33
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Tahap wawancara dilakukan untuk mengetahui strategi pembelajaran
drumband
yang digunakan, tujuan pembelajaran
drumband
, materi yang disampaikan, sarana prasarana yang ada di sekolah yang digunakan dalam pembelajaran
drumband
, serta untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
drumband
tersebut dilaksanakan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pungumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen Sugiyono, 2010:137. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen atau arsip yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Sumber data sekunder berasal dari dokumen materi pembelajaran, video proses latihan
drumband
, dan observasi pada saat proses pembelajaran
drumband
.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain adalah alat pengumpulan data utama Moleong, 1994: 19. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian interpretif, yang didalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para
partisipan Creswell, 2012: 264. Selain itu para peneliti kualitatif juga berperan memperoleh entri dalam lokasi penelitian dan masalah-masalah etis
yang bisa saja muncul tiba-tiba Creswell, 2012: 265. Sehingga dalam
34
penelitian ini peneliti merupakan instrumen kunci yang mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan
partisipan Creswell, 2012: 261. Adapun alat-alat bantu pengumpulan data yang digunakan di dalam
Penelitian ini. Rinciannya sebagai berikut: 1
Alat Tulis Alat tulis digunakan untuk mencatat informasi sebagai data dari hasil
wawancara maupun observasi. 2
Kamera, alat rekam suara dan video Alat-alat rekam yang digunakan untuk mengambil data berupa gambar,
suara, maupun video sebagai bahan dokumentasi pada saat proses pembelajaran objek penelitian yaitu kamera digital dan kamera ponsel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen adalah penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung Nugroho, 2014: 33. Observasi adalah kegiatan mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Peneliti
35
merekam atau mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur, misalnya dengan mengajukan pertanyaan yang ingin diketahui peneliti
Creswell, 2012: 267. Peneliti melihat, mengamati, dan mengikuti secara langsung proses pembelajaran dan mencatat semua hal yang berkaitan
langsung dengan aspek – aspek yang akan diteliti.
Penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yakni pengamatan tanpa berpartisipasi
Non- Participant Observant
. Saat pengamatan berlangsung peneliti tidak ikut serta dalam kelompok
drumband
dan memainkan instrumen. Obyek yang diamati mencakup hal umum yang berkaitan langsung dengan
drumband
termasuk kesulitan yang terdapat dalam proses pembelajaran
drumband
, serta jenis alat yang digunakan dalam proses pembelajaran
drumband
tersebut Tujuan dari observasi adalah mendeskripsikan
setting
yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat
dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut Poerwandari, 1998: 63.
Observasi dilakukan sebelum penelitian dilakukan yaitu pada bulan Maret tanggal 24, 29, dan 31, dengan cara datang langsung ke lokasi
penelitian yaitu Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa Karanganyar Kebumen lokasi latihan saat itu. Tujuan observsi ini adalah untuk
mengamati lingkungan dan situasi sekolah serta kegiatan pembelajaran
drumband
.
36
Tabel 1. Kisi – kisi observasi
No Aspek yang diamati
Hasil pengamatan 1
Materi pembelajaran Pengenalan instrumen drum,
cara memainkan instrumen drum, penyampaian lagu, dan
latihan.
2 Proses Pembelajaran
Pembelajaran teori dan praktik. Pembelajaran praktik meliputi
latihan seksional dan latihan bersama
3 Instrumen yang dimainkan
snare drum
, pianika, q
uarto tom
,
bellyra
,
bass drum
dan
cymbals.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Moleong, 1994: 135. Wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan informasi
yang tidak mungkin didapatkan lewat observasi Alwasilah, 2003: 154. Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan berbagai macam
cara seperti
face to face interview
wawancara berhadap-hadapan dengan partisipan, wawancara melalui telepon, terlibat dalam
focus group interview
wawancara dalam kelompok atau wawancara melalui internet Creswell, 2012: 267.
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam
indepth Interview
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Tahap wawancara ini
dilakukan kepada tiga narasumber yaitu koordinator dan instruktur
drumband
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, serta Kepala
37
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Wawancara mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang mendalam mengenai
proses pembelajaran secara umum dan strategi pembelajaran
drumband
pada khususnya.
Tabel 2. Kisi-kisi wawancara
No. Aspek wawancara Kisi-kisi pertanyaan
1 Awal mula pelaksanaan
pembelajaran mengapa kegiatan
drumband
diadakan Sejarah singkat
diadakannya
drumband
di SD N 3 Karanganyar
Kebumen Kendala-kendala yang
dihadapi 2
Tujuan pembelajaran Apa tujuan pembelajaran
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen
3 Strategi pra-pembelajaran
Apa yang dilakukan pelatih sebelum
pembelajaran
drumband
dimulai 4
Materi pembelajaran Apa materi yang
dipelajari Lagu apa saja yang
dipelajari 5
Metode Pembelajaran Metode apa saja yang
digunakan dalam pembelajaran
drumband
6 Instrumen yang digunakan
Instrumen apa saja yang digunakan dalam
pembelajaran
drumband
7 Proses pembelajaran
Bagaimana proses pembelajaran
drumband
berlangsung
38
3. Dokumentasi
Selama proses penelitian, peneliti juga mendokumentasikan semua hal yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi memungkinkan
peneliti memperoleh bahasa dan kata-kata tekstual dari partisipan Creswell, 2012: 69. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu Sugiyono, 2006: 270. Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang relevan terkait
dengan permasalahan yang akan dikaji. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan yaitu berupa buku catatan pribadi mengenai materi
drumband
yang diajarkan milik pelatih serta foto-foto pembelajaran
drumband
milik sekolah yang sudah ada. Pendokumentasian data yang diambil oleh peneliti berupa foto yang didapat selama observasi, file audio
saat wawancara, serta video saat proses latihan
drumband
berlangsung.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman 1992: 19 ada empat
komponen yaitu: teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses analisis interaktif
interactive model of analysis
ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
39
Gambar 7: Teknik Analisis Interaktif menurut Miles dan Huberman Sutopo, 1988:34-37.
Lebih lanjut, penjelasan dari teknik analisis interaktif tersebut sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk memperoleh data yang akurat dan relevan terhadap masalah penelitian. Untuk memperoleh
data tersebut peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi dengan melihat lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar Negeri 3 Karangayar Kebumen yang dilakukan pada bulan Maret 2016.
Setelah itu, tahapan selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan oleh peneliti. Setelah melakukan
wawancara mendalam kemudian dilakukan pengumpulan dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini.
40
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses seleksi atau pemilihan, pemusatan
perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan
dan transformasi data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di
lapangan. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi Sugiyono, 2010:247. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data.
