178
3. Hasil
Hasil pembahasan akan merujuk pada bagan metodologi pada bagian sebelumnya yang terbagi dalam tiga bagian besar yaitu fenomena komunitas online
sebagai bentukan komunitas baru, pemenuhan kebutuhan pada komunitas online perempuan, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan melakukan pergerakan dan
pola pergerakan yang diakibatkannya. Dari pembahasan di atas maka hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar 1.
Gambar 1 Pola Pergerakan Akibat Komunitas online Perempuan dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya. Dari gambar 1 diatas maka dapat dijelaskan bahwa komunitas online perempuan di
Indonesia merupakan upaya pemenuhan kebutuhan perempuan akan informasi seputar kepentingannya yang terfasilitasi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Komunitas online perempuan ini telah meretas batas-batas fisik dan hirarki hubungan sosial masyarakat menjadi lebih fleksibel dan tersebar secara geografis. Meskipun
sebagian besar kebutuhan anggota dapat dipenuhi dalam forum ternyata masih terdapat kebutuhan untuk bertemu secara fisik. Dalam memutuskan melakukan pergerakan untuk
menghadiri pertemuan fisik maka faktor yang menjadi pertimbangan adalah faktor manfaat, biaya, waktu, jarak, dan ketersediaan moda. Dari kelima faktor tersebut, faktor
utama menjadi faktor yang paling dipertimbangkan oleh angggota komunitas online perempuan. Dari pertemuan fisik yang terjadi maka pola pergerakan yang ditimbulkan
bersifat lokal, tahunan dan moda yang digunakan adalah sepeda motor dan mobil. 4. KESIMPULAN
Dari pembahasan data data di atas maka dapat disimpulkan bahwa: Kemajuan dan kemudahan TIK telah menjadikan komunitas online perempuan di
Indonesia suatu bentukan komunitas baru yang meretas batas-batas fisik dan hirarki hubungan sosial masyarakat menjadi lebih fleksibel dan tersebar secara geografis.
Namun meskipun sebagian kebutuhan telah sebagian besar dipenuhi dalam komunitas online, masih terdapat kebutuhan untuk bertemu secara fisik. Faktor utama yang
mempengaruhi keputusan untuk melakukan pertemuan secara fisik adalah faktor manfaat
Keputusan Melakukan Pergerakan
Aktifitas Pada Ruang Nyata
•
SISTEM PERGERAKAN
Keterangan : Menyebabkan
Jenis Pergerakan
•
Lokal Waktu Pergerakan
Bulanan Tahunan
Moda Sepeda motor
Mobil Masyarakat
Jejaring Information
Communication Technology
ICT SISTEM AKTIVITAS
Aktivitas pada Komunitas Online Perempuan
•
SISTEM JARINGAN Prasarana Transportasi
RUANG MAYA VIRTUAL
RUANG NYATA REAL
Faktor2
•
Manfaat +
•
Jarak -
•
Moda -
• •
179
yang didapat dari pertemuan itu. Pola pergerakan yang terjadi bersifat lokal, tahunan dan moda yang digunakan adalah sepeda motor dan mobil.
DAFTAR PUSTAKA 1. Bowman, J.L. ., M.E. Ben-Akiva., 2000 Activity-based disaggregate travel demand
model system with activity schedules., Transportation Research Part A 35 Cambridge, MA.
2. Cairncross, F., 1997 The Death of Distance : How the Communications Revolution
Will Change Our Lives, Havard Business School Press, Boston. 3. Castells, M., 2010 The Information Age: Economy, Society and Culture Volume I:
The Rise of The Network Society, Second Edition, A John Wiley Son, Ltd, Publication.
4. Castells, M., 1989 The Informational City : Information Technology, Economic
Restructuring, and Urban-Regional Process, Blackwell Oxford UK Cambridge USA. 5. François D., Shang, D., 2009 Becoming mobile in contemporary urban China: How
increasing ICT usage is reformulating the spatial dimension of sociability ., International Development Research Centre.
6. Gamal, H,E., 2010 Network society: A social evolution powered by youth. Global Media Journal Arabian Edition FallWinter., Vol. 1, No. 1, pp. 16-26.
7. Hampton, K, N., 2007 Neighborhoods in the Network Society: The e-Neighbors ., Study Information Communication Society., © Taylor Francis.
