17
4 Bidang emosi: subjek masih sering menunjukkan perilaku tantrum,
anak menangis, marah dan mengamuk, ketika anak sedang duduk biasanya anak sambil berusaha untuk mendorong-dorong meja.
5 Bidang sensoris: diantaranya adalah subjek sering mengepak-
ngepakkan tangan terkadang sambil melompat-lompat, menarik tangan ketika tangannya disentuh, anak suka menyentuh rambut teman dan
subjek juga suka ketika rambut atau wajahnya disentuh serta mengorek bekas lukanya, sehingga luka tersebut menjadi sulit kering.
6 Anak autis yang menjadi subjek dalam penelitian ini juga memiliki ciri
yang khas yaitu tertarik dengan kegiatan bernyanyi. Anak merasa senang ketika subjek dijak bernyanyi bersama menggunakan lagu
anak-anak. Untuk membuat anak mau bicara lebih mudah dengan kegiatan bernyanyi daripada menggunakan media pembelajaran kartu
gambar.
3. Permasalahan yang Dihadapi Anak Autis
Lorna Wing dalam Muhdar Mahmud. 2010: 9-11 mengelompokkan masalah yang dialami anak autis menjadi 2 kelompok besar yaitu:
a. Masalah dalam memahami lingkungan, permasalahan yang dihadapi
yaitu: respon terhadap suara yang tidak biasa, sulit dalam memahami pembicaraan, kesulitan ketika berbicara, lemah dalam pengucapan dan
kontrol suara, masalah dalam memahami benda yang dilihat, masalah dalam pemahaman gerak isyarat, menunjukkan gerakan tubuh yang
tidak biasa, adanya kekakuan dalam gerakan-gerakan terlatih.
18
b. Masalah gangguan perilaku dan emosi, permasalahan yang dihadapi
yaitu: sikap menyendiri dan menarik diri, tidak merespon ketika dipanggil atau seperti tidak mendengar ketika ada orang yang berbicara
padanya, menentang perubahan, mengalami ketakutan khusus, melakukan perilaku yang memalukan secara sosial, ketidakmampuan
untuk bermain. Berdasarkan pemaparan mengenai masalah-masalah yang dihadapi
anak autis di atas, dapat diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini mempunyai beberapa permasalahan yaitu:
a. Masalah dalam memahami lingkungan:
1 Anak sulit memahami pembicaraan, sulit untuk melakukan
instruksi, anak baru melakukan ketika intruksi itu diulang atau dicontohkan terlebih dahulu.
2 Anak mengalami kesulitan dalam berbahasa dan berbicara,
sehingga subjek jarang berbicara padahal anak mampu bicara, kosa katanya terbatas, anak lebih sering mengulang atau
menirukan. Anak juga sulit menggunakan dan memahami kata- kata yang fleksibel, sehingga percakapan atau komunikasi pun
cenderung kaku. 3
Sulit dalam mengontrol suara sehingga apabila berbicara kata atau kalimat yang diucapkan terdengar datar.
4 Sulit memahami gerakan isyarat, seperti melambaikan tangan
untuk memanggil anak mendekat atau menghampiri, namun
19
terkadang dengan instruksi dari orang-orang tertentu anak mau melakukan.
5 Adanya gerakan tubuh yang tidak biasa yaitu mengepak-
ngepakkan tangan terkadang sambil meloncat-loncat. b.
Masalah dalam perilaku dan emosi: Subjek hampir mengalami seluruh permasalahan pada aspek ini yang
secara lebih rinci telah dijelaskan pada sub bab karakteristik anak autis. Berdasarkan penjelasan mengenai berbagai permaslahan yang
dihadapi subjek, dalam penelitian ini hanya membatasi pada permasalahan nomor 2 yaitu kesulitan subjek dalam kemampuan berbicara. Subjek
jarang menggunakan bahasa verbalnya untuk bicara padahal subjek sudah mampu berbicara.
B. Tinjauan Tentang Kemampuan Bicara