84
2. Langkah Kedua
Berdasarkan penetapan pembimbing dan penguji semester sebelumnya telah ditentukan jumlah dosen pembimbing dan penguji dengan memperhatikan jumlah
mahasiswa yang dapat menyelesikan skripsinya disebut sebagai pair-wire comparation.
Jenjang akademik lebih penting 2 kali dari pada
kualifikasi pendidikan. Jenjang akademik
lebih penting 3 kali dari pada golongan.
Kualifikasi pendidikan lebih penting 1.5 kali dari pada
golongan. Pembimbing I 4 kali
Jenjang nya lebih tinggi daripada Pembimbing II
Pembimbing I 3 kali Jenjang
nya lebih tinggi dari pada Penguji I Pembimbing II 12 kali
Jenjang nya lebih tinggi dari pada Penguji I
Pembimbing I 13 kali kualifikasi pendidikan
daripada Pembimbing II Pembimbing I 14 kali
kualifikasi pendidikan dari pada Penguji I
Pembimbing II 12 kali kualifikasi pendidikan
dari pada Penguji I
Dari hasil penilaian tersebut maka dapat dibuat table disebut Pair-wire comparation matrix
Jenjang akademik Pemb. I
Pemb. II Penguji I
Priority Vector
Pemb. I 1
4 3
0,6233 Pemb. II
0,25 1
0,5 0,1373
Penguji I 0,333
2 1
0,2394
Pricipal Eigen Value lmax 3,025
Consistency Index CI 0,01
Consistency Ratio CR 2,2
Kualifikasi pendidikan
Pemb. I Pemb. II
Penguji I Priority
Vector
Pemb. I 1
0,333 0,25
0,1226 Pemb. II
3 1
0,5 0,3202
Penguji I 4
2 1
0,5572 Jumlah
8 3,333
1,75 1,0000
Pricipal Eigen Value lmax 3,023
Consistency Index CI 0,01
Consistency Ratio CR 2,0
Kualifikasi pendidikan
Pemb. I Pemb. II
Penguji I Priority
Vector
Pemb. I 1,00
0,010 0,10
0,0090 Pemb. II
100,00 1,00
10,0 0,9009
Penguji I 10,00
0,100 1,0
0,0901 Jumlah
111,00 1,11
11,10 1,0000
Pricipal Eigen Value lmax 3
Consistency Index CI Consistency Ratio CR
0,0
3. Langkah ketiga
Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-masing kriteria bagi ketiga pilihan, maka langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk
ketiga kriteria tersebut. Dapat dirangkum semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight, seperti berikut :
85
Overall composit weight Pemb. I
Pemb. II Penguji I
Penguji II Jenjang akademik
0,5455 0,6233
0,1373 0,2394
Kualifikasi pendidikan 0,2727
0,1226 0,3202
0,5572
Golongan 0,1818
0,0090 0,9009
0,0901
Composit Weight 0,3751
0,3260 0,2989
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Memakai metode ini dapat memberikan pertimbangan untuk menentukan
pembimbing dan penguji skipsi berdasarkan kriteria yang ditetapkan. 2. Keputusan dapat membantu dan menghindari kesalahan dalam penentuan
perimbangan siapa dapat membimbing dan menguji skipsi dapat berkurang.
Daftar Pustaka
1. Dewayana, A Budi. 2009, Pemilihan Pemasok Cooper Rod menggunakan Metode ANP Studi Kasus: PT. Olex Cables Indonesia
OLEXINDO, Jurnal. UNDIP 2. Erika Susilo. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Perizinan dan Penempatan
Kolam Jaring Terapung Menggunakan Metode AHP Studi Kasus PT. PJB Cirata Badan Pengelolaan Waduk Cirata, Jurnal. Universitas Komputer Indonesia
3. http:haniif.wordpress.com23-tinjauan-pustaka-sistem-pendukung-keputusan-spk 4. http:bangded.blogspot.com201104penerapan-metode-ahp.html
5. http:blog.uad.ac.idsulisworo20090416analisis-hierarki-proses 6. http:piithaselaludisinii.blogspot.com201104macam-macam-metode-sistem-
penunjang.html 7. Permenpan no 12 tahun 2013 tentang Jabatan fungsional dosen dan angka
kreditnya. 8. Saaty, TL. 1993. The Analytical Hierarchy Process : Planning, Priority, Setting,
Resources Allocation. The Wharton Scholl. University of Pennsylvania
86
Optimalisasi Pengelolaan Aset Perguruan Tinggi di UMC
Hendro Poerbo Prasetiya
1
, Dede Wahyu Hidayat
2
1
JurusanSistem Informasi, Universitas Ma Chung Malang, hendro.poerbomachung.ac.id
2
JurusanSistem Informasi, Universitas Ma Chung Malang,dd.wahyu16gmail.com
ABSTRAK
Setiap perguruan tinggi memiliki aset yang harus dikelola dengan baikkarenaaset-aset tersebut merupakan nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh sebuah
perguruan tinggi. Setiap tahun aset akan bertambah jumlahnya sesuai dengan perkembangan perguruan tinggi tersebut. Seiring berjalannya waktu aset-aset yang
dimiliki pasti akan mengalami perubahan kondisi baik itu habis, rusak, dalam perbaikan atau bahkan hilang.kondisi-kondisi ini menyebabkan perlu adanya pengelolaan aset yang
tepat dan cepat.
