107
Berdasarkan grafik di atas, terlihat ada perubahan kemampuan berbicara yang ditunjukkan subjek pada fase baseline-2 menjadi menurun.
Namun meskipun ada penurunan kemampuan berbicara yang ditunjukkan dari menurunnya skor yang diperoleh sehingga persentase pun menjadi
menurun, apabila dibandingkan dengan skor yang diperoleh subjek pada fase baseline-1, skor yang diperoleh pada baseline-2 ini masih lebih tinggi
dari pada fase baseline-1.
D. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan statis deskriptif dengan melakukan analisa pada grafik dan analisa datanya berdasarkan atas data
individu hasil penelitian. Data hasil penelitian dianalisis dengan melakukan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.
1. Analisis Dalam Kondisi
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa analisis dalam kondisi harus memperhatikan komponen-komponen yang dianalisis, yakni panjang
kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat perubahan level, jejak data dan rentang data. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan
dengan melihat penerapan metode bernyanyi terhadap kemampuan berbicara yang ditunjukkan subjek sebelum dan sesudah diberikan
treatment. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak
autis kelas V Sekolah Dasar di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta.
108
Berdasarkan pengukuran persentase kemampuan berbicara yang telah dihitung sebelumnya, berikut ini disajikan data akumulasi persentase
kemampuan berbicara yang diperoleh subjek mulai dari fase baseline-1, fase intervensi sampai fase baseline-2 yaitu sebagai berikut:
Tabel 8. Data Akumulasi Skor dan Persentase Kemampuan Berbicara
No. Fase
Observasi ke- Skor
Persentase
1.
B ase
li ne
-1
1 9
36 2.
2 9
36 3.
3 9
36 4.
4 9
36 5.
Int er
vens i
1 11
44 6.
2 14
56 7.
3 15
60 8.
4 15
60 9.
5 16
64 10.
6 18
72 11.
7 18
72 12.
8 19
76 13.
B ase
li ne
-2
1 16
64 14.
2 16
64 15.
3 15
60 16.
4 14
56
Melengkapi tabel di atas, kemampuan berbicara subjek berupa jumlah kata dan kata yang diucapkan subjek selama fase baseline-1, fase intervensi,
dan fase baseline-2 terdapat pada lampiran 6 halaman 165. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah disajikan pada tabel 8 di atas, untuk mempermudah
analisis data selanjutnya data ditampilkan dalam grafik polygon. Adapun grafik mengenai akumulasi data hasil kemampuan berbicara pada fase
baseline-1, intervensi dan baseline-2 adalah sebagai berikut:
109
Gambar 4. Display Akumulasi Skor Kemampuan Berbicara
Pada grafik di atas terlihat arah grafik yang stabil pada observasi 1 sampai 4 dalam fase baseline-1, kemudian mulai dari intervensi 1 sampai 8
terjadi kenaikan arah grafik yaitu pada saat penerapan metode bernyanyi, kemudian terjadi penurunan pada observasi 1 sampai 4 yaitu ketika tidak lagi
diterapkan metode bernyanyi fase baseline-2. Namun meskipun terjadi penurunan, persentase yang diperoleh subjek pada baseline-2 tetap lebih besar
apabila dibandingan dengan dengan persentase yang diperoleh ketika fase baseline-1. Dari display arah grafik di atas menunjukkan bahwa dengan
penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada subjek. Hal ini berarti metode bernyanyi yang diterapkan dapat mempengaruhi
kemampuan berbicara subjek.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25
1 2
3 4
1 2
3 4
5 6
7 8
1 2
3 4
Akumulasi Skor Kemampuan Berbicara
Skor
Baseline -1
Baseline -2
Perlakuan Intervensi
110
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, analisis dalam kondisi harus memperhatikan komponen-komponen yang akan dianalisis yang meliputi
analisis panjang kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat perubahan level, jejak data dan rentang data. Diketahui bahwa panjang kondisi
fase baseline-1 A1= 4, fase intervensi B= 8 dan fase baseline-2 A2= 4. Hasil estimasi kecenderungan arah tetap pada fase baseline-1 yang berarti
kemampuan berbicara subjek stabil. Pada fase intervensi menunjukkan arah grafik meningkat yang berarti kemampuan berbicara subjek juga bertambah.
Pada fase baseline-2 menjukkan adanya penurunan, namun persentase yang diperoleh tetap lebih besar dari pada ketika fase baseline-1.
Kecenderungan stabilitas data pada fase baseline-1 adalah stabil, fase intervensi dan baseline-2 tidak stabil variabel. Untuk kecenderungan jejak
data sama dengan kecenderungan pada arah grafik. Sehingga pada fase baseline-1 menunjukkan jejak data sejajar, fase intervensi menaik dan fase
baseline-2 menunjukkan penurunan jejak data. Level stabilitas dan rentang data untuk fase baseline-1 = stabil dengan rentang data antara 9 sampai 9, fase
intervensi= variabel atau tidak stabil dengan rentang data 11 sampai 19, dan pada fase baseline-2 = variabel atau tidak stabil dengan rentang data 16
sampai 14. Perubahan level data yang terjadi pada fase baseline-1 adalah 0 yang
berarti persentase kemampuan berbicara stabil atau tidak ada perubahan. Pada fase intervensi terjadi perubahan level sebanyak +8 yang menunjukkan
adanya peningkatan persentase kemampuan berbicara sebanyak 8 level. Dan
111
pada baseline-2 perubahan level yang terjadi adalah -2 yang berarti terjadi penurunan kemampuan berbicara. Perhitungan secara rinci data analisis
tersebut di atas terlampir, dan hasil analisis dalam kondisi dapat dirangkum
dalam tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi
Kondisi Baseline-1
A1 Intervensi
B Baseline-2
A2
Panjang Kondisi 4
8 4
Kecenderungan Arah
= +
- Kecenderungan
Stabilitas stabil
100 variabel
37,5 variabel
75 Jejak Data
= +
- Level dan Stabilitas
Rentang stabil
9 - 9 variabel
19 - 11 variabel
16 - 14 Perubahan Level
9 - 9 =0
19 - 11 +8
14 - 16 -2
2. Analisis Antar Kondisi