Strategi Perencanaan Pembelajaran Hasil Penelitian 1.

52 Kegiatan latihan drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen dilakukan secara rutin. Dalam satu minggu latihan biasa dilakukan dua kali. Apabila mendekati event atau perlombaan, intensitas latihan akan ditambah menjadi setiap hari. Ini dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kondisi fisik peserta dan juga mengkonsentrasikan pada hal-hal kecil guna memaksimalkan penampilan.

3. Strategi Perencanaan Pembelajaran

Drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen Sebelum memulai proses pembelajaran, pelatih terlebih dahulu menyiapkan peserta agar pada saat latihan nanti akan lebih terkordinasi dan berjalan lebih baik. Dalam proses pra-pembelajaran ini, ada dua hal yang dilakukan pelatih yakni pembagian instrumen untuk setiap siswa dan pengkondisian siswa di tempat latihan.

a. Pembagian instrumen

Sebelum instruktur memulai proses pembelajaran, instruktur terlebih dahulu melakukan pembagian instrumen bagi peserta drumband . Pelatih memilihkan instrumen yang sesuai untuk tiap-tiap siswa berdasarkan ketrampilan dan kemampuan fisik siswa yang bersangkutan. Alat musik ritmis seperti snare drum, bass drum, quarto tom, dan symbal akan diutamakan diberikan kepada siswa laki-laki. Lebih rinci, Alat-alat yang memiliki beban yang berat seperti bass drum akan di berikan kepada peserta laki-laki yang berpostur tinggi dan kuat. Sedangkan peserta perempuan akan diberikan alat musik melodis seperti bellyra, 53 pianika, dan recorder . Sedangkan sisanya akan ditunjuk menjadi mayoret, dirigent, dan pemegang bendera. Pembagian instrumen untuk tiap-tiap siswa tidak mutlak. Pembagian akan ditinjau ulang setelah proses latihan dalam jangka waktu tertentu. Dengan memperhatikan kondisi dan progress yang dibuat di setiap latihan, instruktur akan mengetahui apakah seorang siswa cocok dengan instrumennya atau tidak. Tindak lanjut dari ketidakcocokan siswa dengan alat musiknya, nantinya intruktur akan menukarkan siswa yang satu dengan siswa lain yang memainkan instrumen yang berbeda menurut kesesuaian. b. Pengkondisian siswa di lapangan Dalam kegiatan drumband , siswa dan juga pelatih dituntut untuk lebih mempersiapkan fasilitas belajar yang diperlukan. Fasilitas yang dimaksud meliputi alat-alat drumband , serta kesiapan lokasi pembelajaran. Lokasi sangat mempengaruhi proses pembelajaran dikarenakan kegiatan drumband membutuhkan tempat yang luas dan lapang. Hal tersebut menjadi penting terlebih karena instrumen yang dimainkan menciptakan suara yang cukup gaduh sehingga dibutuhkan lokasi yang representatif. Di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, lokasi pembelajaran dilakukan di halaman sekolah, namun Jikalau dirasa kondisi sekolah tidak memungkinkan untuk latihan bersama, pelatih akan mengarahkan anak-anak menuju tempat yang lebih 54 lapang sebagai lokasi alternatif seperti alun-alun ataupun tempat lain. Dalam sesi wawancara Bapak Suwarno menjelaskan: “Latihannya biasanya di lapangan upacara SD 3 tapi karena memang tempatnya sempit biasanya kalo untuk persiapan lomba kita ke TD SMP Taman Dewasa. Kalau memang disana tidak bisa kita latihan di tempat lain. Kita pernah Mas latihan di depan toko-toko yang sedang tutup. Ya karena memang SD 3 itu dekat pasar jadi kita pilih yang dekat-dekat saja. Anak-anak juga pernah latihan di tempat saya, di depan rumah. Tapi kalo untuk lomba itu kan butuh tempat yang luas untuk formasi display jadi tetap saya arahkan ke alun-alun walaupun a gak jauh.” Lapangan upacara seringkali digunakan sebagai tempat latihannya. Sebelum memulai pembelajaran drumband siswa dibiasakan untuk melakukan baris-berbaris terlebih dahulu. Barisan yang dibentuk juga akan disesuaikan sesuai posisi tiap kelompok instrumen, dimana letak alat musik melodis seperti bellyra berada di urutan paling depan diikuti pianika. Kemudian dibelakangnya ada snare, quarto tom, dan bass . Untuk cymbal berada di baris paling belakang. Pembawa bendera berada di sebelah kanan dan kiri barisan. Mayoret berada di depan barisan pembawa bendera. Setalah siswa sudah dalam kondisi berbaris teratur, tenang, dan siap kemudian instruktur melakukan presensi dengan cara menanyakan keabsenan pada setiap perwakilan kelas, berapa jumlah yang datang dan siapa saja yang tidak datang. Setelah presensi selesai dilakukan, pelatih kemudian memimpin doa sebelum proses pembelajaran dimulai. Setelah itu para peserta dipersilahkan mengambil instrumen di ruangan penyimpanan alat secara beriringan kemudian kembali ke lapangan dan 55 kembali berbaris seperti kondisi semula. Seperti yang diungkapkan Bapak Suwarno: “Setelah anak -anak dikumpulkan di lapangan biasanya kita baris-berbaris dulu Mas supaya teratur, kemudian setelah itu diabsen siapa saja yang tidak masuk. Kalau sudah semuanya diabsen terus biasanya saya suruh anak untuk berdoa supaya semuanya berjalan lancar. Setelah itu, baru anak-anak saya suruh ngambil alatnya di gudang. Setelah itu ya balik lagi ke lapangan untuk latihan.”

4. Strategi Penyiapan Materi Pembelajaran