37
memotivasi  anak  bernyanyi  adalah  dengan  menggunakan  mikrofon,  baik yang  asli  maupun  yang  palsu  mainan,  dengan  menggunakan  mikrofon
maka  dapat  membantu  anak  belajar  bahwa  ketika  memegang  mikrofon atau mikrofon didekatkan ke mulut adalah giliran untuk bersuara, sehingga
mikrofon  merupakan  salah  satu  cara  yang  bagus  untuk  memotivasi  anak untuk  berbicara, bernyanyi, atau hanya membuat  suara-suara Griffin  dan
Sandler, 2010: 82. Berdasarkan  pemaparan  tersebut  di  atas  dapat  diketahui  bahwa
terdapat  suatu  keterkaitan  antara  musik  atau  bernyanyi  pada  anak  autis. Baik  yang  digunakan  sebagai  relaksasi  maupun  terapi.  Bahkan  dengan
musik  dan  bernyanyi  dapat  menjadi  salah  satu  stimulus  untuk  anak  agar mau menggunakan verbalnya untuk berbicara.
Berdasarkan  hal  tersebut  di  atas,  dalam  penelitian  ini  penulis  akan menggunakan  lagu  anak-anak  yang  diketahui  dan  disukai  anak  subjek
penelitian  sebagai  media  untuk  menstimulus  atau  memotivasi kemampuan  bicaranya  yaitu  dengan  lagu  Kasih  Ibu,  Dua  Mata  Saya,
Nama Hari dan Sayang Semuanya.
D. Kerangka Pikir
Anak  Autis  memiliki  karakteristik  adanya  gangguan  perkembangan  yang kompleks  dalam  kemampuan  komunikasi,  interaksi  dan  perilaku.  Subjek
mengalami permasalahan dalam aspek komunikasi terutama berbicara. Bicara merupakan  salah  satu  aspek  penting  dalam  berbahasa.  Sederhananya  adalah
38
dengan  berbicara  anak  dapat  mengungkapkan  apa  yang  subjek  inginkan  atau yang subjek rasakan. Anak subjek penelitian baru mau bicara apabila subjek
diberikan stimulus terlebih dahulu, sehingga ada dorongan atau motivasi yang membuatnya bicara.
Anak  autis  memiliki  ciri  yang  khas.  Anak  subjek  penelitian mempunyai minat atau ketertarikan terhadap kegiatan bernyanyi. Ketika anak
diajak bernyanyi anak tidak pernah menunjukkan perilaku menolak. Di mana saja  dan  kapan  saja  anak  bersedia  untuk  diajak  bernyanyi.  Hubungannya
antara  bernyanyi  dengan  kemampuan  berbicara  adalah  ketika  melakukan kegiatan  bernyanyi  anak  menunjukkan  keinginannya  untuk  berbicara  atau
mengucapkan  lirik  lagu  yang  dinyanyikan.  Keinginan  tersebut  ditunjukkan dengan  anak  dapat  fokus  memperhatikan  gerakan  mulut  penulis  ketika
menyanyikan  lagu  tersebut  dan  anak  pun  ikut  mengucapkan  lirik  lagu  yang dapat  dilihat  melalui  gerakan  mulutnya  meskipun  suaranya  masih  datar  dan
kadang terputus-putus tidak keluar suaranya. Lagu  yang sering dinyanyikan adalah lagu anak-anak. Terdapat beberapa lagu anak-anak yang diketahui dan
disukai oleh anak, diantaranya adalah lagu Kasih  Ibu, Dua Mata Saya, Nama Hari dan Sayang Semuanya.
Metode  bernyanyi  adalah  metode  pembelajaran  yang  menggunakan nyanyian  lagu  sebagai  media  untuk  belajar.  Penulis  bermaksud  untuk
menerapkan metode bernyanyi menggunakan lagu anak-anak sebagai stimulus untuk motivasi agar anak mau berbicara. Setelah diterapkan metode bernyanyi
diharapkan  kemampuan  berbicara  anak  dapat  meningkat.  Sehingga  metode
39
bernyanyi  berpengaruh  terhadap  kemampuan  bicara  anak.  Kerangka  pikir  ini kemudian disusun dalam sebuah bagan sebagai berikut:
Bagan 1. kerangka pikir pengaruh metode bernyanyi terhadap kemampuan berbicara pada anak autis
E. Hipotesis