STRATEGI PEMBELAJARAN DRUMBAND DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 KARANGANYAR KEBUMEN.
i SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Arif Yanpraditya NIM 09208241039
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
v
“The only true wisdom is in knowing you know nothing.” - Socrates
“Pengetahuan yang sesungguhnya ialah mengetahui bahwa banyak yang tidak kita ketahui”
(6)
vi
Tulisan sederhana ini kupersembahkan teristimewa untuk:
Ibuku Giyatmini, dan bapakku Yoto Waluyo. Tak akan pernah ada yang sebanding dengan kasih sayang tulus dan pengorbanan mereka untukku.
Kakak-kakak serta adikku,
Endah Puspitasari, Koko Kurniawan, serta Dayinta Siwi Apsari.
(7)
vii
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah menberikan izin, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi berjudul “Strategi Pembelajaran Drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen” Ini, disusun guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:
1. Drs. Pujiwiyana, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I, dan Drs. Cipto Budy Handoyo, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, memberi saran dan kritik yang membangun, serta memberi motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
2. Triyono, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD N 3 Karanganyar Kebumen, yang telah memberikan kesempatan, kemudahan, dan ijin dalam proses penelitian; 3. Siti Mutmainah, S.Pd. Selaku Koordinator drumband di SD N 3 Karanganyar
Kebumen, yang telah bersedia menerima dengan keramah-tamahan dan sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian;
4. Suwarno, S.E. Selaku Pembina drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen, yang telah memberikan informasi, memberikan arahan dalam proses penelitian; 5. Semua pihak yang membantu kelancaran penulisan yang tidak dapat
(8)
(9)
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Fokus Penelitian ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Strategi ... 8
B. Tinjauan Pembelajaran ... 9
1. Model pembelajaran ... 10
(10)
x
D. Tinjauan Drumband ... 20
1. Drumband ... 20
2. Instrumen Drumband... 21
E. Penelitian yang Relevan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian ... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Tahapan Penelitian ... 29
D. Subjek dan Objek Penelitian ... 31
1. Subjek Penelitian ... 31
2. Objek Penelitian ... 31
E. Data Penelitian ... 32
1. Data Primer ... 32
2. Data Sekunder ... 33
F. Instrument Penelitian ... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ... 34
1. Observasi ... 34
2. Wawancara ... 36
3. Dokumentasi ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 38
1. Pengumpulan Data... 39
2. Reduksi Data ... 40
3. Penyajian Data ... 40
4. Penarikan Kesimpulan ... 41
(11)
xi
A. Hasil Penelitian ... 45
1. Pelaksanaan Pembelajaran Drumband ... 45
2. Tujuan Pembelajaran Drumband ... 49
3. Strategi Pra-Pembelajaran Drumband ... 52
4. Strategi Penyiapan Materi Pembelajaran Drumband ... 55
5. Penerapan Metode Pembelajaran Drumband ... 56
6. Proses Pembelajaran Drumband ... 59
7. Strategi Evaluasi dan Motivasi Pembelajaran Drumband ... 73
B. Pembahasan ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
(12)
xii
Gambar 1 : Snare drum diameter 12 inchi ... 23
Gambar 2 : Harness fyber, alat untuk membawa instrumen drumband ... 23
Gambar 3 : Quarto tom ... 24
Gambar 4 : Bass drum berbagai ukuran ... 25
Gambar 5 : Bellyra ... 26
Gambar 6 : Cymbal diameter 12 inchi ... 26
Gambar 7 : Teknik analisis interaktif menurut Miles dan Huberman ... 39
Gambar 8 : Triangulasi teknik pengumpulan data ... 42
Gambar 9 : Siswa kelas 5 peserta drumband SD N 3 Karanganyar Kebumen ... 49
Gambar 10 : Persiapan lomba tingkat kabupaten ... 51
Gambar 11 : Lagu Seperti yang Kau Minta, Chrisye ... 56
Gambar 12 : Proses latihan drumband ... 60
Gambar 13 : Teknik memegang stick, matched grip ... 61
Gambar 14 : Pemanasan pada bellyra ... 62
Gambar 15 : Materi lagu berjudul “Seperti yang Kau Minta”, pada bellyra . 63 Gambar 16 : Posisi saat memegang pianika ... 64
Gambar 17 : Peserta membawa snare drum menggunakan harness... 66
Gambar 18 : Materi pemanasan pada snare drum ... 66
Gambar 19 : Materi pemanasan disertai simbol ... 67
Gambar 20 : Materi lagu berjudul “Seperti yang Kau Minta”, pada snare drum ... 67
Gambar 21 : Materi pemanasan pada quarto tom ... 68
Gambar 22 : Materi lagu berjudul “Seperti yang Kau Minta”, pada quarto tom ... 69
Gambar 23 : Pesera membawa bass drum menggunakan sabuk ... 69
Gambar 24 : Materi pemanasan pada bass drum ... 70
Gambar 25 : Materi lagu “Seperti yang Kau Minta”, pada bass drum ... 71
Gambar 26 : Materi pemanasan pada cymbals ... 71
(13)
xiii
Tabel 1 : Kisi-kisi observasi ... 36
Tabel 2 : Kisi-kisi wawancara ... 37
Tabel 3 : Simbol dalam proses pembelajaran ... 65
(14)
xiv
Lampiran 1 : Pedoman observasi ... 85
Lampiran 2 : Pedoman wawancara ... 86
Lampiran 3 : Transkrip wawancara 1 (Kepala sekolah) ... 88
Lampiran 4 : Transkrip wawancara 2 (Koordinator drumband) ... 90
Lampiran 5 : Transkrip wawancara 3 (peserta drumband) ... 93
Lampiran 6 : Transkrip wawancara 4 (pelatih drumband)... 95
Lampiran 7 : Foto-foto proses pembelajaran drumband ... 100
Lampiran 8 : Lagu Seperti yang Kau Minta... 102
(15)
xv Oleh Arif Yanpraditya NIM 09208241039
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran yang digunakan oleh instruktur dalam kegiatan drumband SD N 3 Karanganyar Kebumen. Permasalahan yang ditinjau meliputi aspek (1) Tujuan pembelajaran drumband; (2) Strategi perencanaan pembelajaran drumband; (3) Strategi penyiapan materi pembelajaran drumband; (4) Strategi pembelajaran drumband (5) Strategi evaluasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian pelatih drumband dan peserta didik yang mengikuti kegiatan drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, setelah itu data disajikan, kemudian yang terakhir menarik kesimpulan. Keabsahan data diuji dangan menggunakan teknik triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tujuan pembelajaran drumband ini yaitu untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi siswa dalam hal bermusik; (2) Strategi perencanaan pembelajaran meliputi pengkondisian sarana, prasarana, serta peserta drumband, (3) Materi pembelajaran drumband terdiri dari materi pemanasan dan lagu yang telah ditentukan oleh pelatih; (4) Strategi pembelajaran menerapkan metode demonstrasi, imitasi, dan drill, dengan pembelajaran praktek secara seksinonal perkelompok alat musik kemudian pembelajaran secara kolektif; (5) Strategi evaluasi berorientasi pada proses dengan menggunakan penilaian autentik berupa penilaian sikap dan ketrampilan; (6) Motivasi guru terhadap siswa dengan cara berkomunikasi dua arah menggunakan bahasa yang santai usai latihan; (7) Kedisiplinan tinggi yang diterapkan ternyata mampu meningkatkan hasil/kemampuan siswa dalam bermain drumband.
(16)
1 A. Latar Belakang Masalah
Musik dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi potensi anak usia sekolah sehingga mampu memberikan hasil yang baik bagi peserta didik. Pembelajaran musik merupakan salah satu aspek pendukung dalam mengembangkan berbagai potensi dalam diri anak (Tanjung, 2005: 102). Sekolah seringkali lebih mementingkan kemampuan kognitif peserta didik sehingga porsi bahan belajar berupa teori tidak seimbang dengan kemampuan lain seperti afektif serta ketrampilan.
Mempelajari musik kurang dipandang sebagai suatu kesempatan dan pengalaman berharga dalam hidup seseorang, seringkali program musik hanya dianggap sebagai kegiatan yang bersifat pilihan atau tambahan diluar jam sekolah, dimana nilai-nilai kepentingannya masih dikesampingkan sehingga memerlukan pemecahan masalah. Salah satu cara mensiasatinya yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah antara lain dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 dijelaskan bahwa, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan disekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah di milikinya dari berbagai bidang studi. Ada sejumlah kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
(17)
dilaksanakan di sekolah, antara lain bidang olahraga, agama, dan bidang kesenian, baik seni musik, seni rupa, maupun seni tari.