Adapun data yang diperoleh dari ini yaitu data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Reduksi yang dilakukan dengan meringkas
hasil wawancara dan hasil observasi, kemudian mengelompokan data-data tersebut sesuai dengan tema yang akan dibahas. Data hasil observasi dan
wawancara yang kurang relevan dengan tema penelitian dan tidak sesuai masuk ke semua kelompok data, dihilangkan dan tidak digunakan untuk
analisis data.
3. Penyajian Data
Penyajian data dari penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya Sugiyono, 2008: 95. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti
41
memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.
Data yang sudah direduksi kemudian dikelompokan kedalam sub penyajian, yaitu data tentang strategi pembelajaran, data tentang media
pembelajaran, metode yang digunakan, pendekatan yang dilakukan guru, prestasi siswa dan evaluasi penilaian hasil belajar.
Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu data disajikan secara naratif atau uraian singkat. Penyajian ini berfungsi untuk
mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan yang meliputi tentang pemilihan cara yang digunakan dalam penelitian ini.
4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada Sugiyono, 2010: 253. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih buram atau tidak jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Verifikasi
yang dilakukan meliputi data observasi, data wawancara, dan data hasil dokumentasi. Agar data yang diperoleh valid, maka validitas data
digunakan dengan mencocokan data yang sudah ada dengan tringulasi
data.
Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir yang dilakukan setelah seluruh proses analisis data telah selesai dilakukan. sehingga akan
diperoleh suatu kesimpulan yang tepat dari hasil penelitian yang
42
dilakukan, dalam hal ini adalah strategi pembelajaran yang digunakan instruktur
drumband
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen.
I. Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data diperlukan untuk memeriksa akurasi dan kredibilitas hasil penelitiannya dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu
Creswell, 2012: 284. Salah satu strategi pengujian keabsahan data validitas adalah dengan triangulasi data. Triangulasi data adalah menggabungkan
sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut untuk membangun tema yang berkesinambungan
Creswell, 2012:286-267. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan triangulasi teknik dengan cara membandingkan data-data yang
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dari sumber yang sama.
Gambar 8: Triangulasi teknik pengumpulan data
Sugiyono, 2006: 373
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan
data itu Moleong, 1990:178. Dalam penelitian ini teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teknik. Triangulasi teknik untuk menguji
Data Observasi
Data Wawancara
Data Dokumentasi
43
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dengan
wawancara dicek dengan data yang didapat dari hasil observasi dan dokumentasi. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan mana yang
dianggap paling benar Sugiyono, 2006: 373-374. Menurut Moleong 2006: 331, membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dapat dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi. 3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan, orang berada, orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wanwancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
Dari kelima cara tersebut, cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara. Hal yang
dilakukan peneliti yakni dengan melihat fakta-fakta yang ada pada saat
44
observasi dengan membandingkan data hasil wawancara mendalam dengan pelatih
drumband
. 2.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Hal yang dilakukan yakni dengan membandingkan data
yang didapat dari wawancara mendalam dengan pelatih
drumband
, kemudian membandingkan dengan dokumen yang sudah ada seperti buku
catatan pribadi pelatih dan data dari sekolah, maupun data yang didapat dari pendokumentasian oleh peneliti.
45
BAB IV STRATEGI PEMBELAJARAN
DRUMBAND
A. Hasil Penelitian 1.
Pelaksanaan Pembelajaran
Drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Kegiatan
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen mulai dibentuk pada tahun 2013 saat Ibu Siti Mutmainah masih menjabat sebagai
kepala sekolah. Setelah turun dari jabatannya sebagai kepala sekolah, Beliau secara sukarela mengajukan diri menjadi koordinator
drumband
. Segala hal- hal yang berkaitan dengan
drumband
beliau tangani dibantu dengan pelatih dan rekan-rekan kerja yang lain. Hal tersebut dinyatakan oleh beliau:
“
Ya intinya ngurusi drumband, namanya juga koordinator. Karena dulu saya pernah ngepalai menjadi kepala sekolah SD N 3
karanganyar, terus turun dan sekarang tinggal melanjutkan apa yang sudah dibangun. Sampai sekarang saya juga masih terlibat
dalam pengajaran drumband anak-anak. Dulu saya sempet ngurusin kegiatan ekstrakurikuler yang lain, tapi sudah saya tinggalkan.
Repot Mas. Tanggung jawab saya ya ngurusi perlombaan,
mengelola alat, mengelola dana, mencarikan pelatih juga.” Menurut penuturan kepala sekolah yang baru yaitu bapak Triyono, di
Awal pembentukannya,
drumband
tersebut hanya memiliki sumber anggaran yang berasal dari donasi wali murid. Sampai saat penelitian
dilakukan, pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, mengungkapkan bahwa sekolah masih kesulitan mendapat pendanaan dari sumber lain.
Beliau Menjelaskan: “Untuk perawatan, perbaikan, atau peningkatan fasilitas
drumband, ya ada. Sumber dana yang utama itu dari wali murid. Ada juga dari
46
donatur. Kalau sekolah sendiri sebenarnya dianggarkan Mas, cuma porsinya sangat se
dikit.” Hal inilah yang sampai sekarang masih menjadi hambatan sekolah
tersebut untuk mengembangkan
drumband
atau sekedar mengikuti kompetisi lain yang tersedia. Namun dengan keterbatasan yang ada, tidak
menjadi penghambat yang kemudian dapat mengurangi minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
drumband
dan keikutertaan
drumband
dalam perlombaan. Di awal pembentukan kegiatan
drumband
, sekolah tidak hanya memiliki kendala dalam pendanaan tapi juga keberadaan guru yang
kompeten di bidangnya. Selaku koordinator Ibu Siti Mutmainah diberi tanggung jawab merekrut tenaga pengajar, sedangkan tidak satupun dari
guru-guru sekolah tersebut yang memiliki kompetensi yang memadai dalam bidang
drumband
. Dari sana kemudian ibu Mutmainah berinisiatif merekrut tenaga pengajar dari sekolah lain yang memiliki keahlian yang cukup.
Usaha ini tidak serta merta membuahkan hasil karena minimnya jumlah pengajar di wilayah Karanganyar yang sanggup diberi tanggung jawab
mengajarkan
drumband
. Dari keterbatasaan yang ada, pihak sekolah masih dipersulit dengan
kondisi keterbatasan dalam pendanaan. Hal tersebut makin mempersulit koordinator untuk mencarikan pelatih yang sesuai untuk melatih
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen. Koordinator pada akhirnya menunjuk salah satu alumnus SD N 3 Karanganyar Kebumen yaitu bapak Suwarno
yang memiliki pengalaman mengajar
drumband
di sekolah menengah
47
pertama Taman Dewasa Karanganyar Kebumen sebagai pelatih
drumband
sampai sekarang. Dalam sesi wawancara ibu Siti Mutmainah menjelaskan: “Koord
inator itu tugasnya ya mencarikan pelatih, mengelola keuangan, ya sewajarnya koordinator. Jadi saya panggil mas Warno
itu karena memang dia alumni sini. Kalau misalnya untuk kegiatan atau untuk lomba dananya kurang kadang mas Warno ikut membantu.
