperlukan bank dalam rangka memantau kondisi usaha dan keuangan debitur secara terus menerus. Debitur juga diwajibkan untuk melaporkan dampak dari berbagai tindakan yang ditempuh sebagai bagian dari restrukturisasi kredit, seperti rekapitulasi perusahaan dan kebijakan untuk tidak membagikan deviden. 2.3.Menyusun langkah-langkah yang akan diambil jika debitur ternyata mengalami kesulitan membayar setelah restrukturisasi kredit. Universitas Sumatera Utara

2.8. Upaya Penyelamatan Kredit Bermasalah