Pelaksanaan Siklus kegiatan meliputi:

lxxxiv

c. LCD dan laptop untuk presentasi hasil pembelajaran

d. Bolpoin sebagai alat untuk mencatat kegiatan mahasiswa

4. Pelaksanaan Siklus kegiatan meliputi:

a. Perencanaan Perencanaan tindakan pembelajaran merupakan langkah operasional awal dari Penelitian Tindakan Kelas yang disusun mengacu kepada hipotesis tindakan, yaitu Model Contextual Teaching And Learning dengan Modul asuhan Keperawatan Jiwa efektif digunakan untuk meningkatkan pembelajaran Keperawatan Jiwa, hasil belajar dan meningkatkan kompetensi praktek Keperawatan Jiwa. Sebelum pelaksanaan ada beberapa hal yang terkait perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti antara lain: 1. Peneliti menentukan kelas sebagai subyek penelitian yang dipilih yaitu semester VI Program Studi S1 Keperawatan 2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Asuhan keperawatan Jiwa, menyusun lembar observasi kegiatan KBM, kegiatan mahasiswa, lembar kuesioner motivasi mahasiswa dan respon mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran, perangkat tes yang berupa kisi-kisi soal dan pedoman penskoran, menyusun lembar jawaban, format catatan hasil refleksi untuk mendokumentasikan temuan hasil refleksi 3. Menyiapkan modul Asuhan Keperawatan Jiwa 4. Membagi kelompok menjadi 4 kelompok dengan beranggotakan setiap kelompok 10 orang dengan jadwal pelaksanaan yang berbeda. lxxxv 5. Peneliti melakukan sosialisasi dan penyamaan persepsi dengan observer tentang penelitian tindakan kelas penerapan model contextual teaching and learning di Rumah Sakit Jiwa menur, sosialisasi RPP serta sosialisasi cara pengisian lembar observasi RPP dan lembar partisipasi mahasiswa. Peneliti juga menjelaskan materi yang akan digunakan pada siklus ke-1, secara keseluruhan sesuai dengan standar kompetensi dasar yang tercantum pada table berikut: Standar Kompetensi: Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan pemahaman asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan halusinasi, melakukan dan mengkomunikasikan penelitian dibidang keperawatan jiwa Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi Indikator: Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu : b. Menyebutkan pengertian halusinasi c. Menyebutkan penyebab halusinasi d. Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi e. Menyebutkan dan mempraktekan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan halusinasi yang berupa: - Melakukan Pengkajian - Melakukan Analsis masalah - Menentukan Core problem - Membuat intervensi keperawatan - Melakukan implementasi keperawatan - Melakukan evaluasi tindakan - Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan a. Acting Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus ke-2 pada tanggal 27 April 2010, dengan materi Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien dengan halusinasi. Model pembelajaran yang dilaksanakan adalah model contextual teaching and learning. lxxxvi Dalam tahap pelaksanaan tindakan penelitian ini, peneliti bertindak sebagai dosen pengajar dan diobservasi oleh seorang observer pada setiap pembelajaran dengan langkah – langkah pelaksanaan sebagai berikut: 1. Pendahuluan a Dosen memberikan salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai mahasiswa dimana setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan materi yang ada pada modul asuhan keperawatan jiwa kepada pasien gangguang jiwa secara langsung dan mandiri b Dosen mengecek kehadiran mahasiswa c Dosen melakukan apersepsi d Dosen memotivasi mahasiswa yang pada siklus ke-1 kurang aktif dalam aktivitas pembelajaran model contextual teaching and learning dengan cara memberikan pertanyaan mengenai asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan halusinasi. Dosen juga menanyakan kesulitan yang dihadapi mahasiswa sebelumnya pada siklus I. e Dosen menyiapkan pasien gangguan jiwa dengan halusinasi sebanyak 10 pasien yang kooperatif yang dibantu oleh perawat ruangan. 2. Kegiatan inti a. Construkktivisme Mahasiswa berdiskusi dengan teman dalam satu kelompok difasilitasi dosen membangun pemahaman mereka menyamakan persepsi mengenai materi asuhan keperawatan pada pasien halusinasi. Pada fase ini lxxxvii mahasiswa berdiskusi mengenai materi asuhan keperawatan jiwa pada pasien halusinasi pada modul dan menanyakan materi yang tidak dipahami pada modul. Selanjutnya mahasiswa menyusun langkah kegiatan yang akan dilakukan saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien langsung dengan panduan modul asuhan keperawatan jiwa sebelum menerapkan langsung asuhan keperawatan pada pasien halusinasi dan cara antisipasi masalah saat kerja kelompok. Antisipasi masalah yang didiskusikan adalah apabila saat melakukan asuhan keperawatan jiwa ada pasien yang mau meninggalkan tempat sebelum waktunya maka mahasiswa menanyakan pada pasien kenapa mau meninggalkan tempat sebelum waktu kontrak yang disepakati habis kemudian memotivasi pasien untuk tetap berpartisipasi pada pembelajaran. Sebagai antisipasi masalah pada siklus I yang berupa Terapi Aktivitas Kelompok dan intervensi pada keluarga maka mahassiwa telah menyiapkan rencana kegiatan TAK dan intervensi keluarga dengan panduan dosen. 