111
pada  baseline-2  perubahan  level  yang  terjadi  adalah  -2  yang  berarti  terjadi penurunan  kemampuan  berbicara.  Perhitungan  secara  rinci  data  analisis
tersebut  di  atas  terlampir,  dan  hasil  analisis  dalam  kondisi  dapat  dirangkum
dalam tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi
Kondisi Baseline-1
A1 Intervensi
B Baseline-2
A2
Panjang Kondisi 4
8 4
Kecenderungan Arah
= +
- Kecenderungan
Stabilitas stabil
100 variabel
37,5 variabel
75 Jejak Data
= +
- Level dan Stabilitas
Rentang stabil
9 - 9 variabel
19 - 11 variabel
16 - 14 Perubahan Level
9 - 9 =0
19 - 11 +8
14 - 16 -2
2. Analisis Antar Kondisi
Komponen  yang  dianalisis  dalam  analisis  antar  kondisi  meliputi  jumlah variabel  yang  diubah,  perubahan  kecenderungan  stabilitas,  perubahan
kecenderungan  level,  dan  persentase  overlap.  Berdasarkan  proses perhitungan  pada  analisis  antar  kondisi,  hasilnya  dapat  dirangkum  dalam
tabel 10 sebagai berikut:
112
Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Perbandingan
Kondisi B dengan A1
A2 dengan B A1 dengan A2
Jumlah variabel yang
diubah 1
1 1
Perubahan Kecenderungan
Arah =           +
+ –
–            = Perubahan
Kecenderungan Stabilitas
stabil ke variabel
variabel ke variabel
variabel ke stabil
Perubahan Level
9 – 11
+2 19
– 16 –3
14 – 9
+5 Persentase
Overlap Keterangan tabel 10:
a. B dengan A1: perbandingan antar kondisi fase intervensi dengan fase
baseline-1. b.
A2 dengan B: perbandingan antar kondisi fase baseline-2 dengan fase intervensi.
c. A1 dengan A2: perbandingan antar kondisi fase baseline-1 dengan fase
baseline-2
Berdasarkan data pada tabel 10 di atas, dapat dijelaskan bahwa: 1
Jumlah  variabel  yang  diubah  adalah  penelitian  ini  adalah  satu  yaitu peningkatan skor kemampuan berbicara pada subjek,
2 Berdasarkan  pada  hasil  analisis  perubahan  kecenderungan  arah  antar
kondisi  fase  intervensi  B  dengan  fase  baseline-1  A1  yakni  dari
113
sejajar  ke  menaik  yang  artinya  kemampuan  berbicara  subjek meningkat  setelah  diberikan  intervensi.  Analisis  antar  kondisi  fase
baseline-2  A2    dengan  fase  intervensi  B  diperoleh  hasil  arah menaik  ke  menurun,  yang  menunjukkan  adanya  pengurangan
kemampuan  berbicara  pada  subjek  setelah  sebelumnya  mengalami kenaikan. Kemudian analisis antar kondisi fase baseline-1 dengan fase
baseline-2 diperoleh hasil arah menurun ke sejajar, 3
Perubahan  level  antar  kondisi  fase  baseline-2  A2  dengan  fase intervensi  B  menunjukkan  adanya  penurunan  skor  kemampuan
berbicara  sebanyak  3  level,  sedangkan  pada  perbandingan  kondisi antara fase baseline-2 A2 dengan fase baseline-1 A1 menunjukkan
adanya kenaikan skor kemampuan berbicara sebanyak 5 level. 4
Persentase  overlap  atau  persentase  data  yang  tumpang  tindih  antar kondisi fase baseline-2 A2 dengan fase intervensi B adalah 37,5.
Sedangkan  persentase  data  yang  tumpang  tindih  antar  kondisi  fase baseline-2  A2  dan  fase  baseline-1  A1  adalah  0.  Dengan  nilai
persentase  data  overlap  sebesar  0  menunjukkan  bahwa  intervensi memberikan pengaruh terhadap target behavior yang diubah.
Dengan  demikian  berdasarkan  hasil  analisis  yang  telah  dilakukan,  dapat diketahui  bahwa  penerapan  metode  bernyanyi  berpengaruh  terhadap
kemampuan  berbicara  subjek  ketika  sedang  mengikuti  kegiatan pembelajaran  di  kelas.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  meningkatnya  level
skor  kemampuan  berbicara  setelah  dikenai  intervensi  berupa  penerapan
114
metode  bernyanyi  pada  data  antara  fase  baseline-1  A1  dan  fase intervensi  B  tidak  terdapat  data  yang  overlap  sebesar  0.  Data  ini
menujukkan  pengaruh  intervensi  sangat  baik  terhadap  skor  kemampuan berbicara  subjek.  Sedangkan  data  antara  fase  intervensi  B  dengan  fase
baseline-2  A2  terdapat  data  yang  overlap  sebesar  37,5,  namun  pada data antara fase baseline-1 A1 dengan fase baseline-2 A2 tidak terdapat
data yang overlap 0, sehingga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang  baik  dari  hasil  intervensi  yang  diberikan.  Maka  secara  keseluruhan,
penerapan metode bernyanyi dapat dinyatakan berpengaruh baik terhadap kemampuan  berbicara  anak  yang  ditandai  dengan  meningkatnya  skor
kemampuan  berbicara.  Hal  ini  terlihat  dari  semakin  meningkatnya  skor kemampuan  berbicara  pada  pada  fase  baseline-2  A2  jika  dibandingkan
dengan  fase  baseline-1  A1  pada  saat  sebelum  diberikan  tindakan  atau intervensi.
E. Pembahasan Penelitian