Optimalisasi pengelolaan aset di universitas Ma Chung UMC perlu di lakukan karena didalam pengelolaannya tenaga yang dimiliki tidak sebanding dengan jumlah aset
yang harus dikelola.Disamping itu juga tidak adanya sistem khusus untuk menangani aset-aset tersebut.Untuk itu perlu dibuat suatu sistem informasi yang dapat menangani
dan pengelolaan aset-aset tersebut.Optimalisasi pengelolaan aset di Universitas Ma Chung dilakukan dengan cara membangun sebuah Sistem Informasi manajemen aset
yang dirancang secara online berbasis web dengan melibatkan berbagai pihak yang terkaitdengan penanganan aset UMC.Sistem juga dirancang agar bisa terintegrasi
dengan basis data dan sistem informasi perguruan tinggi yang sudah ada di UMCsehingga akan memberi kemudahan-kemudahan bagi penggunanya.
Sistem Informasi manajemen aset di UMC yang dibuat telah menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan meskipun masih ada beberapa bagian yang perlu
diperbaiki dan disempurnakan.penggunaan Sistem Inforasi Manajemen aset telah membantu para pengelola aset di universitas Ma Chung didalam menangani pengelolaan
aset-asetnya sehingga penanganan pengelolaan aset di UMC menjadi lebih lebih optimal darisebelumnya.
Kata kunci
— Sistem Informasi ,Manajemen, Aset, Optimalisasi
1.Pendahuluan
Setiap perguruan tinggi memiliki aset yang harus dikelola dengan baikkarenaaset-aset tersebut merupakan nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh sebuah
perguruan tinggi.Setiap tahun aset akan bertambah jumlahnya sesuai dengan perkembangan perguruan tinggi tersebut.Setiaptahun Universitas Ma chungUMC selalu
menganggarkan biaya untuk pengadaan aset. Pihak-pihak yang mengajukan permintaan aset adalah Fakultas dan direktorat direktorat yang ada di UMC. Pengelolaan dan
perawatan aset-aset UMC dilakukan oleh Direktorat adalah Direktorat Pemeliharaan Pelayanan Kampus P2K. Setiap awal dan akhir semester Direktorat P2K selalu
disibukkan dengan kegiatan pengelolaan aset-aset UMC. Mulai dari pengecekan kondisi aset, perbaikan aset, perawatan aset bahkan auditterhadap seluruh aset yang dimiliki
oleh UMC dan melakukan audit setiap kondisi aset karena Seiring berjalannya waktu aset-aset yang dimiliki pasti akan mengalami perubahan kondisi baik itu habis, rusak,
dalam perbaikan atau bahkan hilang. Seluruh kegiatan yang ditangani oleh Direktorat P2K masih menggunakan cara manual dan belum terkomputerisasi. Data masih disimpan
dalam bentuk excel. Proses pencarian informasi tentang data aset akan memerlukan waktu yang tidak sedikit jika masih menggunakan excel. Dalam pembuatan kartu
inventaris dan laporan pengajuan aset masih menggunakan excel, sangat mungkin terjadi human error. Hal ini sangat menyulitkan Direktorat P2K dalam mengelola aset
yang ada di UMC apalagi tenaga yang dimiliki tidak sebanding dengan jumlah aset yang harus dikelola.Untuk itu di perlukan sebuah sistem informasi manajemen aset.
87
Manajemena setadalah serangkaian kegiatan yang terkait dengan mengidentifika siapa saja yang dibutuhkan aset, mengidentifikasi kebutuhan dana, memperoleh aset,
menyediakan sistem dukungan logistik dan pemeliharaan untuk aset, menghapus atau memperbaharui aset sehinggas ecara efektif dan efisien dapat memenuhi tujuan
Hastings,2010.
Direktorat P2K UMC memerlukan sebuah system informasi manajemen aset yang bisa membantu pencatatan aset serta memudahkan pemeliharaan aset yang di
UMC. Kegiatan manajemen aset dimulai dari identikfikasi aset, menentukan rating dan melakukan inventerisasi aset penilaian atas kondisi aset serta penilaian atas aset itu
sendiri, mencatat sisa hidup aset, siklus pembiayaannya dan menganalisis kesenjangan yang ada. Aset juga perlu di monitoring atau dirawat. Aplikasi yang di butuhkan juga
harus fleksible dan mobile agar bisa digunakan di manapun dan diakses dari manapun. Teknologi yang cocok untuk aplikasi yang dibutuhkan oleh Direktorat Pemeliharaan
Pelayanan Kampus adalah teknologi internet yaitu website aplication. Untuk mendukung penyimpanan data yaitu menggunakan teknologi basisdata Oracle.
Sistem informasi manajemen aset ini mampu mengatasi kesulitan Direktorat P2K dalam mengelola aset yang ada di UMC diantara lain dalam hal pencatatan aset,
pencarian informasi aset yang dimiliki UMC dan pembuatan laporan, kartu inventaris aset, pencetakan barcode dan menyajikan laporan bagi manajemen kampus sehingga
optimalisasi pengelolaan aset dapat tercapai. 2. Pembahasan
2.1 Metodologi dan analisa kebutuhan
Metodelogi yang digunakan untuk pengembangan Sistem Informasi Manajaemen Aset adalah metode wawancara pada Direktorat P2K yang diguanakan untuk keperluan
melihat proses bisnis yang ada dan membuat daftar kebutuhan user. Sedangkan untuk Metodelogi pengembangan sistem yang digunakan adalah SDLC System Development
Life Cycle. Pada tahap analisa kebutuhandilakukanpenjabaransecara detail mengenaihal-hal yang
diinginkanolehpenggunasistemininantinya.
Padatahapinidilakukaninvestigasi yang
lebihmendalammengenaialursistemsehinggadapatterlihatsecarajelas. Seperti
tampak
pada tabel 1. Tabel1TabelAnalisaKebutuhan
ID Deskripsi
1 KebutuhanFungsionalSistem
1.1 Sistemdapatmenampilkan data barang