92
diucapkan, biasanya hanya gerakan mulutnya saja, dan mengucapkan dan bu ifa. Skor yang diperoleh = 3.
Berdasarkan hasil tersebut, pada intervensi keenam skor keseluruhan yang diperoleh adalah 18 hasil lebih rinci pada lampiran 5 halaman
158. Perhitungan persentase kemampuan berbicara yang diperoleh adalah:
g. Intervensi ke-7
Intervensi ke-7 dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Februari 2015 selama 10 menit dimulai dari pukul 08.30 sampai 08.40, karena pada jam
pertama di hari Rabu jadwal subjek untuk belajar SBK, sehingga pemberian treatment menunggu pembelajaran SBK selesai terlebih
dulu. Deskripsi pemberian treatment pada intervensi hari ketujuh dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada intervensi hari ketujuh, pelaksanaan treatment bernyanyi langsung diberikan oleh guru pembimbing. Terlebih dulu guru
memberitahukan kepada subjek bahwa subjek akan menyanyi lagu- lagu kesukaannya seperti Kasih Ibu, Dua Mata Saya, Nama Hari dan
Sayang Semuanya, selain itu guru juga menginstruksikan subjek untuk mengucapkan lirik lagu dengan jelas dan benar. Subjek sangat
bersemangat dan senang ketika diajak menyanyikan lagu-lagu tersebut terutama ketika menyanyikan lagu Kasih Ibu, subjek sambil manggut-
manggut. Meskipun dalam pengucapannya masih belum lancar karena banyak lirik yang hanya diucapkan suku katanya saja, atau akhiran dari
93
kata tersebut, seperti pada lirik kasih ibu, subjek masih mengucapkannya sih bu, namun sebenarnya subjek mengucapkan lirik
lagu tersebut terlihat dari gerakan mulutnya hanya saja suaranya tidak keluar atau tidak terdengar. Dalam waktu 10 menit subjek
menyanyikan lagu tersebut dengan dua kali pengulangan, namun ketika masih ada waktu biasanya lagu diulang kembali terutama untuk
lagu Kasih Ibu. Secara keseluruhan sebenarnya subjek mengetahui dan mampu mengucapkan lirik-lirik lagu tersebut, namun dalam
pengucapannya harus benar-benar dibimbing perkata agar dapat diucapkan dengan jelas dan lancar.
Setelah pemberian intervensi selesai, dilanjutkan dengan guru membimbing subjek berdo‟a sebelum belajar kemudian melaksanakan
kegiatan pembelajaran seperti biasa. Setelah berdo‟a, peneliti sambil melakukan pengamtan kembali terhadap kemampuan berbicara dengan
durasi waktu yang sama dengan fase baseline-1 yaitu 30 menit, dari pukul 08.40 sampai 08.10. Hasil pengamatan pada intervensi hari
ketujuh dijelaskan per aspek yang diamati yaitu: Kosakata: jumlah kata yang diucapkan oleh subjek ada 22 kata. Dari
22 kata, ada 9 kata yang masih diucapkan berulang-ulang kali yaitu kata: bu ifa, bu siska, bianglala, berjalan, maju, nabil, mobil, hitam dan
putih. Sedangkan beberapa kata yang lainnya ada yang hanya satu kali diucapkan. Skor yang diperoleh = 4.
94
Artikulasi: dari 22 kata, 11 kata diucapkan cukup jelas yaitu kata: baik, budi, hika, mata, soleh, meja, loker, tas, puji, papa dan oke. Sedangkan
kata yang lainnya masih diucapkan kurang jelas dan hanya bagian kata saja suku kata yang mampu diucapkan dengan jelas. Skor yang
diperoleh = 4. Kelancaran: dari 22 kata, 11 kata mampu diucapkan dengan lancar
tidak terbata yaitu sama dengan kata di atas. Sedangkan kata yang lainnya masih terbata atau pengucapannya terpotong, subjek mampu
mengucapkan namun masih ada jeda. Skor yang diperoleh = 4. Kontak mata: subjek mampu menunjukkan perhatian pada materi yang
disampaikan guru. Namun karena subjek sering menguap mengantuk, guru harus sering memanggil atau menginstruksikan agar subjek tetap
fokus. Skor yang diperoleh = 3. Membuat kalimat: subjek mampu mengucapkan kalimat sederhana bu
i-fa dan bu sis-ka. Namun pengucapannya tetap dengan bimbingan dari guru berulang kali. Skor yang diperoleh = 3.
Berdasarkan hasil tersebut, pada intervensi ketujuh skor keseluruhan yang diperoleh adalah 18 hasil lebih rinci pada lampiran 5 halaman
159. Perhitungan persentase kemampuan berbicara yang diperoleh adalah:
h. Intervensi ke-8