1 Inquiry a. Mahasiswa bertemu dengan pasien dan membina hubungan saling percaya dengan melakukan salam terapeutik, memperkenalkan diri, menanyakan nama pasien, menjelaskan tujuan interaksi dengan pasien yaitu membantu menyelesaikan masalah pasien, membantu pasien mengenal halusinasi, membantu pasien mengotrol halusinasi, lxxxviii selanjutnya mahasiswa menjelaskan kontrak waktu interaksi dengan pasien bahwa interaksi dengan pasien akan dilakukan selama 45 menit istirahat 30 menit selanjutnya mahasiswa akan interaksi lagi dengan pasien untuk melanjutkan asuhan keperawatan. . b. Setelah terbina hubungan saling percaya, salah satu mahasiswa melakukan pengkajian, sesuai dengan langkah – langkah pengkajian pada Modul Asuha Keperawatan Jiwa sedangkan teman lainya memperhatikan. Adanya perpanjangan waktu pada saat pengkajian ini. c. Mahasiswa berdiskusi merumuskan masalah keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian dan menentukan masalah utama core problem yang selanjutnya digunakan untuk menentukan intervensi yang tepat sesuai core problem. d. Mahasiswa menganalisis data pengkajian dan core problem yang telah ditentukan. e. Mahasiswa menentukan intervensi keperawatan jiwa pasien halusinasi yang meliputi: mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi, memanfaatkan obat secara teratur, megikutsertakan pasien pada kegiatan TAK dan intervensi pada keluarga yang berupa penyuluhan tentang “Cara merawat pasien halusinasi di rumah” f. Mahasiswa mengimplementasikan intervensi yang telah dibuat. g. Mahasiswa mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang diberikan untuk mengetahui keberhasilan tindakan. Evaluasi yang dilaksanakan berupa evaluasi sumatif yaitu dilakukan langsung setelah mahasiswa lxxxix memberikan intervensi dan evaluasi formatif yang dilakukan mahasiswa setelah semua intervensi diberikan ke pasien. Hasil evaluasi menunjukan bahwa intervensi telah terlaksana semua. 2 Questioning Dalam proses pembelajaran terjadi diskusi antar teman dalam satu kelompok. Pada saat kegiatan penyuluhan keluarga banyak pertanyaan dari keluarga mengenai penyakit anggota keluarganya yang dirawat. Mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan tersebut kemudian moderator pada kegiatan penyuluhamn tersebut sebelum penyuluhan ditutup memberikan kesempatan pada dosen selaku narasumber untuk memberikan masukan atas pertanyaan dari keluarga pasien. Pada pembelajaran ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk saling membantu apabila ada temannya yang salah atau lupa melakukan langkang-lang asuhan keperawatan jiwa 3 Modelling Sebelum mahasiswa melakukan sendiri asuhan keperawatan Pengkajian, merumuskan masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi, dosen mencontohkan cara melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Pada tahap pengkajian mencontohkan hal – hal yang perlu dikaji pada pasien halusinasi yang meliputi: a. Jenis-jenis halusinasi, data obyektif dan subyektifnya. Data objektif dapat Saudara kaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, xc sedangkan data subjektif dapat Saudara kaji dengan melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien. b. Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil pengkajian tentang jenis halusinasi c. Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus atau hanya sekali-kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya halusinasi. d. Respons halusinasi Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul. xci Dosen memberikan contoh cara menentukan diagnosis keperawatan yaitu: Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ditemukan pada pasien misalnya: Gangguan sensori persepsi: halusinasi ……jenis halusinasi Setelanjutnya dosen memcontohkan langsung melakukan intervensi pada pasien halusinasi yaitu: Membantu pasien mengenali halusinasi. Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, perawatmahasiswa dapat melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi apa yang didengardilihat, waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi perawatmahasiswa dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Pada awal kegiatan TAK, tugas leader dilakukan dosen setelah dirasa mahasiswa ada gambaran mengenai kehgiatan TAK kemudian diteruskan oleh mahasiswa yang ditunjuk menjadi leader. Pada saat penyuluhan dosen membuka acara dan memperkenalkan diri agar mahasiswa tidak tegang dan takut menghadapi keluarga pasien. e. Setelah memiliki gambaran tentang cara melakukan asuhan keperawatan, mahasiswa bersama kelompok melakukan asuhan keperawatan jiwa sesuai yang dicontohkan dosen. xcii 4 Community Learning a. Mahasiswa menyampaikan idependapat kepada teman kelompok saat melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien. Saat kegiatan TAK dan penyuluhan kepada keluarga mahasiswa telah menjalankan tugasnya masing-masing secara tepat. Saling mengingatkan apabila ada teman yang salah atau lupa. b. Mahasiswa mendengarkan