Dari sejumlah pilihan tersebut disadari atau tidak, memiliki aspek yang sama dimana semua kegiatan tersebut bersifat non-science. Bentuk pelajaran tambahan seperti ini biasanya lebih menekankan pada aspek kreativitas dimana titik beratnya bukanlah pada kognitif, misalnya kegiatan yang berkaitan dengan musik seperti drumband.
Drumband merupakan suatu kegiatan musik yang menyajikan dua bagian, yaitu kegiatan musikal (harmoni, ritmis, melodi) dan kegiatan visual yaitu keseragaman serta kekompakan gerakan (Kinardi, 2004: 1). Pembelajaran musik menjadi penting karena memiliki pengaruh-pengaruh dan manfaat yang baik bagi peserta didik. Seperti yang diungkapkan Safrina (1999:1) tentang pendapat para pakar pendidikan yang menjelaskan:
seni musik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seorang siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan siswa pada sejarah budaya bangsa mereka.
Pembelajaran drumband membutuhkan kekompakan karena dalam kegiatannya seseorang selalu bekerja dalam kelompok. Kekompakan hanya akan tumbuh jika disertai kedisiplinan dan rasa saling peduli dengan menekan sifat ego indivu-individu dalam kelompok. Dengan belajar musik secara kelompok, siswa akan mengasah hal-hal tersebut yang kemudian akan menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Lebih dari itu, siswa
(18)
sejak awal akan dikenalkan dengan berbagai instrumen musik dimana drumband memiliki berbagai jenis instrumen. Hal ini akan membantu memperluas pengetahuan siswa akan berbagai macam instrumen musik dan cara memainkan instrumen-instrumen tersebut.
Pembelajaran musik berbentuk ekstrakulikuler drumband makin berkembang dewasa ini, namun kecenderungan ini tidak berlaku pada keseluruhan sekolah dikarenakan peralatan yang masih sulit dijumpai di berbagai sekolah. Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah instrumen yang jumlahnya tidak sedikit dan mahal, sehingga hanya sekolah- sekolah tertentu yang memiliki prestasi di bidang tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi adalah minimnya jumlah pengajar yang berkompeten yang membuat sekolah lain yang memiliki alat atau instrumen drumband mendatangkan pengajar dari luar yang dipandang berpengalaman ke sekolah tersebut.
Pertumbuhan drumband seiring waktu kian membaik di beberapa sekolah. Meski demikian, prestasi yang diukir cenderung tidak merata di setiap daerah. Sekolah yang mempunyai prestasi di bidang drumband dan bentuk musik lain biasanya cenderung didominasi sekolah tertentu. Tingkat persaingan yang rendah di suatu daerah menunjukan bahwa ketertarikan siswa akan secara umum masih rendah.
Di Kebumen terdapat beberapa sekolah yang menyediakan pilihan ekstrakurikuler dr umba nd. Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen adalah salah satu sekolah yang memberikan pembelajaran
(19)
drumband kepada peserta didiknya. Pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen bersifat ekstrakurikuler, yang dilaksanakan dua kali dalam satu minggu, yakni pada hari Senin dan Kamis.
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen telah mengikuti berbagai perlombaan dr umba nd. Dengan keikutsertaan tersebut, telah menjadikan tersebut menjadi salah satu sekolah yang memiliki prestasi menonjol dalam bidang drumband. Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen seringkali ditunjuk untuk mewakili kabupaten Kebumen untuk mengikuti kompetisi di tingkat provinsi.
Pada tahun tiga tahun terakhir, Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen telah menunjukan kapasitasnya dalam bidang dr umba nd. Sekolah tersebut mampu mendapatkan banyak gelar membanggakan, prestasi-prestasi yang tersebutantara lain:
1. Juara I display SD Custom klasemen utama tingkat Sekolah Dasar Junior Drumband Championship Yogyakarta pada tahun 2015.
2. Juara I display SD Paramananda/I terbaik klasemen utama tingkat Sekolah Dasar Junior Drumband Championship Yogyakarta tahun 2015.
3. Juara II display SD Colour Guard klasemen utama tingkat Sekolah Dasar Junior Drumband Championship Yogyakarta tahun 2015.
4. Juara Favorit display SD klasemen utama Tingkat Sekolah Dasar Junior Drumband Championship Yogyakarta tahun 2015.
5. The Best Costume Parade Drumband tingkat umum kabupaten Kebumen bulan Desember 2014.
(20)
6. The Best Majorette Parade Drumband tingkat umum kabupaten Kebumen tahun 2014.
7. Juara Favorit Parade Drumband tingkat umum kabupaten Kebumen pada bulan Desember 2014.
Dari hasil observasi, penulis mendapati fakta bahwa ekstrakurikuler drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen dilatih oleh guru non-musik. Hal ini pula yang menarik perhatian peneliti untuk mempelajari lebih jauh tentang pembelajaran dr umba nd di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen guna mengetahui strategi yang diterapkan pelatih di dalam proses pembelajaran drumband tersebut.
Penelitian di sekolah tersebut dirasa perlu dilakukan karena dominasinya dalam bidang drumband pada tingkat sekolah dasar di kabupaten Kebumen. Data yang diperoleh dari hasil penelitian nantinya dapat mendeskripsikan hal-hal terkait strategi pembelajaran drumband di sekolah tersebut, sehingga diharapkan dapat memaparkan alasan mengapa Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen unggul dalam bidang dr umba nd.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraikan pada latar belakang masalah, penelitian ini akan difokuskan pada strategi yang digunakan dalam pembelajaran dr umba nd yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Sekolah tersebut dipilih sebagai objek penelitian karena
(21)
memiliki prestasi dalam bidang drumba nd yang sangat mencolok di wilayah kabupaten Kebumen.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan strategi yang diterapkan dalam pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, yang di dalamnya meliputi proses dan materi yang diajarkan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara Teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai referensi strategi yang digunakan dalam pembelajaran drumband khususnya di tingkat pendidikan Sekolah Dasar.
b. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS Universitas Negeri Yogyakarta, dapat memberikan kontribusi bagi kepustakaan yang diharapkan dapat menjadi inspirasi dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat menambah wawasan keilmuan dalam bidang seni musik.
c. Bagi Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus mengembangkan dan mempertahankan prestasi drumband yang telah diraih.
(22)
2. Secara Praktis
a. Memberikan pilihan strategi yang lebih efektif bagi para instruktur drumband khususnya pada tingkat Sekolah Dasar.
b. Memberikan langkah-langkah sistematis dalam penyusunan strategi drumband pada tingkat anak-anak.
c. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran drumband dalam penerapannya pada tingkat Sekolah Dasar, khususnya Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen.
(23)
8 A. Tinjauan Strategi
Secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertintak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Fathurrohman, 2007: 3). Selanjutnya Stoner (1992:118), mendefinisikan strategi sebagai pola tanggapan organisasi pada lingkungan dalam suatu kurun waktu. Strategi menghubungkan manusia dan sumber daya lainnya dalam suatu organisasi di satu pihak dengan tantangan dan resiko yang datang dari pihak lain.
Strategi adalah suatu rencana jangka panjang dan sebagai penentu tujuan jangka panjang, yang kemudian diikuti dengan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bahri, 2006: 5). Kata strategi sederhananya adalah cara melakukan sesuatu (Sharon, Deborah dan Russel, 2011: 23).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran tertentu. Dengan perencanaan dan penerapan yang terarah nantinya diharapan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien manakala dijalankan dengan suatu strategi tertentu.
(24)
B. Tinjauan Pembelajaran
Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukan tingkah laku tertentu, sebagai respon terhadap situasi tertentu pula (Mukminan, 2004:5). Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang berperan yaitu faktor dari dalam atau individu dan faktor dari luar atau lingkungan sekitar tempat seseorang tinggal dan berinteraksi. Mulyasa (dalam Ismail, 2008: 10) mengemukakan bahwa pembelajaran hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Belajar-mengajar sebagai suatu sistem, atau lebih dikenal system instruksional, yang berarti sekelompok atau komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan (Tabrani, dkk., 1992:167). Maka dari itu, supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai, semua komponen pembelajaran yang terkait harus terorganisasi atau penerapan strategi pembelajaran yang sesuai sehingga komponen-komponen tersebut dapat bekerja dengan baik.