Dulu SD 4
juga pernah minta jadi pelatih tapi ditolak.” Pelatih
drumband
di Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen bernama bapak Suwarno. Beliau merupakan alumnus Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa dan memiliki gelar sarjana ekonomi. Pengetahuan tentang
drumband
didapatkannya dari keikutsertaannya dalam kegiatan
drumband
di Sekolah Menengah Atas sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan Unit Kegiatan Mahasiswa saat beliau masih duduk di
bangku kuliah. Bapak Suwarno sempat mengajar mata pelajaran pendidikan
jasmani selama 14 tahun di Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa. Saat penelitian berlangsung beliau tidak lagi mengajar mata pelajaran
pendidikan jasmani, namun menjadi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa dan merangkap
sebagai pelatih ekstrakurikuler
drumband
di Sekolah tersebut, sekaligus mengajar
drumband
di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Keberadaan pembelajaran
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen relatif baru. Jika dibandingkan dengan prestasi yang telah diraih
dalam waktu yang pendek tersebut menunjukan potensi siswa yang dimiliki sekolah tersebut. Potensi yang ada tidak akan berkembang dengan
48
maksimal tanpa motivasi, arahan, dan pelatihan. Seperti yang Bapak Suwarno selaku pelatih sampaikan:
“
Pada dasarnya itu anak-anak banyak yang minat Mas. Mungkin secara keseluruhan bisa mencapai 99 persen. Itu minat. Yang satu
atau dua persen itu ndak minatnya mungkin faktor lowernya itu lho. Jadi anak-anak dibawah rata-rata IQ termasuk yang idiot itu yang
ndak mau. Masalahnya kalo misalkan anak-anak kelas 6 itu usia 11 atau 12, dia itu sudah 15. Disamping itu juga kalo saya ajarkan juga
ndak paham-
paham.” Tingginya ketertarikan siswa akan
drumband
tidak lepas dari peran orang tua yang memberi dorongan dan dukungan penuh pada anaknya. Rasa
bangga yang timbul dari prestasi yang diraih membuat orang tua siswa memberikan apresiasi yang tinggi kepada pihak sekolah. Hal tersebut muncul
dari usaha sekolah yang selalu menonjolkan
drumband
sebagai wajah bagi Sekolah. Ibu Mutmainah selaku koordinator menyebutkan, “Minat anak-anak
terhadap
drumband
bagus Mas, ya karena memang prestasi-prestasinya yang selalu kita ditonjolkan.”
Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen mewajibkan siswanya untuk mengikuti kegiatan
drumband
bagi siswa kelas tiga sampai kelas enam. Pemberlakuan ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah
pemain yang dibutuhkan untuk tiap penampilan dalam perlombaan jumlahnya sangat banyak, yakni mencapai 70 peserta.
49
Gambar 9: Siswa kelas 5 peserta
drumband
SD N 3 Karanganyar Kebumen dok. Arif, 2016
Meskipun demikian pelatih tetap memilihkan instrumen yang tepat bagi tiap-tiap peserta dengan melihat dan menimbang dari segi kemampuan
fisik peserta yang beragam. Ibu Siti Mutmainah menuturkan: “Siswa yang wajib mengikuti
drumband itu kelas tiga sampai enam. Kalau yang kelas satu dan dua itu pilihan. Yang kelas satu dan dua itu
untuk siswa yang ingin belajar dasar-dasarnya atau siswa yang memang punya bakat bermusik. Masalahnya, kalau siswa kelas satu
atau dua itu punya keterbatasan fisik mas. Mereka masih kecil-kecil. Ya, walaupun yang kelas tiga juga banyak yang masih kecil tapi nanti
bisa kita sesuaikan.”
2. Tujuan Pembelajaran
Drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Sekolah Dasar Negeri 3 karanganyar kebumen merupakan salah satu sekolah yang menyediakan
drumband
sebagai kegiatan bermusik di luar jam pelajaran. Keberadaan kegiatan bermusik yang bersifat kelompok dianggap
sebagai salah satu bentuk investasi untuk perkembangan peserta didik.
50
Dalam Kegiatan
drumband
, siswa dilatih untuk peka terhadap nada dan ritmis, serta kedisiplinan yang di-implementasikan dalam baris-berbaris
membentuk formasi demi menciptakan keseragaman bentuk dan gerakan. Dalam kegiatan berkelompok ini, para siswa juga secara tidak langsung
dilatih bersosialisasi dan kerjasama. Penggabungan dari semua pelatihan itu yang akhirnya menjadi suatu bentuk investasi yang berarti bagi peserta
didik. Sebagai tindak lanjut dari keberadaan
drumband
sebagai kegiatan di luar jam pelajaran diwujudkan dalam keikutsertaan sekolah dalam berbagai
perlombaan. Dengan keikutsertaan ini, Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen telah menghasilkan banyak prestasi-prestasi dalam kegiatan non-
akademik ini. Seperti yang diutarakan Ibu Mutmainah selaku mantan kepala sekolah yang sekarang menjadi koordinator
drumband
sekolah tersebut. Beliau menyebutkan bahwa :
“
Prestasi yang pernah didapat banyak, yang juara kabupaten ada, yang provinsi juga ada. Seperti yang sudah Mas liat kemarin, yang
sering dapat
itu kompetisi
yang di
UMY Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.” Hal inilah yang menjadi alasan ketertarikan peneliti untuk melakukan
penelitian dalam kaitannya dengan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam sekolah tersebut.
51
Gambar 10: Persiapan Lomba tingkat Kabupaten dok. SD N 3
Karanganyar Kebumen, 2015
Tujuan dari diadakannya kegiatan
drumband
di luar jam sekolah pada awalnya adalah untuk memberikan alternative pilihan bagi peserta
didik. Hal ini terjadi karena tingginya minat siswa dan minimnya persaingan
drumband
ditingkat kecamatan. Dari hasil yang didapat, keberadaan
drumband
sebagai kegiatan tambahan ini pada kenyataanya cukup mengeksplorasi bakat dan potensi yang dimiliki tiap-tiap peserta didik. Hal
ini disampaikan oleh Bapak Triyono. Beliau menyebutkan bahwa: “Tujuan kegiatan
drumband itu ya sebenarnya menyediakan kegiatan
ekstrakurikuler pilihan.
Ekstrakurikuler drumband
sebenarnya tidak wajib, tapi untuk sekolah sendiri wajib menyediakan. Kemudian tindak lanjutnya untuk mengikuti event-
event dan perlombaan. Dan ternyata hasilnya bagus dari segi prestasi. terlebih kegiatan berkelompok apalagi bermain musik itu
sendiri juga bermanfaat untuk anak-
anak.”