8. Hummel, J. Lechner, U. 2002. Social Profiles of Virtual Communities.
Proceedings of the 35th Hawaii International Conference on Systems Sciences 9. Lim, M., 2005 The Internet, social network and reform in Indonesia. Research fund
by NOWWOTRO-DC Programme. 10. Manheim, M. 1979. Fundamentals of transportation systems analysis. MIT Press,
11. Morlok, E., 1997 Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta 12. Social Media World Forum Asia, 2010
13. Williams, RN and Slife BD., 1995 What‟s behind the research: Discovering hidden
assumptions in the behavioral sciences, Sage Publications, Inc, Printed in the United Stated of America
180
Analisis Penggunaan Proteksi Katodik Dengan Sistem Arus Tanding Sebagai Pengendali Laju Korosi Pada Circulating Water Pump Di
PLTGU Muara Karang PT. PLN Persero
Ir. Ishak Kasim, MT
1
, Abrizal
2
Email :
1
ishaktrisakti.ac.id
2
abrizal92yahoo.com
Abstrak
Korosi adalah proses degradasiperusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya sehingga sangat merugikan bagi dunia perindustian dan rumah
tangga. Untuk itu perlu dilakukan penanggulangan agar dapat mengurangi potensi terjadinya korosi. Salah satu cara yang banyak dilakukan untuk menanggulangi
Circulating Water Pump yaitu metode proteksi katodik dengan menggunakan arus tanding. Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui penggunaan dari arus tanding
pada perlindungan katodik dengan melakukan uji korosi galvanik pada pipa line di Circulating Water Pump. Kinerja yang diuku radalah luas pemukaan objek, arus yang
dibutuhkan, jumlah anoda dan umur efektif dari proteksi katodik. Hasil analisa menunjukkan bahwamenggunakan proteksi katodik dengan arus tanding memperbaiki
tingkat korosi yang terjadi di Circulating Water Pumpdengan nilai arus dibutuhkan pada Circulating Water Pump
– Internal Surface sebesar 31.5 Ampere dan Circulating Water Pump
– Outer Surface sebesar 8.4 Ampere. Dengan Sistem Porteksi ini struktur bagian utama dari pipa line yang mengalirkan air laut dan dilindungi Proteksi Katodik dengan
Sistem Arus Tanding diperoleh Circulating Water Pump – Internal Surface bertahan
selama 34,81 tahun sedangkan pada Circulating Water Pump – Outer Surface bertahan
selama 31,84 tahun
Kata Kunci: ArusTanding, Circulating Water Pump, Proteksi katodik Pendahuluan
Korosi pada dasarnya merupakan sifat alamiah dari logam untuk kembali ke bentuk semula. Dengan demikian sebenarnya korosi tidak dapat dihilangkan sama sekali.
Akan tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses korosi dapat dikendalikan sampai pada titik minimum yang dilakukan berdasarkan proses terjadinya.
Salah satu metode pengendalian korosi untuk sistem perpipaan adalah proteksi katodik.
Proteksi katodik untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1820-an sebagai sarana kontrol korosi utama pada alat pengiriman Naval di
Inggris. Kemudian lebih dikenal dan banyak dipakai pada tahun 1930-an di Gulf Coast Amerika dalam mengendalikan korosi pada pipa yang membawa hidrokarbon gas bumi
dan produk minyak bertekanan tinggi. Di Indonesia metode ini dipergunakan secara lebih luas sejak tahun 1970-an.
Korosi tidak dapat dihilangkan namun dapat dicegah dengan memproteksi material dari lingkungan. Pada dasarnya proteksi katodik merupakan kontrol korosi
secara elektrokimia dimana reaksi oksida pada sel galvanis dipusatkan di daerah anoda dan menekan proses korosi pada daerah katoda dalam sel yang sama. Dengan
demikian, teknologi ini sebenarnya merupakan gabungan yang terbentuk dari unsur- unsur elektrokimia, listrik dan pengetahuan tentang bahan. Unsur elektrokimia mencakup
dasar-dasar proses terjadinya reaksi korosi, sedangkan unsur kelistrikan mencakup konsep dasar perilaku obyek yang diproteksi dan lingkungannya jika arus listrik dialirkan.