Riyanto (2009: 132) mengungkapkan, terdapat tiga tahapan pokok dalam pembelajaran yang harus diperhatikan, salah satunya adalah tahap pengajaran atau instruksional, yaitu langkah-langkah yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Tahapan ini sering disebut dengan tahapan inti, yakni dalam proses pembelajaran, guru menyajikan materi pelajaran yang telah disiapkan.
(25)
1. Model Pembelajaran
Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umun model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya yang diperoleh dari beberapa sistem. Model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model tersebut (Suprijono, 2011: 45).
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Sagala, 2005: 175). Sedangkan menurut Suprijino (2011: 46) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Berdasarkan dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka koseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu model pembelajaran yang berkaitan langsung dengan pembelajaran drumband adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif memiliki kesesuaian dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain. Dengan
(26)
memanfaatkan kenyataan itu belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi, komunikasi, sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing (Ngalimun, 2012: 131-132).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama, saling membantu, dan membagi rata tanggungjawab demi menyelesaikan suatu permasalahan.
Adapun macam-macam model pembelajaran sebagai berikut: a. Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung atau direct instruction banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang juga sering disebut belajar melalui observasi. Dasar pembelajaran ini adalah model tingkah laku dimana siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat, dan menirukan tingkah laku gurunya (Jauhar, 2011: 45). Model pembelajaran berbasis langsung menekankan pada guru sebagai figur utama dalam proses pembelajaran yang berupa menirukan dan menyalin materi kedalam memori siswa.
b. Model Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)
Merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
(27)
anggota kelompok kecil yang kemampuannya berbeda dan setiap anggota saling bekerja sama (Jauhar, 2011: 52). Pembelajaran kooperatif dapat diartikan belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran ini berpusat pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan dialog (Jauhar, 2011: 82). Model pembelajaran berbasis masalah menekankan pada pembelajaran dengan konsep aktivitas penyelidikan dimana proses belajar banyak dilakukan oleh peserta didik sebagai pelaku belajar yang aktif dalam memecahkan masalah dan guru sebagai fasilitator.
d. Model Pembelajaran Inquiri/Penemuan
Inti dari pembelajaran inkuiri yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ikut serta dalam mengajukan pertanyaan, mencari informasi, dan melalukan penyelidikan (Jauhar, 2011: 64-65). Model pembelajaran inkuiri berpusat pada keaktifan siswa yang dalam menemukan jalan untuk memecahkan suatu masalah yang ada.
(28)
2. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara, yang dalam fungsinya sebagai alat untuk mencapi tujuan (Suryobroto, 1986: 3). Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuaidan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efeisien sesuai yang diharapkan (Ismail, 2008: 8). Menurut Sudjana dalam Syah (2007: 133) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dalam siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Berdasakan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan rencana yang sudah disusun sedemikian rupa. Adapun metode yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan metode latihan. Secara rinci keempat metode tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah menurut Hasibuan (2008: 13) adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Menurut pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa metode ceramah digunakan oleh guru untuk menyampaikan suatu pembelajaran kepada peserta didik secara lisan. Penerapan metode ini sangat bergantung pada kecakapan dan kemampuan seorang guru. Hal ini dikarenakan dalam
(29)
metode ceramah guru berperan penting sebagai penyampai materi serta pemegang peranan penuh dalam proses pembelajaran.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada guru (Djamarah dan Zain, 1997: 107). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran dengan konsep dua arah, yakni guru memberikan pertanyaan kemudian peserta didik menjawab, demikian sebaliknya. Metode tanya jawab digunakan sebagai sarana untuk menguji penguasaan materi peserta didik secara verbal. Di samping itu, metode tanya jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih memahami pelajaran yang belum dimengerti dengan cara bertanya.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun dengan media pengajaran (Syah, 2002: 208). Moedjiono (1993: 73) berpendapat bahwa guru dalam kegiatan belajar mengajar seringkali harus menunjukkan dan memperagakan keterampilan fisik atau yang lain. Dalam metode demonstrasi peserta didik tidak hanya diberi penjelasan materi pembelajaran secara teoritik, melainkan juga diberi contoh dalam
(30)
bentuk perbuatan yang dapat dilihat atau didengar peserta didik dengan jelas. Dalam pembelajaran musik, metode demonstrasi sangatlah penting dilakukan oleh guru. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran musik juga tidak hanya terpaku pada teori saja, melainkan praktek. Guru diharapkan mampu memberi contoh nyata dalam pembelajaran musik tersebut dengan baik.
d. Metode Latihan
Menurut Sagala (2005: 217) metode latihan adalah metode pembelajaran dengan cara mengulang-ngulang, metode ini pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Pada metode ini siswa harus ikut serta dalam proses pembelajaran. Sedangkan Ismail (2008: 21) mengatakan bahwa latihan dimaksudkan agar pengetahuan atau kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode latihan merupakan pembelajaran dengan cara mengulang-ngulang materi yang sudah diberikan kepada peserta didik dengan tujuan supaya peserta didik mengusai materi ataupun ketrampilan tertentu.
3. Motivasi Pembelajaran
Strategi motivasi dalam pembelajaran dilakukan untuk mendorong siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada tahap ini biasanya guru melakukan apresiasi terhadap siswa. motivasi
(31)
merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri (Sardiman, 2008: 75).
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono, 2009: 163). Wingkel (1983: 270), mendefinisikan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.
C. Tinjauan Strategi Pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu (Majid, 2013: 6-7). Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2006: 124).
Ada hal yang harus dicermati dari pengertian-pengertian tersebut. Pertama, strategi merupakan rencana atau rangkaian tindakan, ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
(32)
pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah ini termasuk pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semua diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi (Sanjaya, 2006: 124).
Mengutip dari pendapat beberapa ahli, Majid (2013: 7-8) mengungkapkan beberapa pengertian strategi pembelajaran:
a. Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peseta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. Kozma dalam Sanjaya (2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
c. Wina Sanjaya (2006) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. d. J.R David (1976) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah a
paln, method, or series of activities designed to achieves a particular educational gola (strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu)
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan disain rangkaian kegiatan terdiri atas prosedur atau tahapan kegiatan dan seluruh komponen materi pembelajaran belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Secara sederhana, tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan atau
(33)
kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.
Mengutip penjelasan Sanjaya (2006: 125), membandingkan antara Strategi dan metode adalah sebagai berikut:
“Strategi berbeda dengan metode, strategi merujuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.”
Strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga (Wena, 2010: 5-11) yaitu:
a. Strategi pengorganisasian (organizational strategy)
Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya. Strategi ini berkaitan langsung dengan cara membuat sequencing (urutan) dan synthesizing (mensintesis) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.
Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro dan strategi makro (Wena, 2010: 8). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi lebih dari satu ide, sedangkan strategi pengorganisasian mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk ide tunggal yakni konsep, prinsip dan sebagainya.
(34)
Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada penggunaan jenis media yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan bagaimana struktur belajar mengajar yang digunakan. Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan siswa.
Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada penggunaan media pembelajaran yang merupakan komponen yang penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi ini.
c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam sistem strategi pembelajaran secara keseluruhan. Strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha interaksi antar siswa dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian pembelajaran (Wena, 2010: 11).
Menurut Wena (2010: 11) terdapat empat hal yang menjadi pembahasan strategi pengelolaan yaitu penjadwalan penggunakan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, pengelolaan motivasional, dan kontrol belajar.
(35)
D. Tinjauan Drumband
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1991: 766), drumben atau drumband dalam bahasa inggris, memiliki pengertian yaitu kelompok pemusik, yang sambil baris-berbaris memperagakan berbagai gerak dan bentuk dengan memainkan alat-alat perkusi, terompet, gendang, dsb dibawah pimpinan gitapati. Gitapati sendiri berarti orang yang memimpin drumben atau mayoret. Penulis, dalam hal ini meninjau dari dari dua aspek yakni, drumband itu sendiri, dan instrumen drumband.
