25
shared attention adalah dengan terlebih dulu mengikuti apa yang menarik bagi anak, dan membicarakan apa yang telah dilihat atau dilakukannya
Christie at all, 2011: 118. Berdasarkan berbagai pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa stimulasi dari lingkungan sekitar juga diperlukan sebagai rangsangan atau motivasi agar anak mampu mengekspresikan diri melalui
berbicara. Selain itu, penting untuk terlebih dahulu membuat anak tertarik dengan apa yang akan dibicarakan berdasar pada apa yang sedang subjek
senangi atau sukai. Subjek dalam penelitian ini memiliki ketertarikan dengan kegiatan bernyanyi. Oleh karena itu penulis memilih bernyanyi
sebagai suatu rangsangan atau upaya agar anak mau bicara.
3. Penilaian Kemampuan Berbicara Anak Autis
Aspek berbicara tidak dapat dipisahkan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di dalam lingkup pendidikan dan sekolah. Tujuan mata pelajaran
Bahasa Indonesia dalam muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan SLB Autisma Dian Amanah 2013: 19 adalah membina keterampilan
berbahasa lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan saran pemahaman terhadap IPTEK. Ketercapaian tujuan
dapat dilakukan melalui sebuah proses penilaian atau evaluasi. Evaluasi adalah suatu proses penetapan nilai tentang kinerja dan
hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penilaian Harun Rasyid, 2009: 5. Evaluai keterampilan berbicara
26
merupakan suatu evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa dan dilakukan dengan pendekatan komunikatif yang
digunakan dalam pembelajaran Siti Halidjah, 2010: 262. Menurut Brooks dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 28 ada lima faktor yang
harus diperhatikan dalam mengevaluasi keterampilan bicara seseorang, yaitu:
1. Apakah bunyi-bunyi tersendiri vokal dan konsonan diucapkan
dengan tepat? 2.
Apakah pola-pola intonasi, naik turunnya suaara, serta tekanan suku kata, memuaskan?
3. Apakah ketepatan suara dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa
sang pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang digunakan?
4. Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat? 5.
Sejauh manakah kewajaran atau kelancaran ataupun ke-native-speaker- an keaslian bahasa yang tercermin bila seseorang berbicara?
Menurut Siti Halidjah 2010: 263 ada lima komponen yang umumnya disusun dalam analisis proses berbicara yaitu pelafalan, tata
bahasa, kosakata, kelancaran dan pemahaman. Dari berbagai sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian kemampuan berbicara terdiri
dari ketepatan artikulasi, intonasi, struktur kata diucapkan dengan tepat, kosakata, kelancaran dan pengucapan. Dalam penelitian ini, penulis hanya
membatasi penilaian kemampuan berbicara anak autis yang terdiri dari komponen kosakata, artikulasi, kelancaran, kontak mata dan membuat
kalimat sederhana diucapkan. Komponen kemampuan berbicara akan dinilai secara keseluruhan kualitas dengan menggunakan skor kemudian
dipersentasekan. Penilaian kemampuan berbicara yang digunakan dalam
27
penelitian ini yang lebih lengkap meliputi kisi-kisi dan rubrik penilaian diapat dilihat pada BAB III.
C. Tinjauan Tentang Bernyanyi