181
Sistem Arus Tanding Impressed Current
Proteksi katodik arus paksa atau dikenal dengan Impressed Current Cathodic Protection ICCP merupakan salah satu metode proteksi katodik Cathodic
Protection dimana kebutuhan arus elektronnya disuplai dari luar sistem. Proteksi katodik biasa diaplikasikan ke struktur yang telah dilapisi dengan
pelapisan coating yang menyediakan bentuk primer dalam perlindungan korosi. Sedangkan untuk sistem yang tidak terlapisi kebutuhan arus proteksi katodik biasanya
selalu berlebih. Metode ini biasa digunakan untuk perlindungan pipa- pipa dan tangki yang dikubur, struktur di dalam perairan laut dan besi-besi penunjang. Contoh
implementasi dua jenis sistem proteksi katodik dapat dilihat pada gambar 3.4.
Pada tipe anoda tumbal korban atau dikenal juga dengan anoda galvanik, proteksi logam dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan potensial reduksi untuk
logam yang berbeda. Jika tanpa proteksi katodik maka salah satu area pada struktur logam akan lebih negatif dibanding area yang lainnya, sehingga akan menyebabkan
terjadinya korosi. Jadi pada metode ini intinya adalah menghubungkan logam yang akan dilindungi ke logam yang lebih reaktif, sehingga proses korosi akan teralihkan ke logam
tersebut.
Gambar 1. Tipe pencegahan korosi dengan metode proteksi katodik Untuk struktur yang lebih besar, sistem anoda tumbal tidak dapat menyediakan
kebutuhan arus yang cukup untuk perlindungan secara menyeluruh, dan juga tidak ekonomis. Sistem proteksi katodik arus tanding dikembangkan untuk mengatasi
kelemahan tersebut.
Prinsip Dasar Sistem Proteksi Katodik Arus Tanding
Pada prinsipnya sistem proteksi katodik arus tanding sama dengan anoda tumbal, hanya saja kebutuhan arus elektronnya disuplai dari luar sistem yaitu dari anoda
yang dihubungkan ke sumber arus DC. Sumber arus DC dapat dihasilkan dari berbagai sumber seperti baterai, solar sel, dan generator. Idenya adalah dengan membanjiri
struktur logam yang akan dilindungi dengan sumber elektron dari luar sistem sehingga membuat struktur logam tersebut menjadi bersifat katodik dan membuat struktur
logam imun terhadap korosi.
Komponen dasar yang membentuk sistem proteksi katodik arus tanding terdiri dari katoda yaitu logam yang akan dilindungi, sumber arus DC Rectifier, anoda inert
Ground Bed atau Anode Bed, dan kawat penghubung Metallic Circuit antara anoda dan katoda, seperti yang terlihat pada gambar 3.5.
Pada sistem ini, anoda dipasang di dalam tanah tempat logam yang akan diproteksi berada dan dihubungkan ke terminal positif dari output rectifier. Sedangkan
logam yang akan dilindungi dihubungkan ke terminal negatif dari output rectifier. Aliran arus akan mengalir dari anoda melalui elektrolit di dalam tanah dan sampai ke logam.
182
Sistem proteksi katodik arus tanding dapat memiliki banyak konfigurasi anoda yang tergantung pada elektrolit dan logam yang akan dilindunginya.
Gambar 2. Impressed Current Cathodic Protection ICCP Dengan menggunakan metode ini ada beberapa keuntungan yang tidak dapat
dicapai dengan metode-metode lain, yaitu: 1. Besarnya tegangan dan arus dapat di desain untuk range yang lebih luas
dan sesuai kebutuhan. 2. Area yang luas dapat di proteksi dengan hanya satu buah instalasi sistem
proteksi katodik arus tanding. 3. Keluaran tegangan dan arus yang bervariasi dan dapat diatur.
4. Dapat diaplikasikan untuk lingkungan dengan tingkat resistivitas yang tinggi.
5. Efektif untuk melindungi struktur yang dilapisi maupun yang tidak. Selain memiliki kelebihan yang menguntungkan, metode ini juga memiliki kelemahan-
kelemahan yang membatasi dalam penggunaannya, yaitu: 1. Dapat menimbulkan masalah interferensi katodik.