1. Drumband
Menurut Banoe (2003: 124), drumband adalah band yang terdiri atas alat musik drum sebagai intinya, merupakan alat musik lapangan. Menurut Kirnadi (2004: 1) drumband adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau banyak lagu dengan memakai sejumlah kombinasi instrumen (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen dari musik band serta drum) secara serentak. Adapun teknik- teknik yang dipelajari dalam drumband antara lain seperti meniup, memukul (sticking), peragaan, sikap dalam membawa instrumen dan manuver baris- berbaris. Di lain bagian, Kirnadi (2004:1) menjelaskan bahwa:
“Drumband adalah kegiatan seni musik (musikal activity) yang terbagi dalam dua bagian pokok yaitu musikal dan visual. Keduanya merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Lebih dari itu spirit atau semangat dalam mengikuti kegiatan drumband sangat penting (esprit de crops) yaitu akan memberikan keyakinan atau kepercayaan diri anggota sehingga sangat membantu dalam setiap penampilan.”
(36)
Di lain pihak menurut Banoe (2003:32) dalam Kamus Musik, drum, drum set, band dan drumband merupakan suatu komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Satuan musik atau band merupakan bagian dari drum dan drum set, sedangkan drumband adalah bagian dari drum serta band.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa drumband merupakan permainan yang terdiri dari kumpulan berbagai alat musik perkusi sebagai yang utama, juga dapat ditambahkan alat musik tiup, yang dimainkan bersama-sama di luar ruangan dalam bentuk baris-berbaris maupun gerak.
2. Instrumen Drumband
Penjabaran instrumen drumband secara rinci menurut Banoe (2003: 32) adalah sebagai berikut:
“Drum adalah alat musik perkusi termasuk dalam keluarga membraphone, dimana sumber bunyinya adalah kulit tipis atau membrane yang direntangkan pada landasan berongga. Drum set adalah perangkat alat musik pukul dalam suatu pementasan band, ansamble drum atau orkestra yang terdiri dari sebuah snare drum, sepasang tom- tom, sebuah tom-tom besar atau floor tom, satu buah bass drum, satu pasang cymbal hi-hat dan kombinasi perlengkapan yang lain tergantung dari setting drum. Band adalah satuan musik, lazimnya istilah bagi satuan musik yang tidak mengikut sertakan kelompok alat musik gesek.”
Dari uraian tersebut, drumband terdiri dari alat musik drum sebagai intinya ditambah dengan instrumen tiup. Keluarga musik tersebut merupakan musik lapangan dengan irama mars, drumband mendukung kegiatan baris- berbaris. Secara rinci instrumen yang digunakan dalam drumband sebagai berikut:
(37)
a. Membranophone
Instrumen musik membranophone adalah jenis instrumen dimana sumber bunyinya dihasilkan oleh getaran suatu selaput kulit yang diregangkan (Banoe, 2003: 270) seperti:
1) Snare Drum
Menurut Aldiano (2004: 6) snare drum adalah jenis drum yang paling berbeda di antara lainnya (dari bentuk dan suara). Snare drum merupakan jenis drum yang pada bagian bawahnya menggunakan kawat-kawat yang berbentuk spiral (snare wire) dengan diameternya biasanya berukuran 13-14 inci.
Snare drum yang digunakan dalam drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen mempunyai diameter 12 inchi dan tidak diletakkan pada sebuah stand, namun dibawa dengan menggunakan alat yang biasa disebut harness. Dalam drumband, instrumen musik snare drum menduduki posisi terdepan dalam sebuah parade dan memainkannya dengan cara dipukul.
(38)
Gambar 1. Snare drum diameter 12 inchi (dok. Arif, 2016)
Gambar 2. Harness fyber, alat untuk membawa atau penyangga instument drumband (dok. Arif, 2016)
2) Tom-Tom
Tom-tom adalah jenis drum yang tidak menggunakan senar dengan karakter suara tinggi, dipergunakan dalam dance drum atau jazz-drum (Banoe, 2003: 415). Tom-tom merupakan salah satu
(39)
bagian utama dari drum. Tom-tom berbentuk seperti gendang yang terdiri atas berbagai macam ukuran, diameternya mulai dari 6-12 inci (Aldiano, 2004: 6). Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar kebumen menggunakan quarto tom. Posisi quarto tom dalam parade berada di tengah-tengah, diapit antara para pemain bass drum, dibelakang snare drum.
Gambar 3. Quarto tom(dok. Arif, 2016) 3) Bass Drum
Menurut bass drum merupakan instrumen seperti tom-tom, tetapi ukurannya lebih besar, bunyi suaranya besar, dan bernada paling rendah dibandingkan instrumen drum lainnya (Aldiano, 2004: 7). Sedangkan menurut Banoe (2003: 46) bass drum merupakan drum tanpa snare dengan ukuran besar, baik sebagai pelengkap instrumen musik orkes ruangan maupun untuk musik lapangan.
Bass drum yang digunakan dalam pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen terdiri dari 4
(40)
ukuran berbeda, yakni bass drum dengan diameter 18 inchi, 16 inchi, 14 inchi, dan 12 inchi. Instrumen musik ini dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan dua buah stick yang lebih besar dari pada stick tenor drum.
Gambar 4. Bass drum berbagai ukuran (dok. Arif, 2016) b. Idiophone
Idiophone adalah ragam instrumen perkusi yang badan instrumen itu sendiri merupakan sumber bunyi, baik dipukul, diguncang maupun dibunyikan dengan saling dibenturkan (Banoe, 2003: 191). Dalam pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen menggunakan dua jenis instrumen idiophone yakni, bellyra dan cymbal.
(41)
Gambar 5. Bellyra (dok. Arif, 2016)
Gambar 6. Cymbal berdiameter 12 inchi (dok. Arif, 2016)
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang strategi pembelajaran sebelumnya telah dilakukan oleh banyak pihak, salah satunya dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pembelajaran Angklung pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Tangerang” yang ditulis oleh Rahmadi Setiawan (2014). Disana disimpulkan bahwa strategi pembelajaran angklung yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen yang mencakup pengelolaan, media, dan penerapan strategi-strategi pembelajaran terbilang cukup baik.
(42)
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Galas Sangaluh Padmanaba (2014) yang berjudul “Metode Pembelajaran drumband di Taman Kanak-Kanak Negeri 1 Sleman”, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa metode yang digunakan oleh instruktur drumband di Taman Kanak-Kanak Negeri 1 Sleman menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan metode latihan atau drill.
Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai acuan karena relevansinya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian-penelitian tersebut menggambarkan pentingnya kesesuain metode yang digunakan demi mencapai tujuan pembelajaran.
(43)
28 A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami yang sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah social atau kemanusiaan (Creswell, 2012: 4). Untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau pun rekayasa. Penelitian di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2003: 163). Penggunaan metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini bertujuan supaya hasil yang dimunculkan dalam penelitian nantinya berupa bentuk deskripsi yang dapat menggambarkan kondisi lapangan dengan akurat dan rinci berdasarkan fakta dan data-data yang diperoleh. Pendekatan ini dipilih karena disesuaikan dengan tujuan awal yang ingin diraih yaitu memaparkan strategi pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen dan Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa
(44)
Karanganyar Kebumen. Pemilihan lokasi didasari atas pertimbangan bahwa Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen tidak memiliki tempat latihan drumband cukup representatif sehingga pembelajaran dan pelatihannya tidak hanya dilakukan di sekolah asal melainkan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa Karanganyar Kebumen atau di tempat lain sebagai alternatif, yang memiliki fasilitas yang lebih representatif.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2016. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada awal bulan April dan kemudian dilanjutkan penelitian selama kurang lebih tiga bulan.
C. Tahapan Penelitian
Menurut Moleong (2008: 153) penelitian kualitatif dibagi menjadi empat tahap. Tahap yang pertama yaitu tahap sebelum terjun ke lapangan (pra-survey), tahap perkerjaan lapangan (meliputi observasi serta wawancara), tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.
Tahap pertama, tahap pra lapangan yang mempersoalkan segala macam persiapan yang diperlukan seperti mengurus izin penelitian. Setelah itu Pengurusan izin penelitian sangat menentukan awal dari penelitian tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong (2008: 153) pengurusan izin penelitian merupakan suatu persoalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena kegiatan tersebut melibatkan peneliti di tempat penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan mengenali struktur organisasi Sekolah Dasar Negeri 3
(45)
Karanganyar Kebumen dengan tujuan untuk mengetahui pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan drumband yang nantinya akan dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut diantaranya instruktur drumband yakni bapak Suwarno selaku pelatih drumband, Koordinator drumband yakni ibu Siti Mutmainah S.Pd., bapak Triyono, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, dan siswa-siswi kelas 5 sebagai perwakilan peserta yang mengikuti kegiatan drumband.