52
Kegiatan latihan
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen dilakukan secara rutin. Dalam satu minggu latihan biasa dilakukan dua kali.
Apabila mendekati event atau perlombaan, intensitas latihan akan ditambah menjadi setiap hari. Ini dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan
kondisi fisik peserta dan juga mengkonsentrasikan pada hal-hal kecil guna memaksimalkan penampilan.
3. Strategi Perencanaan Pembelajaran
Drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Sebelum memulai proses pembelajaran, pelatih terlebih dahulu menyiapkan peserta agar pada saat latihan nanti akan lebih terkordinasi dan
berjalan lebih baik. Dalam proses pra-pembelajaran ini, ada dua hal yang dilakukan pelatih yakni pembagian instrumen untuk setiap siswa dan
pengkondisian siswa di tempat latihan.
a. Pembagian instrumen
Sebelum instruktur memulai proses pembelajaran, instruktur terlebih dahulu melakukan pembagian instrumen bagi peserta
drumband
. Pelatih memilihkan instrumen yang sesuai untuk tiap-tiap siswa
berdasarkan ketrampilan dan kemampuan fisik siswa yang bersangkutan. Alat musik ritmis seperti
snare drum, bass drum, quarto tom,
dan
symbal
akan diutamakan diberikan kepada siswa laki-laki. Lebih rinci, Alat-alat yang memiliki beban yang berat seperti
bass drum
akan di berikan kepada peserta laki-laki yang berpostur tinggi dan kuat. Sedangkan
peserta perempuan akan diberikan alat musik melodis seperti
bellyra,
53
pianika,
dan
recorder
. Sedangkan sisanya akan ditunjuk menjadi mayoret, dirigent, dan pemegang bendera.
Pembagian instrumen untuk tiap-tiap siswa tidak mutlak. Pembagian akan ditinjau ulang setelah proses latihan dalam jangka waktu
tertentu. Dengan memperhatikan kondisi dan progress yang dibuat di setiap latihan, instruktur akan mengetahui apakah seorang siswa cocok
dengan instrumennya atau tidak. Tindak lanjut dari ketidakcocokan siswa dengan alat musiknya, nantinya intruktur akan menukarkan siswa yang
satu dengan siswa lain yang memainkan instrumen yang berbeda menurut kesesuaian.
b. Pengkondisian siswa di lapangan Dalam kegiatan
drumband
, siswa dan juga pelatih dituntut untuk lebih mempersiapkan fasilitas belajar yang diperlukan. Fasilitas yang
dimaksud meliputi
alat-alat
drumband
, serta
kesiapan lokasi
pembelajaran. Lokasi sangat mempengaruhi proses pembelajaran dikarenakan kegiatan
drumband
membutuhkan tempat yang luas dan lapang. Hal tersebut menjadi penting terlebih karena instrumen yang
dimainkan menciptakan suara yang cukup gaduh sehingga dibutuhkan lokasi yang representatif. Di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar
Kebumen, lokasi pembelajaran dilakukan di halaman sekolah, namun Jikalau dirasa kondisi sekolah tidak memungkinkan untuk latihan
bersama, pelatih akan mengarahkan anak-anak menuju tempat yang lebih
54
lapang sebagai lokasi alternatif seperti alun-alun ataupun tempat lain. Dalam sesi wawancara Bapak Suwarno menjelaskan:
“Latihannya biasanya
di lapangan upacara SD 3 tapi karena memang tempatnya sempit biasanya kalo untuk persiapan lomba
kita ke TD SMP Taman Dewasa. Kalau memang disana tidak bisa kita latihan di tempat lain. Kita pernah Mas latihan di depan
toko-toko yang sedang tutup. Ya karena memang SD 3 itu dekat pasar jadi kita pilih yang dekat-dekat saja. Anak-anak juga
pernah latihan di tempat saya, di depan rumah. Tapi kalo untuk lomba itu kan butuh tempat yang luas untuk formasi display jadi
tetap saya arahkan ke alun-alun walaupun a
gak jauh.” Lapangan upacara seringkali digunakan sebagai tempat
latihannya. Sebelum memulai pembelajaran
drumband
siswa dibiasakan untuk melakukan baris-berbaris terlebih dahulu. Barisan yang dibentuk
juga akan disesuaikan sesuai posisi tiap kelompok instrumen, dimana letak alat musik melodis seperti
bellyra
berada di urutan paling depan diikuti pianika. Kemudian dibelakangnya ada
snare, quarto tom, dan bass
. Untuk
cymbal
berada di baris paling belakang. Pembawa bendera berada di sebelah kanan dan kiri barisan. Mayoret berada di depan
barisan pembawa bendera. Setalah siswa sudah dalam kondisi berbaris teratur, tenang, dan
siap kemudian instruktur melakukan presensi dengan cara menanyakan keabsenan pada setiap perwakilan kelas, berapa jumlah yang datang dan
siapa saja yang tidak datang. Setelah presensi selesai dilakukan, pelatih kemudian memimpin doa sebelum proses pembelajaran dimulai. Setelah
itu para peserta dipersilahkan mengambil instrumen di ruangan penyimpanan alat secara beriringan kemudian kembali ke lapangan dan
55
kembali berbaris seperti kondisi semula. Seperti yang diungkapkan Bapak Suwarno:
“Setelah anak
-anak dikumpulkan di lapangan biasanya kita baris-berbaris dulu Mas supaya teratur, kemudian setelah itu
diabsen siapa saja yang tidak masuk. Kalau sudah semuanya diabsen terus biasanya saya suruh anak untuk berdoa supaya
semuanya berjalan lancar. Setelah itu, baru anak-anak saya suruh ngambil alatnya di gudang. Setelah itu ya balik lagi ke
lapangan untuk latihan.”
4. Strategi Penyiapan Materi Pembelajaran
Drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Peserta
drumband
memiliki usia dan karakter yang beragam. Oleh karena itu pemilihan materi dilakukan dengan penuh pertimbangan oleh
pelatih. Materi dipilih berdasarkan kesesuaian dengan kemampuan peserta didik, dan pemenuhan kebutuhan. Materi yang diberikan dalam
pembelajaran
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen seringkali berupa lagu. Lagu yang biasa diajarkan berupa lagu daerah, dan lagu
popular dari luar maupun dalam negeri. Dalam sesi wawancara yang dilakukan di kediaman bapak Suwarno, beliau menjelaskan:
“Lagu yang kemarin dipakai waktu lomba di
UMY JORDY 2016 itu Tomat, tobat maksiat itu lho Mas, trus My lecon, Manuk Dadali,
terus ada Seperti yang Kau Minta. Sebenarnya kalau kententuan pemilihan lagu ndak ada. Bebas. Yang jelas kita harus
menyesuaikan dengan batasan waktu yang diberikan untuk setiap penampilan. Minimal 6 menit kalo maksimalnya 12 menit. Ya kalau
kurang atau lebih dari itu, bisa kena pinalti. Pinaltinya itu dalam
bentuk pengurangan nilai.” Pemilihan lagu Tobat Maksiat,
My Lecon
, Manuk Dadali, dan Seperti yang Kau Minta itu dibawah persetujuan pelatih juga koordinator.
Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud didasari atas kesesuaian dengan
56
dengan usia peserta yang muda, yaitu mudah dimainkan, serta tingkat kepopuleran lagu-lagu tersebut ketika lagu-lagu tersebut dilatihkan. Contoh
salah satu lagu yang dimainkan sebagai berikut:
Gambar 11: Lagu Seperti yang Kau Minta ciptaan Pongki Barata
Setalah lagu dipilih kemudian dilakukan aransemen ulang oleh pelatih dan dikembangkan menjadi bentuk yang bisa dimainkan oleh tiap-
tiap instrumen pada
drumband
. Seperti yang dijelaskan Bapak Suwarno, yakni:
“Kalau lagu
-lagu, kebetulan yang aransemen saya sendiri. Pemilihannya juga saya yang milih tapi nanti di tetep didiskusikan
sama guru-guru yang lain. Lagu-lagu dipilihkan yang sesuai untuk anak-anak. Kita pilihkan lagu yang tidak terlalu sulit dan enak
dipakai.”
5. Penerapan Metode Pembelajaran
Drumband
di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukannya komponen- komponen pembelajaran yang sesuai disertai interaksi yang baik antara
57
pelatih dengan peserta. Dalam hal ini, pelatih memiliki peran kunci dalam proses kegiatan pembelajaran
drumband
. Penggunaan metode menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi
pembelajaran. Dari hasil wawancara, pembelajaran
drumband
yang diterapkan Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen menggunakan
metode Demonstrasi, imitasi, dan drill. Seperti yang dituturkan Bapak Suwarno:
“Kalau metode yang digunakan itu ya paling drill, tapi kalo di awal
- awal pembelajaran itu ya tetep harus dicontohkan, gimana caranya
mukul, gimana cara membunyikan alat musik. Kalau ndak dicontohkan ndak paham-paham Mas. Ya namanya anak-anak, kalo
sudah dipegangi alat yang sudah, main sendiri, ribut sendiri. Anak- anak harus selalu diarahkan Mas. Kalau sudah dicontohkan
kemudian anak-anak menirukan. Kalau sudah mulai bisa baru nanti
main sendiri sampai lancar.” Metode demonstrasi dilakukan oleh instruktur dengan cara
memberikan contoh praktek materi yang akan dipelajari, misalnya memainkan pukulan-pukulan
bass drum, snare drum
,
quarto tom
, serta
bellyra
. Demonstrasi yang diberikan meliputi cara memainkan ritmis pada
snare drum, bass drum, quarto tom,
dan
symbal
. Pada tahap awal, instruktur akan memberikan contoh pukulan mulai dari tempo lambat, kemudian
peserta didik mengikuti seperti yang telah dicontohkan. Setelah semua peserta dapat mengikuti, tempo akan dibuat lebih cepat.
Metode imitasi dilakukan tepat setelah metode demonstrasi dijalakankan. Metode imitasi digunakan instruktur dalam pembelajaran
drumband
di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Inti dari metode ini yaitu pelatih mendemonstrasikan permainan
drumband
yang
58
berupa materi pemanasan dan lagu, dan setelah itu peserta didik menirukan sesuai dengan apa yang dicontohkan. Setelah peserta didik dirasa mengerti
dan dapat memainkan dengan benar kemudian pelatih memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memainkan sendiri materi yang telah
dicontohkan. Materi pemanasan dan lagu lebih lanjut akan diuraikan dalam proses pembelajaran.
Proses kegiatan latihan atau drill dalam pembelajaran
drumband
sangatlah penting. Ketrampilan hanya bisa tumbuh dan berkembang dengan latihan atau drill. Drill ditujukan untuk memperdalam ketrampilan musik
terutama dalam bermain instrumen musik. Oleh karena itu drill merupakan bagian kunci dari komponen strategi yang berupa metode pembelajaran,
seperti yang dijelaskan oleh Bapak Suwarno: “Supaya anak
-anak lancar bermain, porsi pembelajaran yang memang paling banyak itu di latihan atau drill. Inti dari semua
kebisaan itu ya latihan. Prosesnya memang harus diulang-ulang karena itu faktor utama yang mempengaruhi anak supaya bisa.
Disamping itu anak-anak juga nantinya makin terampil memainkan alat.
” Kegiatan latihan atau drill ini dilakukan setelah instruktur proses
imitasi itu berhasil. Keberhasilan ditandai dengan ketepatan peserta dalam menjaga tempo dan ketepatan letak pukulan dalam sebuah lagu. Peserta
didik diberi kesempatan untuk melakukan latihan sesuai contoh yang telah diberikan dengan dipandu oleh instruktur. Drill tidak hanya dilakukan di
dalam sesi latihan saja, namun instruktur juga menyarankan peserta didik untuk melatihnya di rumah. Diharapkan nantinya peserta didik dapat lebih
59
maksimal dalam meningkatkan ketrampilan sehingga materi yang dipelajari bisa cepat dikuasai.
6. Proses Pembelajaran
Drumband
di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen
Saat proses pembelajaran, yang dilakukan pertama kali oleh pelatih yaitu membagi peserta dalam kelompok, yang dibuat berdasarkan alat
musiknya. Sebelum pelatih mencontohkan cara bermain setiap alat musik, terlebih dahulu beliau memperkenalkan alat-alat musik tersebut kepada
peserta didik. Selanjutnya setiap kelompok akan mempelajari lebih jauh bagian mereka masing masing.
Pelatih memperdengarkan melodi sebuah lagu kepada seluruh peserta
drumband
pada awal-awal pelatihan dimaksudkan supaya anak-anak mengenal lagunya dengan cukup baik. Pelatih memutarkan lagu versi asli
dalam bentuk MP3 dengan ponsel genggam. Proses ini bertujuan supaya lagu tersebut terekam dengan baik dalam memori peserta
drumband
. Nantinya diharapkan peserta lain yang memegang instrumen non-melodis
juga mendapatkan gambaran lagu yang akan mereka mainkan.
60
Gambar 12: Proses latihan
drumband
dok. Arif, 2016
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai penerapan metode demonstrasi, dalam hal ini pelatih akan mencontohkan cara
memegang
stick
dengan benar dan bagaimana cara membunyikannya instrumet-instrumen yang akan dimainkan.
