Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat,

64 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama ini maka dapat disimpulkan beberapa hal pokok: 1. Sistem Kendali Mutu Proses Produksi Sistem Kendali yang dihasilkan meliputi tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. A. Tahap Pra Produksi terdiri dari Kain dan Penyimpanannya, Benang Jahit, Zipper, Spreadling Gelar – Susun Kain, dan PEMOTONGAN Cutting B. Tahap Pengendalian Mutu Produksi Terdiri dari Pengendalian Mutu Proses Penjahitan, Cacat Jahitan Sewing Defects, Cacat Jahitan Sambungan Kain Seaming Defects, Cacat-cacat pada Waktu Perakitan Assembly defects, dan Pengendalian Mutu Proses Penyempurnaan C. Pelaksanaan Inspeksi Akhir D. Inspeksi dengan Sistem Penyaringan Screening 2. Analisis nilai tambah proses, produk, dan pasar berbasiskan standar mutu proses dapat diidentifikasi melalui daya saing yang bisa digunakan melalui hasil produksi atau output, dengan menggunakan model diamond competitiveness Porter. Faktor- faktor pendukung potensi keunggulan daya saing sentra industri fashion Kota Bandung, antara lain: Adanya permintaan yang signifikan sehingga mutu produk sangat berpengaruh terutama karena ada Permintaan lokal tinggi,sehingga Kualitas produk cukup bersaing. DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal 1. Jatmiko, B., ―Pemetaan dan Perancangan Rantai Pasok Industri Kreatif Kota Bandung‖, Poltekpos., 2009 2. Simonin, B. L. 1997. The importance of collaborative know-how: An empirical test of the learning organization. Academy of Management Journal, 405, 1150-1174. 3. Leon J. Rosenberg, Logical Framework Approch, USAID pada tahun 1969. Practical Concepts, Inc.

4. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat,

Penerbit BPFE, Yogyakarta. 5. Stock, James R., and Douglas M.Lambert. 2001 ‖Strategic Logistics Management‖ 4 th edition. Mc Graw Hill. 6. Porter, M. 1998. ―Clusters and the new Economics of Competition”, Harvard Business Review, Nov.-Dec. pp 77-90. Internet 1. http:www.beritabandoeng.comberita2009-03industri-kreatif-bandung-belum- terakomodir 2. http:bandungcreativecityblog.wordpress.com20080510bandung-jadi-kota-kreatif- se-asia-timur 3. http:www.gugahseni.orgindex.php?option=com_contentview=articleid=14:indus tri-kreatif-menggeliat-catid=4:latestItemid=6 4. http:widyo.staff.gunadarma.ac.idDownloadsfolder0.12 5. http:bataviase.co.iddetailberita-10549274.html 6. http:www.depdag.go.idfilespublikasiberita_perdagangan200920091120industri 20kreatif20tembus20pasar20timteng..pdf 65 Tantangan Penerapan Project Scope Management Dan Implementasi Sistem Informasi Studi Kasus: Divisi Produksi PT. XYZ Hendra Alianto 1 San F Wijaya 2 Santo F.Wijaya 1 Hendra Alianto 2 1,2 Sistem Informasi, Ilmu Komputer, BiNus Universitas Jalan KH Syahdan No.9 Palmerah, Jakarta 11480 1 santofwijayayahoo.com 2 hendraaliantoyahoo.com, ABSTRAK Dalam era informasi ini, perusahaan dituntut untuk mengintegrasikan informasi untuk pengambilan keputusan strategis dalam rangka mempertahankan bahkan mengembangkan bisnis. Salah satu upaya tersebut adalah melakukan pengukuran kinerja terhadap penerapan project scope management dan implementasi sistem informasi yang digunakan, dimana hal ini merupakan hal penting dalam upaya peningkatan daya saing perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan terutama dalam bidang industri yang sudah menggunakan penerapan project scope management dan implementasi sistem informasi dalam pengelolaan aktivas bisnis proses yang dilakukan secara komputerisasi akan berpengaruh dalam peningkatan cara kerja menjadi lebih efektif dan efisien, yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja baik bagi perusahaan.Walaupun demikian, Tantangan yang dihadapi dalam penerapan peoject dan implementasi sistem informasi yang mengakibatkan kegagalan. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pengukuran kinerja terhadap penerapan project scope management dan implementasi sistem informasi agar dapat menghasilkan informasi sesuai kebutuhan manajemen dan dapat memberikan peningkatan kinerja perusahaan, yang akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan secara maksimal. Kata Kunci : Project scope management, implementasi sistem informasi 1.PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Beberapa faktor terjadinya kegagalan proyek di dalam pelaksanaannya, seperti : over budget, sumber daya manusia yang tidak kompeten, batas waktu yang relatif singkat. Untuk itu, perlu adanya Project Scope Management. Project scope management sebagai acuan pekerjaan yang harus dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek, beserta proses-proses yang dilakukan untuk membuat produk yang dimaksud. Dengan mendefinisikan apa yang akan dikerjakan atau apa yang tidak akan dikerjakan dalam sebuah proyek, berkaitan erat dengan jadwal, biaya, dan scope. Hal ini merupakan sesuatu yang intens dalam pelakasanaan suatu proyek. Jika hal tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan berakibat kegagalan dalam pelaksanaan suatu proyek. Proses project scope management terdiri dari tahap inisiasi, perencanaan ruang lingkup proyek, pendefinisian ruang lingkup proyek, membangun Work Breakdown Structure WBS akan dibuat, verifikasi ruang lingkup proyek, dan kendali perubahan ruang lingkup proyek. 2. LANDASAN TEORI Project Scope Management meliputi : 1. Scope management process yaitu : Scope planning Perencanaan verifikasi kapan waktu mulainya, proses yang sedang berlangsung, dan kapan proses tersebut selesai. Scope Planning menjelaskan bagaimana suatu scope didefinisikan, diuji, dan diawasi serta bagaimana Work Breakdown Structure WBS akan dibuat. 66 Scope definition Melakukan pendefinisian terhadap proyek seperti : tujuan proyek, nama proyek, manfaat, dan keuntungan proyek tersebut. Langkah selanjutnya adalah menentukan lebih lanjut pekerjaan yang dibutuhkan untuk proyek. Hasil utama dari scope definition adalah project scope statement. Scope verification Mengkonfirmasi bahwa proyek tersebut bisa berjalan, akurat, tepat, dan benar, dengan melibatkan persetujuan formal project scope yang diselesaikan oleh stakeholders. Persetujuan ini sering dicapai dengan melakukan penyelidikan pada pelangaran. Untuk menerima persetujuan formal project scope, tim proyek harus membuat dokumentasi yang jelas dari produk proyek dan prosedur untuk mengevaluasi jika proyek sudah diselesaikan dengan benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk mengurangi perubahan scope, maka perlu dilakukan pekerjaan yang dapat memastikan project scope. Di dalam scope verification terdapat deliverables, Quality standards, Milestone, dan Review and Acceptance. 2. Project Time Managemet : Activity definition Mengidentifikasi aktivitas yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu project scope. Activity sequencing Menentukan apakah aktivitas dapat diselesaikan secara berurutan atau paralel dan setiap dependensi yang mungkin ada. Activity resource estimation Identifikasi tipe sumber daya manusia, teknologi, fasilitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas proyek dan Estimasi waktu penyelesaian setiap aktivitas. 3. Beberapa Teknik estimasi Pendekatan Manajemen Proyek Tradisional Guesstimating Estimasi dengan hanya mengambil nomor dari udara bukan cara terbaik untuk mendapatkan jadwal proyek dan anggaran. Delphi Technique Melakukan perhitungan, membandingkan antara satu dengan yang lain sampai estimasi mendekati satu sama lain. Melibatkan beberapa ahli anonim, dan setiap ahli membuat estimasi dan perkiraan dibandingkan. Time Boxing Estimasi biaya dilakukan dengan menyesuaikan waktu deadline. Dapat menurunkan moral tim bila tidak digunakan secara efektif teknik alokasi waktu. Penyebab estimasi yang tidak akurat disebabkan oleh beberapa hal seperti : lingkup perubahan, diabaikan tugas, kelemahan terhadap pemahaman tentang tujuan proyek, kurangnya analisis, tidak ada metodologi, perubahan tim, birokrasi, kurangnya pengendalian proyek, tidak mengidentifikasi atau pemahaman dampak risiko. Faktor yang perlu diperhatikan ketika estimasi adalah seperti : tingkat persyaratan bisa berubah, pengalaman dan kemampuan tim proyek, proses atau metode yang digunakan dalam pengembangan, kegiatan khusus yang akan dilakukan, bahasa pemrograman atau alat pengembangan yang akan digunakan, kemungkinan jumlah bug atau cacat dan metode penghapusan, lingkungan ruang kerja, geografis pemisahan tim di lokasi, jadwal tekanan ditempatkan pada tim

3. Permasalahan

Dokumen yang terkait

M01459

0 3 213