Selanjutnya tahap yang ke-duayaitu tahap pekerjaan lapangan. Peneliti melakukan tahapan observasi yaitu mengamati proses latihan drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Karena drumband merupakan kegiatan ekstrakurikuler, proses latihan sendiri dilakukan di luar jam pelajaran yakni sekitar pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai, dengan durasi waktu latihan kurang lebih 2 (dua) jam termasuk di dalamnya jeda istirahat sekitar 15 menit. Latihan biasa diadakan di hari selasa dan kamis, namun jadwal latihan bisa berubah jika berbenturan dengan kegiatan siswa peserta drumband maupun pelatih, dihari latihan. Untuk mendukung data dari observasi dan wawancara, peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan untuk penelitian. Setelah tahap ke dua selesai dilakukan, kemudian peneliti melanjutkan pada tahap ke-tigayaitu melakukan tahap analisis data.
Pada tahap analisis data peneliti memilih terlebih dahulu data mana yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, dan kemudian dilakukan penyajian data serta penarikan kesimpulan. Setelah ketiga tahap tersebut selesai dilakukan, maka tahap yang terakhir yaitu tahap ke-empat penulisan
(46)
laporan. Penulisan laporan dilakukan dengan buku panduan tugas akhir dan dokumentasi yang ada di perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni serta perpustakaan pusat Universitas Negeri Yogyakarta.
D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam penelitian, subjek penelitian harus ditata sebelum peneliti siap mengumpulkan data (Arikunto, 2007: 152). Subjek penelitian dapat berupa benda, hal, atau orang.
Subjek penelitian ini adalah pelatih, koordinator, kepala sekolah, dan peserta drumband di Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Peneliti memilih pelatih sebagai subjek utama penelitian karena pelatih merupakan pelaku utama yang merancang strategi dan menerapkan metode selama proses pembelajaran dan kepelatihan.
Pelatih drumband di Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen yaitu bapak Suwarno. Kegiatan drumband dikelola oleh ibu Siti Mutmainah selaku koordinator drumband dan bapak Triyono selaku kepala sekolah sebagai penanggung jawab, sedangkan wawancara peserta drumband dilakukan dengan siswa-siswi kelas 5 di sekolah tersebut.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sugiyono (2010: 13) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut:
(47)
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang seuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variable tertentu).”
Objek Penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang diterapkan instruktur selama proses pembelajaran drumband karena dari metode yang ada, peneliti dapat menggali informasi dan fokus pada permasalahan.
E. Data Penelitian
Data penelitian ini merupakan data kualitatif ditinjau dari aspek strategi pembelajaran yang dilakukan dalam kelas maupun lapangan. Data kualitiatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, sketsa, dan gambar (Admin, 2012). Berdasarkan pengertian tersebut, data yang dihasilkan dari penelitian ini berbentuk dokumen tulisan, foto atau gambar, dan wawancara.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Secara rinci kedua data tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2010: 137) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara mendalam dan terbuka. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, koordinator dan Instruktur drumband
(48)
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Tahap wawancara dilakukan untuk mengetahui strategi pembelajaran drumband yang digunakan, tujuan pembelajaran drumband, materi yang disampaikan, sarana prasarana yang ada di sekolah yang digunakan dalam pembelajaran drumband, serta untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran drumband tersebut dilaksanakan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pungumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2010:137). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen atau arsip yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Sumber data sekunder berasal dari dokumen materi pembelajaran, video proses latihan drumband, dan observasi pada saat proses pembelajaran drumband.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain adalah alat pengumpulan data utama (Moleong, 1994: 19). Penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretif, yang didalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan (Creswell, 2012: 264). Selain itu para peneliti kualitatif juga berperan memperoleh entri dalam lokasi penelitian dan masalah-masalah etis yang bisa saja muncul tiba-tiba (Creswell, 2012: 265). Sehingga dalam
(49)
penelitian ini peneliti merupakan instrumen kunci yang mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan partisipan (Creswell, 2012: 261).
Adapun alat-alat bantu pengumpulan data yang digunakan di dalam Penelitian ini. Rinciannya sebagai berikut:
1) Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat informasi sebagai data dari hasil wawancara maupun observasi.
2) Kamera, alat rekam suara dan video
Alat-alat rekam yang digunakan untuk mengambil data berupa gambar, suara, maupun video sebagai bahan dokumentasi pada saat proses pembelajaran objek penelitian yaitu kamera digital dan kamera ponsel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen adalah penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nugroho, 2014: 33). Observasi adalah kegiatan mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Peneliti
(50)
merekam atau mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur, misalnya dengan mengajukan pertanyaan yang ingin diketahui peneliti (Creswell, 2012: 267). Peneliti melihat, mengamati, dan mengikuti secara langsung proses pembelajaran dan mencatat semua hal yang berkaitan langsung dengan aspek – aspek yang akan diteliti.
Penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yakni pengamatan tanpa berpartisipasi ( Non-Participant Observant). Saat pengamatan berlangsung peneliti tidak ikut serta dalam kelompok drumband dan memainkan instrumen. Obyek yang diamati mencakup hal umum yang berkaitan langsung dengan drumband termasuk kesulitan yang terdapat dalam proses pembelajaran drumband, serta jenis alat yang digunakan dalam proses pembelajaran drumband tersebut
Tujuan dari observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut (Poerwandari, 1998: 63).
Observasi dilakukan sebelum penelitian dilakukan yaitu pada bulan Maret tanggal 24, 29, dan 31, dengan cara datang langsung ke lokasi penelitian yaitu Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa Karanganyar Kebumen (lokasi latihan saat itu). Tujuan observsi ini adalah untuk mengamati lingkungan dan situasi sekolah serta kegiatan pembelajaran drumband.
(51)
Tabel 1. Kisi – kisi observasi
No Aspek yang diamati Hasil pengamatan 1 Materi pembelajaran Pengenalan instrumen drum,
cara memainkan instrumen drum, penyampaian lagu, dan latihan.
2 Proses Pembelajaran Pembelajaran teori dan praktik. Pembelajaran praktik meliputi latihan seksional dan latihan bersama
3 Instrumen yang dimainkan snare drum, pianika, quarto tom, bellyra, bass drum dan cymbals.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 1994: 135). Wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang tidak mungkin didapatkan lewat observasi (Alwasilah, 2003: 154). Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan berbagai macam cara seperti face to face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, wawancara melalui telepon, terlibat dalam focus group interview (wawancara dalam kelompok) atau wawancara melalui internet (Creswell, 2012: 267).
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam (indepth Interview) dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Tahap wawancara ini dilakukan kepada tiga narasumber yaitu koordinator dan instruktur drumband Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, serta Kepala
(52)
Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Wawancara mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang mendalam mengenai proses pembelajaran secara umum dan strategi pembelajaran drumband pada khususnya.
Tabel 2. Kisi-kisi wawancara No. Aspek wawancara Kisi-kisi pertanyaan
1 Awal mula pelaksanaan pembelajaran
mengapa kegiatan drumband diadakan Sejarah singkat
diadakannya drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Kendala-kendala yang dihadapi
2 Tujuan pembelajaran Apa tujuan pembelajaran drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen 3 Strategi pra-pembelajaran Apa yang dilakukan
pelatih sebelum
pembelajaran drumband dimulai
4 Materi pembelajaran Apa materi yang dipelajari
Lagu apa saja yang dipelajari
5 Metode Pembelajaran Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran drumband 6 Instrumen yang digunakan Instrumen apa saja yang
digunakan dalam pembelajaran drumband 7 Proses pembelajaran Bagaimana proses
pembelajaran drumband berlangsung
(53)
3. Dokumentasi
Selama proses penelitian, peneliti juga mendokumentasikan semua hal yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi memungkinkan peneliti memperoleh bahasa dan kata-kata tekstual dari partisipan (Creswell, 2012: 69). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2006: 270).
Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang relevan terkait dengan permasalahan yang akan dikaji. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan yaitu berupa buku catatan pribadi mengenai materi drumband yang diajarkan milik pelatih serta foto-foto pembelajaran drumband milik sekolah yang sudah ada. Pendokumentasian data yang diambil oleh peneliti berupa foto yang didapat selama observasi, file audio saat wawancara, serta video saat proses latihan drumband berlangsung.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1992: 19) ada empat komponen yaitu: teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses analisis interaktif (interactive model of analysis) ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
(54)
Gambar 7: Teknik Analisis Interaktif menurut Miles dan Huberman (Sutopo, 1988:34-37).