Cara memegang
stick
yang diajarkan menggunakan teknik
matched grip
dimana
stick
digenggam, diletakkan diantara jempol dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap ke bawah ataupun ke
samping, dengan kondisi tangan kanan dan kiri yang sama. Menurut penuturan pelatih, teknik ini adalah teknik yang paling mudah dilakukan
dan juga karena para pemain sudah dilengkapi dengan penyangga instrumen atau
harness
sehingga posisi instrumen yang akan dipukul tidak serong atau miring ketika dibawa dan dipukul. Teknik tersebut
61
digunakan pada setiap instrumen yang menggunakan stick untuk membunyikannya. Terdapat sedikit perbedaan dalam instrumen
bass,
karena posisi bass yang vertikal atau berdiri maka telapak tangan menghadap kesamping alat yang akan dipukul.
Gambar 13: Teknik memegang
stick, matched grip
Dalam sesi wawancara peneliti dengan bapak Suwarno selaku pelatih, beliau menjelaskan bahwa pada awal latian peserta didik tidak
diperkenankan untuk memegang alat. Sebagai langkah awal pengenalan ritmis biasanya pelatih tidak menggunakan instrumen asli namun
menggunakan pengganti seperti meja atau sekedar tepuk tangan. Membutuhkan
waktu yang
tidak sedikit
untuk mengambil,
mempersiapkan, serta mengembalikan alat-alat kelengkapan
drumband
ke tempat penyimpanan kembali. Hal tersebut dilakukan karena alasan efisiensi, dikarenakan alat musik
drumband
jumlahnya cukup banyak dan beragam.
62
Sebelum peserta
drumband
dapat bermain bersama secara utuh, pelatih mengajarkan cara memainkan dan materi kepada tiap-tiap
kelompok alat musik secara terpisah. Latihan seksional menurut kelompok alat musik sangat perlu dilakukan supaya peserta didik
menguasai terlebih dahulu materi yang diberikan pelatih. a. Latihan Seksional Alat Musik Melodis
1. Latihan Seksional
Bellyra
Saat memainkannya, b
ellyra
tidak dibawa menggunakan
harness
namun diletakan di atas
stand
dan dimainkan dalam keadaan posisi alat tertidur. Dalam barisan,
bellyra
berada di posisi paling depan. Alat ini dibunyikan dengan menggunakan
stick
mika. Langkah pertama dalam pembelajaran pada
Bellyra
yaitu latihan pemukulan ketepatan nada. Nada yang dibunyikan yaitu do, re, mi,
fa, dan sol yang dimainkan naik dari do sampai sol dan turun sebaliknya, dengan tempo yang lambat. Setelah latihan ketepatan
nada dirasa cukup, kemudian dilanjutkan latihan pemanasan. Berikut adalah materi pemanasan pada
bellyra
:
Gambar 14: pemanasan pada
bellyra
Setelah pemanasan selesai dilakukan latihan selanjutnya adalah materi lagu. Pada latihan ini, materi lagu tidak langsung diberikan
63
secara keseluruhan, melainkan lagu dibagi menjadi dua bagian dan diberikan secara bertahap. Hal tersebut dimaksudkan supaya peserta
didik dapat menghafalkannya sedikit demi sedikit, mengingat kemampuan anak yang masih terbatas. Berikut materi lagu untuk
bellyra
:
Gambar 15. Materi lagu be rjudul “Seperti yang Kau Minta” pada
bellyra
2. Latihan Seksional Pianika Pianika dalam proses latihan dibunyikan dengan cara ditiup
menggunakan
mouthpiece
yang dihubungkan ke mulut, tanpa menggunakan pipa lentur yang berwarna putih. Tangan kanan
64
dalam pianika digunakan untuk menekan tuts dan memainkan melodi, sedangkan tangan kiri digunakan untuk memegangi alat
tersebut. Latihan seksional untuk pianika sama dengan latihan seksional pada
bellyra
dari segi materi, baik pemanasan maupun lagu
.
Gambar 16. posisi saat memegang pianika dok. Arif, 2016
b. Latihan Seksional Alat Musik Ritmis Dalam latihan seksional ritmis, Instruktur menggunakan
simbol-simbol dalam pembelajaran
drumband
dengan maksud agar mempermudah peserta didik untuk lebih mudah menerima materi
yang disampaikan. Simbol yang digunakan dalam prosesnya adalah sebagai berikut:
65
Tabel 3. Simbol dalam proses pembelajaran
drumband
No Simbol
huruf Keterangan
1 A
Dibunyikan dengan tangan kanan 2
I Dibunyikan dengan tangan kiri
3 O
Dibunyikan dengan tangan kanan dan kiri secara bersamaaan
4 X
Membenturkan kedua stick ditangan kanan dan kiri.
Sebelum memasuki latihan materi, untuk melatih koordinasi tangan kanan dan kiri, pelatih mengajarkan pola-pola pukulan kepada
peserta
drumband.
Pola-pola tersebut menggunakan simbol huruf yang tertera pada table 1. Berikut pola-polanya:
Tabel 4. Macam-macam pola pukulan
No Nama pola Keterangan
1 Pola 1
A-I 2
Pola 2 A-I-A
3 Pola 3
A-I-A-I 4
Pola 4 A-I-A-I-A
1. Latihan Seksional
Snare Drum
Snare drum dibawa menggunakan
harness
berbahan
fyber.
Dalam latihan kelompok
snare drum,
yang dilakukan instruktur pertama-tama adalah memperkenalkan pola-pola pukulan kepada
peserta didik. Latihan ini berupa latihan memukul
snare drum
66
untuk melatih kontrol pukulan sehingga dapat bermain dengan pukulan rata dan teratur.
Gambar 17. Peserta membawa
snare drum
menggunakan
harness
dok. Arif, 2016 Penerapan
metode yang
digunakan oleh
instruktur menggunakan metode yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
menggunakan metode demonstrasi, imitasi, serta drill. Materi pemanasan diberikan kepada peserta didik sebelum latihan berupa
materi lagu. Berikut adalah materi pemanasan pada
snare drum
:
Gambar 18. Materi pemanasan latihan
snare drum
Pada setiap birama dalam materi pemanasan
snare drum
seperti pada gambar di atas, pukulan awal selalu dilakukan oleh tangan kanan, kemudian diikuti pola 2, kanan-kiri-kanan. Jika ditulis
dengan simbol menjadi A-I-A. Dari sini terlihat penggunaan tangan
67
kanan yang dominan. Berikut adalah gambar yang disertai dengan simbol:
Gambar 19. Materi pemanasan disertai simbol
Setelah pemanasan selesai, dilanjutkan dengan materi lagu. Berikut materi lagu pada
snare drum
:
Gambar 20. Materi lagu be rjudul “Seperti yang Kau Minta” pada
snare drum
68
2. Latihan Seksional
Quarto Tom
Pada proses pembelajaran
Quarto tom
, pelatih lebih memfokuskan pada pada koordinasi tangan kanan dan kiri agar tempo
serta ketepatan not tetap terjaga, karena peserta didik harus memukul 4 buah drum. Sama halnya dengan
snare drum
, peserta membawa
quarto tom
juga menggunakan
harness
. Latihan selanjutnya berupa pemanasan guna melenturkan otot
– otot jari, tangan, dan lengan sebelum menginjak ke materi lagu. Berikut materi pemanasan pada
quarto tom
:
Gambar 21. Materi pemanasan pada
quarto tom
Setelah pemanasan selesai, dilanjutkan dengan materi lagu. Berikut materi lagu pada
quarto tom
:
69
Gambar 22.
