Dasar Marketing Politik Marketing Politik

Seperti yang ditetapkan dan diatur dalam Undang-undang No.12 tahun 2008 Pasal 75 ayat 1 kampanye dilaksanakan sebagai bagian dari pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. 9

II.3 Marketing Politik

II.3.1 Dasar Marketing Politik

Dalam pemahaman secara umum politik marketing terdiri dari beberapa petunjuk dan formula yang dapat diuji secara empiris. Menurut Harrop 1990 pemasaran politik tidak hanya meliputi iklan politik, partai politik dan siaran pidato pemilihan tetapi juga meliputi semua aspek yang berkaitan dengan pemasaran politik didalam sebuah pemilihan umum. 10 Maarek dalam bukunya yang berjudul Campaign Communication Political Marketing mengatakan marketing politik sebagai “proses yang kompleks, hasil dari upaya yang lebih global yang melibatkan semua factor komunikasi politik para politisi” dan menekankan bahwa marketing politik adalah metode umum komunikasi politik. Maarek juga menganggap pengenalan pemasaran dalam politik sebagai hasil dari “elaborasi dari kebijakan komunikasi politik…strategi global design, rasionalisasi dan penyampaian komuunikasi politik modern” 11 Marketing merupakan salah satu cabang ilmu kontruksi sosial. Marketing berkembang pesat di khalayak luas, tidak saja di tataran akademisi. Cara dan metode marketing telah digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Meski dalam suatu disiplin ilmu masih baru, tapi sebagai aktivitas dan praktik sosial telah terjadi sejak dahulu kala. Bagozzi 1974; 1975 9 Undang-Undang No 12 tahun 2008. 10 Harrop M. 1990 Political Marketing. Parliamentary Affairs, vol.43, Hal 277. 11 P.J. Maarek 1995 Political Marketing and Communication. London: John Libbey Co. Universitas Sumatera Utara melihat bahwa marketing adalah proses yang memungkinkan adanya pertukaran exchange antara dua pihak atau lebih. Artinya aktivitas marketing akan selalu ditemui dalam proses pertukaran. Marketing adalah hubungan dan pertukaran. Dalam tulisan Bruce I. Newman dan Richard M Perloff tentang Political Marketing; Teori, research, and application yang dikutip oleh prisgunanto 2008 dari Hanbook of Political Communication Research, pemasaran politik didefinisikan sebagai aplikasi prinsip- prinsip pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam individu, organisasi, prosedur-prosedur dan melibatkan analisis, pengembangan, eksekusi, dan strategi managemen kampanye oleh kandidat, partai politik, pemerintah, pelobi, kelompok-kelompok tertentu yang bisa digunakan untuk mengarahkan opini publik pada idiologi mereka. Dalam dunia perpolitikan, sudah saatnya ilmu dan konsep dasar marketing diterapkan. Apalagi memngingat kondisi masyarakat yang telah banyak berubah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan terjadinya integrasi di dalam masyarakat global dan tekanan untuk menarapkan prinsip-prinsip demokrasi dan dengan sendirinya, institusi politikpun membutuhkan pendekatan alternatif untuk membangun hubungan dengan konstituen dan masyarakat luas. Penggunaan metode marketing dalam bidang politik dikenal sebagai marketing politik political marketing. Dalam marketing politik, yang ditekankan adalah penggunaan pendekatan dan metode marketing untuk membantu politikus dan partai politik agar lebih efisien serta efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat. Maketing politik sudah menjadi fenomena, tidak hanya dalam ilmu politik, tapi juga menimbulkan pertanyaan para marketer yang selama ini sudah terbiasa dalam konteks dunia Universitas Sumatera Utara usaha. Marketing mengalami pergeseran perpektif dari orientasi internal perusahaan internal oriented ke orientasi pasar market oriented. Di tengah era demokratisasi dan kapitalisme, strategi-strategi marketing merupakan cara yang tepat untuk menghasilkan kemenangan dalam pemilihan umum. Tentu, metode dan konsep marketing memerlukan banyak sekali adaptasi dengan situasi dan kondisi dunia politik. Memang tidak semua metode marketing dapat digunakan dalam dunia politik. Tapi, partai politik dan konstestan sangat membutuhkan metode efektif untuk bisa membangun hubungan jangan panjang dengan konstituen dan masyarakat luas. Di dalam dunia politik sekarang telah memiliki sistem multipartai telah menjadikan marketing politik menjadi sesuatu kebutuhan yang tidak bisa dielakkan, bukan hanya digunakan oleh partai-partai kecil yang berguna untuk mendongkrak citra positif kader politiknya dan menjaga kestabilan polpularitasnya dimata masyarakat atau khalayak pemilihnya tetapi juga partai politik yang telah lahir terlebih dahulu dan sudah memiliki citra dan kepopularitasan dimata masyarakat tidak boleh menganggap remeh akan kehadiran instrument politik yang satu ini. Dampak yang sering muncul ketika sebuah partai politik yang sudah besar dan memiliki eksistensi di dunia politik di daerah kekuasaannya melupakan atau lalai dalam mengkonsep sebuah marketing politiknya yaitu kemerosotan suara pemilih dan kemerosotan peringkat partai itu sendiri pada saat tarung politik akan digelar. Demikian sebaliknya partai politik yang masih muda atau dapat dikatakan partai politik yang masih merintis karirnya bukan tidak mungkin mengalahkan partai politik yang sudah besar didalam sebuah tarung politik yang dikarenakan marketing politiknya sudah dikonsep sedemikian rupa sehingga menjadikan masyarakat mengubah pilihannya jatuh kepada partai politik yang masih muda tersebut. Dan tidak dapat dipungkiri aktifitas marketing politik pun sudah merambah ke berbagai media baik itu media cetak, media elektronik, maupun media online. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia marketing politik disinyalir mulai digunakan sejak tahun 1990-an. Tapi di dunia, marketing politik digunakan sejak sebelumnya Perang Dunia II, yaitu pertama kali pada tahun 1917 ketika Partai Buruh di Inggris meresmikan Departemen Publikasi dibantu oleh agen publikasi Egerton Wake. Sedangkan di Amerika Serikat pertama kali digunakan pada tahun 1926 ketika pesan politik dilakukan melalui media cetak seperti poster pamflet, koran dan majalah Firmanzah, 2007.

II.3.2 Keaslian Politik Marketing