Lebih lanjut, penjelasan dari teknik analisis interaktif tersebut sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk memperoleh data yang akurat dan relevan terhadap masalah penelitian. Untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan melihat lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar Negeri 3 Karangayar Kebumen yang dilakukan pada bulan Maret 2016. Setelah itu, tahapan selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan oleh peneliti. Setelah melakukan wawancara mendalam kemudian dilakukan pengumpulan dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini.
(55)
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses seleksi atau pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono, 2010:247). Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data.
Adapun data yang diperoleh dari ini yaitu data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Reduksi yang dilakukan dengan meringkas hasil wawancara dan hasil observasi, kemudian mengelompokan data-data tersebut sesuai dengan tema yang akan dibahas. Data hasil observasi dan wawancara yang kurang relevan dengan tema penelitian dan tidak sesuai masuk ke semua kelompok data, dihilangkan dan tidak digunakan untuk analisis data.
3. Penyajian Data
Penyajian data dari penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2008: 95). Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti
(56)
memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.
Data yang sudah direduksi kemudian dikelompokan kedalam sub penyajian, yaitu data tentang strategi pembelajaran, data tentang media pembelajaran, metode yang digunakan, pendekatan yang dilakukan guru, prestasi siswa dan evaluasi penilaian hasil belajar.
Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu data disajikan secara naratif atau uraian singkat. Penyajian ini berfungsi untuk mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan yang meliputi tentang pemilihan cara yang digunakan dalam penelitian ini.
4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2010: 253). Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih buram atau tidak jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Verifikasi yang dilakukan meliputi data observasi, data wawancara, dan data hasil dokumentasi. Agar data yang diperoleh valid, maka validitas data digunakan dengan mencocokan data yang sudah ada dengan tringulasi data.
Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir yang dilakukan setelah seluruh proses analisis data telah selesai dilakukan. sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang tepat dari hasil penelitian yang
(57)
dilakukan, dalam hal ini adalah strategi pembelajaran yang digunakan instruktur drumband Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. I. Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data diperlukan untuk memeriksa akurasi dan kredibilitas hasil penelitiannya dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu (Creswell, 2012: 284). Salah satu strategi pengujian keabsahan data (validitas) adalah dengan triangulasi data. Triangulasi data adalah menggabungkan sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut untuk membangun tema yang berkesinambungan (Creswell, 2012:286-267). Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan triangulasi teknik dengan cara membandingkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dari sumber yang sama.
Gambar 8: Triangulasi teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2006: 373)
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan data itu (Moleong, 1990:178). Dalam penelitian ini teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teknik. Triangulasi teknik untuk menguji
Data Observasi
Data Wawancara
Data Dokumentasi
(58)
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dengan wawancara dicek dengan data yang didapat dari hasil observasi dan dokumentasi. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan mana yang dianggap paling benar (Sugiyono, 2006: 373-374).
Menurut Moleong (2006: 331), membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dapat dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan, orang berada, orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wanwancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Dari kelima cara tersebut, cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara. Hal yang dilakukan peneliti yakni dengan melihat fakta-fakta yang ada pada saat
(59)
observasi dengan membandingkan data hasil wawancara mendalam dengan pelatih drumband.
2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Hal yang dilakukan yakni dengan membandingkan data yang didapat dari wawancara mendalam dengan pelatih drumband, kemudian membandingkan dengan dokumen yang sudah ada seperti buku catatan pribadi pelatih dan data dari sekolah, maupun data yang didapat dari pendokumentasian oleh peneliti.
(60)
45 A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Pembelajaran Drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Kegiatan drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen mulai dibentuk pada tahun 2013 saat Ibu Siti Mutmainah masih menjabat sebagai kepala sekolah. Setelah turun dari jabatannya sebagai kepala sekolah, Beliau secara sukarela mengajukan diri menjadi koordinator drumband. Segala hal-hal yang berkaitan dengan drumband beliau tangani dibantu dengan pelatih dan rekan-rekan kerja yang lain. Hal tersebut dinyatakan oleh beliau:
“Ya intinya ngurusi drumband, namanya juga koordinator. Karena dulu saya pernah ngepalai (menjadi kepala sekolah SD N 3 karanganyar), terus turun dan sekarang tinggal melanjutkan apa yang sudah dibangun. Sampai sekarang saya juga masih terlibat dalam pengajaran drumband anak-anak. Dulu saya sempet ngurusin kegiatan ekstrakurikuler yang lain, tapi sudah saya tinggalkan. Repot Mas. Tanggung jawab saya ya ngurusi perlombaan, mengelola alat, mengelola dana, mencarikan pelatih juga.”
Menurut penuturan kepala sekolah yang baru yaitu bapak Triyono, di Awal pembentukannya, drumband tersebut hanya memiliki sumber anggaran yang berasal dari donasi wali murid. Sampai saat penelitian dilakukan, pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, mengungkapkan bahwa sekolah masih kesulitan mendapat pendanaan dari sumber lain. Beliau Menjelaskan:
“Untuk perawatan, perbaikan, atau peningkatan fasilitas drumband, ya ada. Sumber dana yang utama itu dari wali murid. Ada juga dari
(61)
donatur. Kalau sekolah sendiri sebenarnya dianggarkan Mas, cuma porsinya sangat sedikit.”
Hal inilah yang sampai sekarang masih menjadi hambatan sekolah tersebut untuk mengembangkan drumband atau sekedar mengikuti kompetisi lain yang tersedia. Namun dengan keterbatasan yang ada, tidak menjadi penghambat yang kemudian dapat mengurangi minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drumband dan keikutertaan drumband dalam perlombaan.
Di awal pembentukan kegiatan drumband, sekolah tidak hanya memiliki kendala dalam pendanaan tapi juga keberadaan guru yang kompeten di bidangnya. Selaku koordinator Ibu Siti Mutmainah diberi tanggung jawab merekrut tenaga pengajar, sedangkan tidak satupun dari guru-guru sekolah tersebut yang memiliki kompetensi yang memadai dalam bidang drumband. Dari sana kemudian ibu Mutmainah berinisiatif merekrut tenaga pengajar dari sekolah lain yang memiliki keahlian yang cukup. Usaha ini tidak serta merta membuahkan hasil karena minimnya jumlah pengajar di wilayah Karanganyar yang sanggup diberi tanggung jawab mengajarkan drumband.
Dari keterbatasaan yang ada, pihak sekolah masih dipersulit dengan kondisi keterbatasan dalam pendanaan. Hal tersebut makin mempersulit koordinator untuk mencarikan pelatih yang sesuai untuk melatih drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen. Koordinator pada akhirnya menunjuk salah satu alumnus SD N 3 Karanganyar Kebumen yaitu bapak Suwarno yang memiliki pengalaman mengajar drumband di sekolah menengah
(62)
pertama Taman Dewasa Karanganyar Kebumen sebagai pelatih drumband sampai sekarang. Dalam sesi wawancara ibu Siti Mutmainah menjelaskan:
“Koordinator itu tugasnya ya mencarikan pelatih, mengelola keuangan, ya sewajarnya koordinator. Jadi saya panggil mas Warno itu karena memang dia alumni sini. Kalau misalnya untuk kegiatan atau untuk lomba dananya kurang kadang mas Warno ikut membantu. Dulu SD 4 juga pernah minta jadi pelatih tapi ditolak.”
Pelatih drumband di Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen bernama bapak Suwarno. Beliau merupakan alumnus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa dan memiliki gelar sarjana ekonomi. Pengetahuan tentang drumband didapatkannya dari keikutsertaannya dalam kegiatan drumband di Sekolah Menengah Atas sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan Unit Kegiatan Mahasiswa saat beliau masih duduk di bangku kuliah.
Bapak Suwarno sempat mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani selama 14 tahun di Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa. Saat penelitian berlangsung beliau tidak lagi mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani, namun menjadi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa dan merangkap sebagai pelatih ekstrakurikuler drumband di Sekolah tersebut, sekaligus mengajar drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen.