atau memperhatikan penjelasan atau informasi yang disampaikan oleh teman atau dosen 5 Refleksi a. Setelah kegiatan TAK dan penyuluhan selesai terdapat evaluasi kedua kegaiatan tersebut. Disini mahasiswa saling mengoreksi kekurangan tugas yang dilakukan oleh temanya. b. Mahasiswa melakukan pendokumentasian hasil asuhan keperawatan jiwa yang dilakukan pada format pendokumentasian untuk persiapan presentasi seminar. c. Mahasiswa melakukan diskusi bersama kelompok lain saat presentasi laporan kegiatan yang telah didokumentasikan. Diskusi ini dilakukan dengan cara salah satu hasil dokumentasi asuhan keperawatan jiwa tiap kelompok dipresentasikan pada seminar yang dihadiri oleh seluruh mahassiwa, mahasiswa dari institusi lain yang saat itu praktek, pembimbing klinik, dosen sejawat dan peneliti. Pada saat seminar terjadi diskusi dan banyak masukan yang diberikan untuk perbaikan hasil seminar. xciii 6 Auntenthic Assessment a. Mahasiswa mempresentasikan kegiatan asuhan keperawatan jiwa dalam kegiatan seminar kemudian dapat masukan, tanggapan, dan perttanyaan dari mahasiswa kelompok laian, dosen, pembimbing klinik dan mahasiswa isntitusi lain. b. Hasil karya yang berupa laporan kegiatan asuhan keperawatan yang telah dipresentasikan dalam seminar tiap kelompok dan direvisi dikumpulkan kepada dosen. 4. Penutup Bersama - sama dengan mahasiswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil kesimpulanya berdasarkan pendapat mahasiswa bahwa mahasiswa lebih baik dalam melakukan pembelajaran asuhan keperawatan jiwa. Kekurangan yang mereka lakukan pada siklus I telah mereka perbaiki di siklus II. Mereka juga lebih persiapan sebelum ke pasien Pada tahap penutupan ini dosen memberikan umpan balik positif pada mahasiswa yang mampu melaksanakan tindakan. Setelah dirasa selesai kegiatan pembelajaran dosen memberikan salam penutup pada mahasiswa dan mengucapkan terima kasih kepada pasien yang telah ikut berpartisipasi. c. Observasi Kegiatan yang dilaksanakan pada fase ini adalah melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan aktivitas mahasiswa selama xciv pembelajaran dengan menerapkan instrument observasi yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan observer bahwa keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan dosen pada pembelajaran CTL pada 4 kelompok mempunyai nilai rata-rata keberhasilan 100 berarti keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan dosen dalam kategori sangat baik. Sedangkan hasil pengamatan observer mengenai aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran 12,5 sangat baik, 52,5 baik dan 37,5 cukup dan 0 kurang. Sedangkan pengamatan observer terhadap motivasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran didapatkan hasil 100 tinggi motivasinya. Observer juga menyampaikan hasil ketuntasan belajar mahasiswa pada siklus I sebesar 97,5 , dan 2,5 tidak tuntas. Sedangkan pelaksanaan praktek didapatkan hasil pengamatan 90 sangat baik, 10 baik, 0 cukup, 0 kurang. b. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan hasil observasi. Selanjutnya data hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi. Refleksi dilakukan oleh peneliti dengan melibatkan observer dan dosen. Proses ini dilakukan untuk melihat keberhasilan maupun kelemahan pada proses pembelajaran pada siklus I. Refleksi dapat dilakukan setelah melakukan observasi atau setelah melakukan analisis hasil wawancara. Dengan melihat pada siklus I hal-hal yang baik dimantapkan pada siklus II, kemudian juga terdapat kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Berdasarkan laporan observer kepada xcv dosen bahwa dalam pelaksanaan RPP dosen sudah sangat baik. Sudah sistematis dan tepat waktu. Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disampaikan ke dosen bahwa pada siklus II sudah tidak lagi ditemukan kecurangan mahasiswa saat mengerjakan test siklus II. Masih ada hasil nilai belajar yang kurang, masih ada mahasiswa yang tidak tuntas belajarnya tetapi jumlahnya telah berkurang dibangdingkan siklus I, aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran CTL tidak ada yang kurang dan pelaksanaan praktek asuhan keperawatan jiwa 90 sangat baik. Dengan melihat pada siklus II dibandingkan dengan siklus I telah mengalami banyak peningkatan sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

C. Hasil dan Pembahasasan

1. Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, serta hasil wawancara dengan mahasiswa yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi didapatkan hasil sebagai berikut: Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I peneliti terlebih dahulu melakukan tindakan pra siklus diantaranya tes pra siklus. Instrumen yang digunakan adalah soal tulis pilihan ganda. Tes tulis sejulah 20 soal dengan alokasi waktu 40 menit. Setelah mahasiswa mengerjakan soal dilanjutkan dengan koreksi bersama, jawaban mahasiswa ditukar dengan mahasiswa lainnya. Adapun penskoran tiap jawaban benar dinilai 1 dan salah nol kemudian hasil dikalikan 5, setelah selesai hasil tersebut dimasukan ke dalam instruemn penelitian. Hasil yang