2. Dapat mengalami kegagalan suplai energi power. 3. Memerlukan inspeksi dan maintenance secara berkala.
4. Memerlukan sumber daya dari luar, yang menyebabkan tambahan pengeluaran bulanan.
5. Proteksi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan dari pelapisan.
Parameter Perancangan
Panjang object yang akan dilindungi : 1. CWP
– Internal Surface = 74 m 2. CWP
– Outer Surface = 59.4 m Diameter object yang akan dilindungi : D = 0.15 m
Jumlah object yang akan dilindungi : N = 8 Arus densitas perlindungan :
1. CWP – Internal Surface : i = 0.45 Am²
2. CWP – Outer Surface : i = 0.15 Am²
Tegangan potensial minimum = -0.8 AgAgCl Resistivitas tanah = 22 Ω.m
Limit Potensial Positif = -0.85 V
Limit Potensial nef=gatif = -1.1 V Perencanaan umur = 30 tahun
183
Perhitungan Luas Permukaan Object Ap
Pada pipa yang terpendam dalam tanah, luas permukaan yang hendak dilindungi adalah luas permukaan pipa yang kontak langsung dengan tanah. Perhitungan luas
permukaan luar dapat diperoleh dengan melibatkan diameter luar dan keseluruhan panjang pipa yang dipendam yaitu sepanjang 74 meter untuk CWP
– Internal Surface dan 59.4 meter untuk CWP
– Outer Surface menggunakan rumus berikut : Ap = π . d . l
3.1 Dimana :
Ap = Luas Permukaan Objek m2
Π = 3,14
d = Diameter 0.300 m
l = panjang objek =74 m²
Ap = π . d . l
3.1 CWP
– Internal Surface : Ap = 3,14 . 0.300 m . 74 m = 70 m² CWP
– Outer Surface : Ap = 3,14 . 0.300 m . 59.4 m = 56 m² Sehingga berdasarkan perhitungan diatas luas permukaan pada CWP
– Internal Surface adalah 70 m² dan CWP
– Outer Surface adalah 56 m².
Perhitungan Arus yang dibutuhkan tiap CWP
Arus perlindungan total yang diperlukan untuk melindungi pipa dihitung sesuai rumus berikut:
Circulating Water Pump – Internal Surface
Ip = Ap x i 3.2
Dimana : Ip
= Arus yang dibutuhkan A Ap
= Luas area yang diproteksi m² = 70 m² i
= Densitas proteksi arus Am² = 0.45 Am² Dari rumus perhitungan di atas didapat
Ip = 70m² x 0.45 Am² 3.2
= 31.5 A Dari perhitungan arus diatas maka arus yang mengalir untuk area Circulating Water
Pump – Internal Surface dari luas area 70 m² dengan densitas proteksi arus sebesar 0.45
Am2 yaitu 31.5 A Circulating Water Pump
– Outer Surface Rumus :
Ip = Ap x i 3.2
Dimana : Ip = Arus yang dibutuhkan A
Ap = Luas area yang diproteksi m² = 56 m² i = Densitas proteksi arus Am² = 0.15 Am²
Dari rumus perhitungan di atas didapat Ip = 56m² x 0.15 Am²
3.2 = 8.4 A
Dari perhitungan arus diatas maka arus yang mengalir untuk area Circulating Water Pump
– Internal Surface dari luas area 56 m² dengan densitas proteksi arus sebesar 0.15 Am
2
yaitu 8.4 A.
184
Proteksi Katodik Sebagai Pengendali Laju Korosi pada Circulating Water Pump
Resistivitas Air Laut = 22 Ω . cm hasil survei
Radius Anode = 1.085 cm
Panjang Anoda = 30 cm
Tegangan output Platinized Titanium Anode = 8 V Arus Keluaran maximum = 10 A
Perhitungan Tahanan pada Anoda Resistansi yang diperlukan untuk energi saat ini :
3.3 Dimana :
R : Resistansi Ω V : Tegangan keluar anoda V
I : Arus Keluaran rectifier A 3.3
=
Resistan Anoda
Resistansi pada anoda Ω = 3.4
Sumber : Recommended Practice DNV-RP-B401, January 2005 Dimana :
= Resistifitas air laut L = Panjang anoda
r = Radius anode Resistansi pada Anoda Ω =
3.4 = 0.133 x 2.303 log 6-1
= 0.133 x 3.71 = 0.49 Ω ................ 0.8 Ω
Perhitungan Masa Anode dan Lifetime Circulating Water Pump – Internal Surface
Circulating Water Pump CWP – Internal Surface
PR-12010H ketebalan Pt adalah 8 m ..... 120 mm Luas permukaan Pt yang dilapisi cm² =
Volume lapisan Pt cm³ = Bobot anoda Pt =
Kepadatan Pt = 21.4 Perhitungan lifetime dari anoda
Umur efektif lifetime 3.6
Dimana : Laju pemakaian anoda Pt
=10 Anode Output
= 5 A Rasio pemakaian
= 90
185
3.6 =
Perhitungan Masa Anode dan Lifetime Circulating Water Pump – Outer Surface
Circulating Water Pump CWP – Outer Surface
PL-2220H ketebalan Pt adalah 8 m ..... 21.7 mm x 300 mm Luas permukaan Pt yang dilapisi cm² =