Keberadaan pembelajaran drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen relatif baru. Jika dibandingkan dengan prestasi yang telah diraih dalam waktu yang pendek tersebut menunjukan potensi siswa yang dimiliki sekolah tersebut. Potensi yang ada tidak akan berkembang dengan
(63)
maksimal tanpa motivasi, arahan, dan pelatihan. Seperti yang Bapak Suwarno selaku pelatih sampaikan:
“Pada dasarnya itu anak-anak banyak yang minat Mas. Mungkin secara keseluruhan bisa mencapai 99 persen. Itu minat. Yang satu atau dua persen itu ndak minatnya mungkin faktor lowernya itu lho. Jadi anak-anak dibawah rata-rata (IQ) termasuk yang idiot itu yang ndak mau. Masalahnya kalo misalkan anak-anak kelas 6 itu usia 11 atau 12, dia itu sudah 15. Disamping itu juga kalo saya ajarkan juga ndak paham-paham.”
Tingginya ketertarikan siswa akan drumband tidak lepas dari peran orang tua yang memberi dorongan dan dukungan penuh pada anaknya. Rasa bangga yang timbul dari prestasi yang diraih membuat orang tua siswa memberikan apresiasi yang tinggi kepada pihak sekolah. Hal tersebut muncul dari usaha sekolah yang selalu menonjolkan drumband sebagai wajah bagi Sekolah. Ibu Mutmainah selaku koordinator menyebutkan, “Minat anak-anak terhadap drumband bagus Mas, ya karena memang prestasi-prestasinya yang selalu kita ditonjolkan.”
Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen mewajibkan siswanya untuk mengikuti kegiatan drumband bagi siswa kelas tiga sampai kelas enam. Pemberlakuan ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah pemain yang dibutuhkan untuk tiap penampilan dalam perlombaan jumlahnya sangat banyak, yakni mencapai 70 peserta.
(64)
Gambar 9: Siswa kelas 5 peserta drumband SD N 3 Karanganyar Kebumen (dok. Arif, 2016)
Meskipun demikian pelatih tetap memilihkan instrumen yang tepat bagi tiap-tiap peserta dengan melihat dan menimbang dari segi kemampuan fisik peserta yang beragam. Ibu Siti Mutmainah menuturkan:
“Siswa yang wajib mengikuti drumband itu kelas tiga sampai enam. Kalau yang kelas satu dan dua itu pilihan. Yang kelas satu dan dua itu untuk siswa yang ingin belajar dasar-dasarnya atau siswa yang memang punya bakat bermusik. Masalahnya, kalau siswa kelas satu atau dua itu punya keterbatasan fisik mas. Mereka masih kecil-kecil. Ya, walaupun yang kelas tiga juga banyak yang masih kecil tapi nanti bisa kita sesuaikan.”
2. Tujuan Pembelajaran Drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen Sekolah Dasar Negeri 3 karanganyar kebumen merupakan salah satu sekolah yang menyediakan drumband sebagai kegiatan bermusik di luar jam pelajaran. Keberadaan kegiatan bermusik yang bersifat kelompok dianggap sebagai salah satu bentuk investasi untuk perkembangan peserta didik.
(65)
Dalam Kegiatan drumband, siswa dilatih untuk peka terhadap nada dan ritmis, serta kedisiplinan yang di-implementasikan dalam baris-berbaris membentuk formasi demi menciptakan keseragaman bentuk dan gerakan. Dalam kegiatan berkelompok ini, para siswa juga secara tidak langsung dilatih bersosialisasi dan kerjasama. Penggabungan dari semua pelatihan itu yang akhirnya menjadi suatu bentuk investasi yang berarti bagi peserta didik.
Sebagai tindak lanjut dari keberadaan drumband sebagai kegiatan di luar jam pelajaran diwujudkan dalam keikutsertaan sekolah dalam berbagai perlombaan. Dengan keikutsertaan ini, Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen telah menghasilkan banyak prestasi-prestasi dalam kegiatan non-akademik ini. Seperti yang diutarakan Ibu Mutmainah selaku mantan kepala sekolah yang sekarang menjadi koordinator drumband sekolah tersebut. Beliau menyebutkan bahwa :
“Prestasi yang pernah didapat banyak, yang juara kabupaten ada, yang provinsi juga ada. Seperti yang sudah Mas liat kemarin, yang sering dapat itu kompetisi yang di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).”
Hal inilah yang menjadi alasan ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian dalam kaitannya dengan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam sekolah tersebut.
(66)
Gambar 10: Persiapan Lomba tingkat Kabupaten (dok. SD N 3 Karanganyar Kebumen, 2015)
Tujuan dari diadakannya kegiatan drumband di luar jam sekolah pada awalnya adalah untuk memberikan alternative pilihan bagi peserta didik. Hal ini terjadi karena tingginya minat siswa dan minimnya persaingan drumband ditingkat kecamatan. Dari hasil yang didapat, keberadaan drumband sebagai kegiatan tambahan ini pada kenyataanya cukup mengeksplorasi bakat dan potensi yang dimiliki tiap-tiap peserta didik. Hal ini disampaikan oleh Bapak Triyono. Beliau menyebutkan bahwa:
“Tujuan kegiatan drumband itu ya sebenarnya menyediakan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler drumband sebenarnya tidak wajib, tapi untuk sekolah sendiri wajib menyediakan. Kemudian tindak lanjutnya untuk mengikuti event-event dan perlombaan. Dan ternyata hasilnya bagus dari segi prestasi. terlebih kegiatan berkelompok apalagi bermain musik itu sendiri juga bermanfaat untuk anak-anak.”
(67)
Kegiatan latihan drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen dilakukan secara rutin. Dalam satu minggu latihan biasa dilakukan dua kali. Apabila mendekati event atau perlombaan, intensitas latihan akan ditambah menjadi setiap hari. Ini dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kondisi fisik peserta dan juga mengkonsentrasikan pada hal-hal kecil guna memaksimalkan penampilan.
3. Strategi Perencanaan Pembelajaran Drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Sebelum memulai proses pembelajaran, pelatih terlebih dahulu menyiapkan peserta agar pada saat latihan nanti akan lebih terkordinasi dan berjalan lebih baik. Dalam proses pra-pembelajaran ini, ada dua hal yang dilakukan pelatih yakni pembagian instrumen untuk setiap siswa dan pengkondisian siswa di tempat latihan.
a. Pembagian instrumen
Sebelum instruktur memulai proses pembelajaran, instruktur terlebih dahulu melakukan pembagian instrumen bagi peserta drumband. Pelatih memilihkan instrumen yang sesuai untuk tiap-tiap siswa berdasarkan ketrampilan dan kemampuan fisik siswa yang bersangkutan. Alat musik ritmis seperti snare drum, bass drum, quarto tom, dan symbal akan diutamakan diberikan kepada siswa laki-laki. Lebih rinci, Alat-alat yang memiliki beban yang berat seperti bass drum akan di berikan kepada peserta laki-laki yang berpostur tinggi dan kuat. Sedangkan peserta perempuan akan diberikan alat musik melodis seperti bellyra,
(68)
pianika, dan recorder. Sedangkan sisanya akan ditunjuk menjadi mayoret, dirigent, dan pemegang bendera.
Pembagian instrumen untuk tiap-tiap siswa tidak mutlak. Pembagian akan ditinjau ulang setelah proses latihan dalam jangka waktu tertentu. Dengan memperhatikan kondisi dan progress yang dibuat di setiap latihan, instruktur akan mengetahui apakah seorang siswa cocok dengan instrumennya atau tidak. Tindak lanjut dari ketidakcocokan siswa dengan alat musiknya, nantinya intruktur akan menukarkan siswa yang satu dengan siswa lain yang memainkan instrumen yang berbeda menurut kesesuaian.
b. Pengkondisian siswa di lapangan
Dalam kegiatan drumband, siswa dan juga pelatih dituntut untuk lebih mempersiapkan fasilitas belajar yang diperlukan. Fasilitas yang dimaksud meliputi alat-alat drumband, serta kesiapan lokasi pembelajaran. Lokasi sangat mempengaruhi proses pembelajaran dikarenakan kegiatan drumband membutuhkan tempat yang luas dan lapang. Hal tersebut menjadi penting terlebih karena instrumen yang dimainkan menciptakan suara yang cukup gaduh sehingga dibutuhkan lokasi yang representatif. Di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, lokasi pembelajaran dilakukan di halaman sekolah, namun Jikalau dirasa kondisi sekolah tidak memungkinkan untuk latihan bersama, pelatih akan mengarahkan anak-anak menuju tempat yang lebih
(69)
lapang sebagai lokasi alternatif seperti alun-alun ataupun tempat lain. Dalam sesi wawancara Bapak Suwarno menjelaskan:
“Latihannya biasanya di lapangan upacara SD 3 tapi karena memang tempatnya sempit biasanya kalo untuk persiapan lomba kita ke TD (SMP Taman Dewasa). Kalau memang disana tidak bisa kita latihan di tempat lain. Kita pernah Mas latihan di depan toko-toko yang sedang tutup. Ya karena memang SD 3 itu dekat pasar jadi kita pilih yang dekat-dekat saja. Anak-anak juga pernah latihan di tempat saya, di depan rumah. Tapi kalo untuk lomba itu kan butuh tempat yang luas untuk formasi display jadi tetap saya arahkan ke alun-alun walaupun agak jauh.”
