xliv mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan konsep – konsep yang
dibangun dari fakta yang mereka dapatkan, untuk kemudian dengan konsep itu mahassiwa dapat menarik kesimpulan dan dapat menghubungkan antara konsep
yang didapat tersebut dengan pengetahuan sebelumnya. Siswa akan mengalami sendiri proses pembelajaran, mengamati, dan mendapatkan manfaatnya sehingga
apa yang akan didapatkan itu tidak akan mudah terlupakan. Oleh karena itu dengan pemberian pendekatan tersebut, mahasiswa dapat meningkatkan
kemampuannya sehingga diharapkan pembelajaran akan optimal yang ditandai dengan peningkatan motivasi belajar, peningkatan kompetensi dan peningkatan
hasil belajar.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, selanjutnya dapat disusun hipotesis tindakan sebagai petunjuk arah bagi penelitian sebagai berikut:\
1. Model Contextual Teaching And Learning dan modul Asuhan Keperawatan
Jiwa dapat meningkatkan pembelajaran Keperawatan Jiwa 2.
Model Contextual Teaching And Learning dan modul Asuhan Keperawatan Jiwa dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa
3. Model Contextual Teaching And Learning dan modul Asuhan Keperawatan
Jiwa dapat meningkatkan praktek Keperawatan Jiwa
xlv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai dengan bulan Juli 2010.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya di Jalan Sutorejo No. 59
Surabaya dan RS Jiwa Menur Surabaya.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Sesuai orientasinya, jenis
penelitian ini memiliki kelebihan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Menurut Susilo H 2009 penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian reflekstif yang dilaksanakan secara siklis berdaur oleh pendidik atau
calon pendidik di dalam kelas. Dikatakan demikian karena proses PTK dimulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan
masalah dan mencobakan hal – hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. Desain PTK mengacu pada model Kemmis dalam Susilo H 2009 Penelitian
xlvi Tindakan Kelas diartikan sebagai sebuah inkuiri yang bersifat reflektif mandiri
yang dilakukan oleh partisipan dalam kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari: 1 praktik – praktik sosial maupun
pendidikan, 2 pemahaman terhadap praktik – praktik tersebut, dan 3 situasi pelaksanaan praktik – praktik pembelajaran.
Menurut Susilo 2009 penelitian tindakan kelas ada beberapa tujuan yang dapat dicapai antara lain:
1. Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas
2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional pendidik kepada peserta
disik dalam konteks pembelajaran di kelas 3.
Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru
4. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan actual yang dihadapi sehari – hari.
Bila digabungkan definisi di atas, maka diperoleh suatu batasan penelitian tindakan kelas sebagai sebuah proses ivestigasi terkendali yang berdaur ulang atau
siklus dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan – perbaikan terhadap system, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau
situasi kependidikan. Proses siklus aktivitas dalam penelitian tindakan kelas menurut Kemmis
dan Mc. Taggart dalam Susilo 2009 adalah sebagai berikut:
xlvii Gambar 2: Langkah – Langkah Penelitian Tindakan Kelas
C. Subyek Penelitian