Volume lapisan Pt cm³ = Bobot anoda Pt =
Kepadatan Pt = 21.4 Perhitungan lifetime dari anoda
Umur efektif lifetime 3.6
Dimana : Laju pemakaian anoda Pt
=10 Anode Output
= 10 A Rasio pemakaian
= 90 3.6
= Tabel 1. Hasil Perhitungan yang dilakukan
No Uraian
Hasil Perhitungan Satuan
1 Luas Permukaan yang diproteksi
CWP – Internal Surface
70 m²
CWP – Outer Surface
56 m²
2 Tahanan Pipa
0.45 Ohm
3 Resistivitas Air Laut
22 Ohm .
cm 4
Kebutuhan Arus Proteksi CWP
– Internal Surface 31.5
A CWP
– Outer Surface 8.4
A 5
Resistansi Anoda 0.49
Ohm 6
Jumlah Anoda yang dibutuhkan CWP
– Internal Surface 32
Pcs CWP
– Outer Surface 8
Pcs 7
Tahanan Anoda 0.49
Ohm 8
Anoda yang digunakan Platinum on Titanium
9 Elektrode yang digunakan
Zinc 10
Umur Proteksi 30
Tahun
186
Kesimpulan
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa penggunaan Proteksi Katodik dengan Sistem Arus Tanding pada Pipa Line Circulating Water Pump adalah sebagai berikut :
1. Faktor yang menyebabkan korosi pada Circulating Water Pump yang ada di PLTGU Muara Karang yaitu karena faktor eksternal yaitu lingkungan air laut
yang menyebabkan korosi pada Circulating Water Pump yang menyebabkan pipa line untuk mengalirkan air laut menjadi berkarat.
2. Sistem proteksi yang digunakan untuk menanggulangi terjadinya korosi pada pipa line di Circulating Water Pump adalah Proteksi Katodik dengan Sistem Arus
Tanding Impressed Current Cathodic Protection. 3. Nilai arus dibutuhkan pada Circulating Water Pump
– Internal Surface sebesar 31.5 Ampere dan Circulating Water Pump
– Outer Surface sebesar 8.4 Ampere.Dengan Sistem Porteksi ini struktur bagian utama dari pipa line yang
mengalirkan air laut dan dilindungi Proteksi Katodik dengan Sistem Arus Tanding Impressed Current Cathodic Protection yang didapat pada Circulating Water
Pump – Internal Surface bertahan selama 34,81 tahun sedangkan pada
Circulating Water Pump – Outer Surface bertahan selama 31,84 tahun.
Daftar Pustaka
1. Parker Marshall E. 2001.‖Pipe Line Corrosion and Cathodic Protection‖.Huston,
Texas 2. TM 5-811-7:Technical Manual:Electrical Design Cathodic Protection, Department
of The Army USA, Washington, 1985 3. DNV-RP-B401: Cathodic Protection Design, Det Norske Veritas, 1993
4. Peabody, A.W., “Control of Pipeline Corrosion”, NACE, Houston, 2001
5. Review of corrosion management for offshore oil and gas processing, Capcis Limited, Manchester, 2001
6. Webster,S.; Woollam,R, ―Corrosion Monitoring Manual‖, BP Amoco, 1996
7. Fontana Mars G. 1985,‖Corrosion Engineering‖, 3 edition. Huston: The McGraw-
Hill Book Company. 8. http:hardiananto.wordpress.com20100118proteksi-katodik-lokal-pada-
industrial-plant-dan-compressor-station. Diunduh tanggal 20 Mei 2013. 9. http:pmahatrisna.wordpress.com20100201korosi-apa-itu-part-1.
Diunduh tanggal 11 April 2013.
10. http:repository.gunadarma.ac.idbitstream12345678949971DOKUMEN20P RESENTASI2c1.pdf. Diunduh tanggal 21 Juli 2013.
187
Aplikasi Optical Character Recognition pada Perangkat Mobile Menggunakan Mixed Binarization