Lapangan upacara seringkali digunakan sebagai tempat latihannya. Sebelum memulai pembelajaran drumband siswa dibiasakan untuk melakukan baris-berbaris terlebih dahulu. Barisan yang dibentuk juga akan disesuaikan sesuai posisi tiap kelompok instrumen, dimana letak alat musik melodis seperti bellyra berada di urutan paling depan diikuti pianika. Kemudian dibelakangnya ada snare, quarto tom, dan bass. Untuk cymbal berada di baris paling belakang. Pembawa bendera berada di sebelah kanan dan kiri barisan. Mayoret berada di depan barisan pembawa bendera.
Setalah siswa sudah dalam kondisi berbaris teratur, tenang, dan siap kemudian instruktur melakukan presensi dengan cara menanyakan keabsenan pada setiap perwakilan kelas, berapa jumlah yang datang dan siapa saja yang tidak datang. Setelah presensi selesai dilakukan, pelatih kemudian memimpin doa sebelum proses pembelajaran dimulai. Setelah itu para peserta dipersilahkan mengambil instrumen di ruangan penyimpanan alat secara beriringan kemudian kembali ke lapangan dan
(70)
kembali berbaris seperti kondisi semula. Seperti yang diungkapkan Bapak Suwarno:
“Setelah anak-anak dikumpulkan di lapangan biasanya kita baris-berbaris dulu Mas supaya teratur, kemudian setelah itu diabsen siapa saja yang tidak masuk. Kalau sudah semuanya diabsen terus biasanya saya suruh anak untuk berdoa supaya semuanya berjalan lancar. Setelah itu, baru anak-anak saya suruh ngambil alatnya di gudang. Setelah itu ya balik lagi ke lapangan untuk latihan.”
4. Strategi Penyiapan Materi Pembelajaran Drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen
Peserta drumband memiliki usia dan karakter yang beragam. Oleh karena itu pemilihan materi dilakukan dengan penuh pertimbangan oleh pelatih. Materi dipilih berdasarkan kesesuaian dengan kemampuan peserta didik, dan pemenuhan kebutuhan. Materi yang diberikan dalam pembelajaran drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen seringkali berupa lagu. Lagu yang biasa diajarkan berupa lagu daerah, dan lagu popular dari luar maupun dalam negeri. Dalam sesi wawancara yang dilakukan di kediaman bapak Suwarno, beliau menjelaskan:
“Lagu yang kemarin dipakai waktu lomba di UMY (JORDY 2016) itu Tomat, tobat maksiat itu lho Mas, trus My lecon, Manuk Dadali, terus ada Seperti yang Kau Minta. Sebenarnya kalau kententuan pemilihan lagu ndak ada. Bebas. Yang jelas kita harus menyesuaikan dengan batasan waktu yang diberikan untuk setiap penampilan. Minimal 6 menit kalo maksimalnya 12 menit. Ya kalau kurang atau lebih dari itu, bisa kena pinalti. Pinaltinya itu dalam bentuk pengurangan nilai.”
Pemilihan lagu Tobat Maksiat, My Lecon, Manuk Dadali, dan Seperti yang Kau Minta itu dibawah persetujuan pelatih juga koordinator. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud didasari atas kesesuaian dengan
(71)
dengan usia peserta yang muda, yaitu mudah dimainkan, serta tingkat kepopuleran lagu-lagu tersebut ketika lagu-lagu tersebut dilatihkan. Contoh salah satu lagu yang dimainkan sebagai berikut:
Gambar 11: Lagu Seperti yang Kau Minta ciptaan Pongki Barata Setalah lagu dipilih kemudian dilakukan aransemen ulang oleh pelatih dan dikembangkan menjadi bentuk yang bisa dimainkan oleh tiap-tiap instrumen pada drumband. Seperti yang dijelaskan Bapak Suwarno, yakni:
“Kalau lagu-lagu, kebetulan yang aransemen saya sendiri. Pemilihannya juga saya yang milih tapi nanti di tetep didiskusikan sama guru-guru yang lain. Lagu-lagu dipilihkan yang sesuai untuk anak-anak. Kita pilihkan lagu yang tidak terlalu sulit dan enak dipakai.”
5. Penerapan Metode Pembelajaran Drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukannya komponen-komponen pembelajaran yang sesuai disertai interaksi yang baik antara
(72)
pelatih dengan peserta. Dalam hal ini, pelatih memiliki peran kunci dalam proses kegiatan pembelajaran drumband.
Penggunaan metode menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pembelajaran. Dari hasil wawancara, pembelajaran drumband yang diterapkan Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen menggunakan metode Demonstrasi, imitasi, dan drill. Seperti yang dituturkan Bapak Suwarno:
“Kalau metode yang digunakan itu ya paling drill, tapi kalo di awal -awal pembelajaran itu ya tetep harus dicontohkan, gimana caranya mukul, gimana cara membunyikan alat musik. Kalau ndak dicontohkan ndak paham-paham Mas. Ya namanya anak-anak, kalo sudah dipegangi alat yang sudah, main sendiri, ribut sendiri. Anak-anak harus selalu diarahkan Mas. Kalau sudah dicontohkan kemudian anak-anak menirukan. Kalau sudah mulai bisa baru nanti main sendiri sampai lancar.”
Metode demonstrasi dilakukan oleh instruktur dengan cara memberikan contoh praktek materi yang akan dipelajari, misalnya memainkan pukulan-pukulan bass drum, snare drum, quarto tom, serta bellyra. Demonstrasi yang diberikan meliputi cara memainkan ritmis pada snare drum, bass drum, quarto tom, dan symbal. Pada tahap awal, instruktur akan memberikan contoh pukulan mulai dari tempo lambat, kemudian peserta didik mengikuti seperti yang telah dicontohkan. Setelah semua peserta dapat mengikuti, tempo akan dibuat lebih cepat.
Metode imitasi dilakukan tepat setelah metode demonstrasi dijalakankan. Metode imitasi digunakan instruktur dalam pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Inti dari metode ini yaitu pelatih mendemonstrasikan permainan drumband yang
(73)
berupa materi pemanasan dan lagu, dan setelah itu peserta didik menirukan sesuai dengan apa yang dicontohkan. Setelah peserta didik dirasa mengerti dan dapat memainkan dengan benar kemudian pelatih memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memainkan sendiri materi yang telah dicontohkan. Materi pemanasan dan lagu lebih lanjut akan diuraikan dalam proses pembelajaran.
Proses kegiatan latihan atau drill dalam pembelajaran drumband sangatlah penting. Ketrampilan hanya bisa tumbuh dan berkembang dengan latihan atau drill. Drill ditujukan untuk memperdalam ketrampilan musik terutama dalam bermain instrumen musik. Oleh karena itu drill merupakan bagian kunci dari komponen strategi yang berupa metode pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Suwarno:
“Supaya anak-anak lancar bermain, porsi pembelajaran yang memang paling banyak itu di latihan atau drill. Inti dari semua kebisaan itu ya latihan. Prosesnya memang harus diulang-ulang karena itu faktor utama yang mempengaruhi anak supaya bisa. Disamping itu anak-anak juga nantinya makin terampil memainkan alat.”
Kegiatan latihan atau drill ini dilakukan setelah instruktur proses imitasi itu berhasil. Keberhasilan ditandai dengan ketepatan peserta dalam menjaga tempo dan ketepatan letak pukulan dalam sebuah lagu. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan latihan sesuai contoh yang telah diberikan dengan dipandu oleh instruktur. Drill tidak hanya dilakukan di dalam sesi latihan saja, namun instruktur juga menyarankan peserta didik untuk melatihnya di rumah. Diharapkan nantinya peserta didik dapat lebih
(1)
Peserta memainkan alat musik ritmis quarto tom di antara pemain bass drum
(2)
102
LAMPIRAN 8
Lagu Seperti yang Kau Minta Ciptaan Pongki Barata
(3)
(4)
(5)
(6)