Materi lagu berjudul “Seperti yang Kau Minta”, pada
quarto tom
3. Latihan Seksional
Bass Drum
Tidak seperti
snare drum
dan
quarto tom
yang dibawa menggunakan
harness
,
bass drum
yang berukuran besar dibawa dengan menggunakan sabuk, seperti membawa tas ransel yang
diletakkan di depan dada.
Gambar 23. Peserta membawa bass drum menggunakan sabuk dok.
Arif, 2016
70
Sebelum pelaksanaan latihan bass drum dimulai, pemain bass drum terlebih dulu diperkenalkan tentang instrumen
bass drum
tersebut. Karena suaranya yang sangat menonjol, pelatihan
bass drum
difokuskan pada koordinasi antar pemain untuk melatih kekompakan oleh karena itu tiap-tiap pemain harus menjaga tempo serta ritme
dengan. Berikut materi pemanasan pada
bass drum
:
Gambar 24. Materi pemanasan pada
bass drum
Setelah pemanasan selesai, dilanjutkan dengan materi lagu. Berikut materi lagu pada
bass drum
:
71
Gambar 25.
Materi lagu “Seperti yang Kau Minta”, pada
bass drum
1.
Latihan Seksional
cymbals
Proses pembelajaran
cymbals
tidak memerlukan latihan khusus seperti pembelajaran instrumen lainnya. Dalam permainannya,
cymbals
jarang dibunyikan dan hanya dibunyikan pada ketukan- ketukan kuat saja. Berikut materi pemanasan pada
cymbals:
Gambar 26. Materi pemanasan pada
cymbals
Setelah pemanasan selesai, dilanjutkan dengan materi lagu. Berikut materi lagu pada
cymbals
:
72
Gambar 27. Materi lagu “Seperti yang Kau Minta”, pada
cymbals
g. Latihan Bersama Latihan bersama dimulai setelah latihan seksional masing-masing
instrumen
drumband
selesai diajarkan. Latihan bersama merupakan penggabungan menjadi satu kesatuan setiap materi yang sudah diajarkan
pada setiap seksional. Dalam latihan bersama selain penggabungan setiap seksional, peserta didik juga diajarkan latihan dasar baris-berbaris.
Fokus dari latihan baris berbaris ada pada kekompakan gerakan kaki. Gerakan dan hentakan kaki seluruh peserta
drumband
diseragamkan seperti dalam baris-berbaris. Setelah dirigen memberikan
73
aba-aba dimulai, serentak seluruh peserta
drumband
memulai gerakan berjalan ditempat yang diawali dengan kaki kiri. Gerakan berjalan di
tempat terus dilakukan sampai satu lagu selesai. Pada pembelajaran
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen, latihan
display
dan latihan baris-berbaris yang lebih lanjut rencananya baru akan dilaksanakan
menjelang lomba yang akan diadakan bulan april. Hal ini terjadi dikarenakan masih jauhnya waktu lomba. Kurangnya tempat yang
memadai untuk berlatih
display
dan baris-berbaris juga menjadi alasan mengingat kegiatan tersebut membutuhkan tempat yang lebih luas.
Pada latihan bersama ini, pemain instrumen dari masing-masing seksional memainkan materi pembelajaran dari instruktur secara
berkelompok. Jika pada bagian tertentu di mana peserta didik sering melakukan kesalahan, maka akan dilatih secara berulang-ulang sampai
satu kelompok utuh
drumband
memainkan materi tersebut dengan maksimal.
7. Strategi Evaluasi dan Motivasi Pembelajaran
Drumband
di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen
Evaluasi pembelajaran atau kegiatan penilaian, dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Dalam proses pembelajaran
drumband
guru juga melaksanakan kegiatan evaluasi atau penilaian. Hal tersebut sesuai dengan salah satu peran guru dalam proses pembelajaran yakni
sebagai evaluator. Proses evaluasi dalam setiap pembelajaran perlu dilakukan untuk merefleksi sejauh mana peserta didik mampu menyerap
materi yang dipelajari.
74
Evaluasi dilakukan pelatih
drumband
yakni bapak Suwarno setiap kali latihan selesai dilakukan. Setelah latihan selesai, peserta
drumband
mengembalikan instumen yang sudah dipakai ke dalam ruang penyimpanan instrumen, kemudian kembali dalam barisan semula. Setelah itu pelatih
menginstruksikan peserta untuk membentuk barisan yang lebih dekat dan rapat. Hal tersebut dilakukan pelatih agar lebih mudah berinteraksi dengan
peserta. Setelah peserta berbaris dengan rapi dan tenang pelatih memulai
proses evaluasi dengan menegur siswa yang dalam latihannya dianggap kurang sesuai dengan keinginan pelatih. Pelatih akan memberikan koreksi
langsung kepada peserta menggunakan komunikasi verbal. Aspek yang kerap dikritisi pelatih meliputi: tempo, kekompakan, lemah kuatnya
pukulan, penguasaan materi, tingkat kedisiplinan, dan sikap. Pelatih memberikan masukan berdasarkan pengamatan saat proses
latihan. Pelatih lebih memilih untuk memberikan penilaian kemampuan psikomotorik per kelompok instrumen musik daripada per individu secara
langsung. Hal tersebut dimaksudkan supaya siswa yang dianggap kurang tidak tertekan. Sedangkan penilaian yang menyangkut kedisiplinan dan
sikap, pelatih akan memberikan masukan secara langsung per individu. Setelah proses evaluasi selesai, peserta didik dipersilahkan untuk
mengambil tas dan barang-barang bawaan peserta, kemudian dikumpulkan lagi di lokasi latihan. Setelah semua siswa berkumpul dan dalam kondisi
siap untuk pulang, pelatih kemudian memberikan sedikit motivasi kepada
75
peserta didik. Pelatih memberi ceramah singkat berupa refleksi tentang keseluruhan latihan pada hari tersebut dan sedikit berbincang-bincang
ringan kepada peserta didik. Pelatih menanyakan alasan ketidakhadiran siswa, setelah itu menanyakan apakah ada kesulitan yang dialami terkait
materi yang dipelajari maupun kendala sewaktu latihan. Kemudian pelatih membicarakan apa yang akan dilakukan di latihan berikutnya, lalu
mempersilahkan peserta didik untuk menanyakan hal-hal terkait latihan, termasuk saran untuk kelancaran latihan dan penyesuaian jadwal latihan,
jika ditemui kendala. Dalam memotivasi siswanya pelatih seringkali menyinggung hal-hal
terkait perlombaan yang kerapkali diikuti. Pelatih selalu menyampaikan bahwa kelompok
drumband
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen tiap tahun selalu mendapatkan undangan dari pihak panitia lomba untuk
mengikuti perlombaan yang akan diselenggarakan. Dari perlombaan yang diikuti, Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen seringkali
mendapatkan gelar. Hal tersebut kerap disampaikan kepada peserta
drumband
sebagai bagian dari usaha memotivasi dengan harapan siswa dapat terpacu untuk latihan dengan serius.
