Pemasaran Politik, Iklan Politik, Propaganda, Informasi dan Komunikasi

produk ternyata tidak hanya terletak pada „esensi produk‟ itu sendiri, tetapi bagaimana makna dan nilai yang dibangun dari produk tersebut. Pada yang terakhir tentu saja penghargaan atas kepentingan konsumen menjadi yang terutama. Sebaik apapun produk jika tidak mampu menjawab nilai, makna dan loyalitas keyakinan bagi konsumen maka, ia akan gagal untuk bertahan dalam kompetisi pasar. Sebaliknya seburuk apapun produk tetapi mampu memenuhi apa yang menjadi nilai, makna dan loyalitas keyakinan bagi konsumen, tentu saja akan bertahan dalam kompetisi pasar. Pada dunia politik ini kemudian berkembang dalam fenomena „politik pencitraan‟. Sebuah era trend politik yang lebih mengedepankan kemasan daripada isi. Ternyata ide filosofis dari marketing yang selama ini digunakan di dalam dunia ekonomi sudah mulai diterapkan didalam dunia politik. Perubahan yang terjadi dalam strategi politik didorong oleh kompetisi politik dan kontestasi politik yang lebih terbukan dan liberal. Kompetisi yang makin terbuka juga telah memaksa para pelaku dan aktor politik baik individu maupun kelembagaan untuk membangun strategi pemenangan politik dengan lebih maju. Cara yang banyak ditempuh saat ini adalah memahaminya sebagai hal yang sama terjadi dalam dunia ekonomi. Salah satu gambaran yang bisa membuktikan terjadinya perubahan tersebut adalah dengan lahirnya berbagai kembagaan profesional baru yang ikut menyediakan jasa untuk proyek kepentingan politik seperti biro iklan politik, biro konsultan politik sampai agen pemenangan kandidat tertentu dalam pemilu.

II.3.2.2 Pemasaran Politik, Iklan Politik, Propaganda, Informasi dan Komunikasi

Di masa modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini, pemasaran politik sudah menjadi elemen yang sudah tidak lagi bisa di lupakan. Permasalahannya terletak pada sampai dimana kemampuan partai politik dan para politisi membuat sebuah konsep pemasaran Universitas Sumatera Utara politik yang baik dan efektif. Secara dinamin struktur masyarakat telah banyak mengalami perubahan. Masyarakat telah berubah menjadi masyarakat yang mandiri, menginginkan transparansi, memiliki mobilitas yang tinggi, serta memiliki peluang untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi dengan cepat dan biaya yang terjangkau. Keefektifan pemasaran politik ditandai dengan kemampuan merumuskan satu fokus masalah dan sasaran yang akan dituju oleh partai poltik dan politisi. Pengenalan akan konstituen dan simpatisan harus secara cermat dilakukan serta tidak lupa juga selalu melihat dan mengamati apa saja yang dilakukan oleh para saingan politiknya. Dengan demikian perumusan akan citra target yang diinginkan dan pembidikan target yang fokus akan dengan mudah dilakukan. Pengenalan akan karakter masyarakat yang dijadikan target politik harus dengan cermat dilakukan agar komunikasi politik yang sedang dijalankan dengan mudah dimengerti oleh masyarakat tersebut. Misalnya apabila masyarakat targetannya adalah petani maka tema komunikasi politik yang di usung adalah soal pertanian, dan sebagainya. Dan untuk meyakinkan mereka akan produk politik yang mereka pilih, tentu saja partai politik tidak cukup melakukan kampanyenya hanya pada saat mendekati pemilu saja, melainkan harus permanen dan berkesinambungan. Sebelumnya, masyarakat kekurangan informasi politik, tetapi saat ini masyarakat telah kebanjiran informasi politik. Dalam situasi semacam ini, partai politik harus pandai- pandai mengemas informasi politik, sehingga informasi politik tersebut dapat diterima dengan baik oleh publik yang menjadi sasaran pembentukan citra. Citra dalam politik memegang peran yang sangat besar. Apabila citra seseorang sudah terlanjur rusak, maka sangat sulit untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, dalam pencitraan, semua harus dihitung Universitas Sumatera Utara dengan akurasi dan presisi tinggi. Dan citra partai tidak ada gunanya, apabila tidak diikuti dengan kondisi riil di dalam partai politik itu sendiri.

II.4 Bentuk-Bentuk Pemasaran Politik