B. Pembahasan
Keberadaan strategi pembelajaran dalam setiap kegiatan pembelajaran sangatlah penting guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam kegiatan di luar sekolah, strategi pembelajaran akan memberikan
76
efisiensi pembelajaran karena proses pembelajaran berupa praktek dilapangan membutuhkan lebih banyak fokus. Fokus dibutuhkan karena kegiatan di luar
ruangan khususnya
drumband
membutuhkan koordinasi antar peserta dalam permainan alat musik, serta gerakan baris-berbaris yang cukup menguras
tenaga. Sangat penting bagi seorang instruktur untuk menjalankan strategi
yang telah disusunnya. Strategi pembelajaran yang telah disusun juga nantinya digunakan untuk mengetahui keberhasilan para siswa dalam
mengikuti kegiatan
drumband
. Apabila strategi yang diterapkan terbilang kurang berhasil, maka pelatih dapat segera merubahnya dengan strategi lain
yang dirasa lebih tepat. Keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh banyak hal
termasuk di dalamnya persiapan sebelum pembelajaran. Sama halnya dengan pembelajaran
drumband
kegiatan pra-pembelajaran serta kesiapan materi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk menciptakan awal pembelajaran yang
efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan kata lain, kegiatan ini ditujukan agar siswa lebih siap
untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilangsungkan. Pengelolaan lokasi latihan dan penyiapan peserta didik di tempat latihan menjadi penting
karena proses pembelajaran
drumband
berfokus pada kemampuan psikomotor peserta didik, dan inti dari pembelajaran
drumband
adalah drill atau latihan itu sendiri.
77
Pembelajaran
drumband
bagi peserta didik usia sekolah dasar membutuhkan metode yang sesuai, dalam penyampaiannya harus mudah
dimengerti oleh peserta didik. Metode pembelajaran
drumband
yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen meliputi metode
demonstrasi, metode imitasi dan metode latihan atau drill. Penerapan ketiga metode tersebut dirasa efektif karena pembelajaran
drumband
dapat dikategorikan sebagai pembelajaran non-kognitif dimana tidak membutuhkan
banyak teori dan ceramah. Pelatih hanya mengenalkan alatnya, mencontohkan bagaimana cara memainkannya, lalu peserta didik menirukan,
dan kemudian berlatih berulang-ulang. Salah satu cara melihat perkembangan siswa dalam mengikuti
kegiatan
drumband
dapat dilihat dari keikutertaannya dalam lomba. Lomba dapat menjadi suatu bentuk evalusi untuk membandingkan keberhasilan
proses pembelajaran dengan sekolah lain. Hasil keikutsertaannya dalam lomba, akan mencerminkan pembelajaran yang telah dijalani. Prestasi berupa
trofi maupun piagam yang didapat siswa dapat menjadi bukti dari hasil belajar yang baik.
Salah satu kekurangan di awal proses pembelajaran yakni pemilihan materi lagu ditentukan oleh pelatih bersama dengan koordinator tanpa
melibatkan peserta didik. Hal tersebut
memungkinkan terjadinya ketidakcocokan dengan kemauan dan kemampuan siswa. Hal ini kemudian
dapat berdampak pada kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti
78
proses latihan karena kurangnya ketertarikan pada lagu yang mereka mainkan.
Kekurangan juga terdapat dalam proses pembelajaran, yakni pelatih kurang memperhatikan bagaimana cara memproduksi suara yang tepat untuk
tiap-tiap instrumen khususnya untuk alat musik tiup seperti pianika. Peserta didik tidak diajarkan bagaimana memproduksi suara yang baik dan benar
sehingga suara yang dihasilkan terdengar kurang homogen. Pelatih juga tidak mengajarkan frasering untuk pianika sehingga para pemainnya terlihat
kewalahan dan mengakibatkan kurangnya fokus dalam baris-berbaris. Kekurangan lain dalam pembelajaran yakni kurangnya tempat latihan
yang representatif untuk kegiatan pembelajaran. Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen tidak memiliki halaman yang cukup luas untuk
digunakan latihan bersama. Lokasi latihan dapat berpindah sewaktu-waktu dikarenakan halaman Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa merupakan
lokasi alternatif yangmana jika lokasi sedang digunakan untuk kegiatan lain oleh sekolah yang bersangkutan, maka proses latihan
drumband
harus mengalah dan mencari tempat lain. Perubahan lokasi latihan akan
mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran karena pertama, alat
drumband
yang digunakan merupakan pinjaman dari sekolah yang bersangkutan sehingga alat yang ada mungkin tidak sesuai dengan yang telah
direncanakan. Kedua, peserta didik harus menempuh jarak yang lebih jauh karena Sekolah Menengah Pertama Taman Siswa lokasinya cukup jauh dari
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen.
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran
drumband
di SD N 3 Karanganyar Kebumen yaitu untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi siswa dalam hal bermusik.
2. Strategi perencanaan pembelajaran difokuskan kepada kesiapan lokasi yang
akan digunakan sebagai tempat pembelajaran, pengelolaan alat-alat
drumband,
dan pengkondisian peserta didik sebelum proses pembelajaran
drumband
dimulai. 3.
Strategi penyiapan materi pembelajaran terdiri dari materi pemanasan dan materi lagu. Materi lagu dipilih berdasarkan selera pelatih dan disesuaikan
dengan usia siswa yang muda dengan melihat tingkat kesulitan dan kepopuleran lagu tersebut.
4. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pelatih
drumband
SD N 3 Karanganyar Kebumen menerapkan, metode demonstrasi, metode imitasi,
dan metode latihan atau
drill
. Strategi pembelajaran berupa praktek dilakukan secara seksional atau tiap kelompok alat musik terlebih dahulu
dengan materi berupa pemasanan dan lagu, kemudian dilanjutkan dengan latihan secara bersama.
5. Strategi evaluasi berorientasi pada proses dengan menggunakan penilaian
autentik berupa penilaian sikap dan ketrampilan.
80
6. Motivasi guru terhadap siswa dengan cara berkomunikasi dua arah
menggunakan bahasa yang santai usai latihan. 7.
Kedisiplinan tinggi yang diterapkan ternyata mampu meningkatkan hasilkemampuan siswa dalam bermain
drumband
.
B. Saran