Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning Untuk

cii 20 40 60 80 1 00 SIKLUS I SIKLUS II SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG Diagram 6 Praktek mahasiswa pada pembelajaran CTL pada bulan April di Program Studi S1 Keperawatan FIK UMSurabaya Dari table dan diagram diatas menunjukan bahwa pelaksanaan praktek asuhan keperawatan jiwa pada siklus I sangat baik 27,5, baik 40, cukup 20 dan kurang 12,5 dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sangat baik 90 dan baik sebesar 10

2. Pembahasan

a. Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning Untuk

Meningkatkan Pembelajaran Keperawatan Jiwa Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan CTL dan modul Asuhan Keperawatan Jiwa untuk meningkatkan pembelajaran dinilai dari pelaksanaan rencana proses pembelajaran, aktivitas mahasiswa selama pembelajaran CTL dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran. Penggunaan CTL dan Modul Asuhan Keperawatan Jiwa dapat meningkatkan Pembelajaran Keperawatan Jiwa. Berdasarkan hasil pelaksanaan ciii rencana proses pembelajaran nilai rata-rata keberhasilan pada siklus I sebesar 87,4 dan siklus II rata-rata keberhasilan 100 . berarti keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan dosen dalam kategori sangat baik. Sedangkan aktivitas mahasiswa pada siklus I sebesar 2,5 sangat baik dan siklus II 12,5 dan motivasi mahasiswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II 100 tinggi. Hasil ini sejalan dengan hakikat pembelajaran CTL yang menyatakan bahwa pemanfaatan pembelajaran CTL menciptakan ruang kelas yang pesertanya aktif bukan hanya pengamatan yang pasif dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Pendekatan CTL lebih memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar bersama teman melalui kerja kelompok, diskusi dan saling mengoreksi Depdiknas, 2002. Berbeda dengan pembelajaran secara klasikal dimana pembelajaran yang berpusat pada dosen, hasilnya mahasiswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, mahasiswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen dan dengan pembelajaran ini membuat mahasiswa kurang berinisiatif untuk mencari bahan pembelajaran lain selain dari apa yang disampiakan dosen yang berupa power point. Mengingat program pendidikan Ners yang diharapkan memiliki kompetensi yang professional untuk mampu menganalisis dan kritis dalam menangani pasien. Pada kenyataanya perlu adanya pembelajaran yang bersifat kontekstual dimana proses pembelajaran CTL dapat dijelaskan pada 7 komponen CTL. Dalam pembelajaran CTL tidak hanya aspek hafalan tetapi model CTL lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif. Baik sikap maupun mentalnya dengan civ bimbingan dosen. Bimbingan tersebut secara bertahap dan berurutan disesuaikan dengan silabus pembelajaran. Keberhasilan penerapan model CTL dalam menemukan konsep baru merupakan salah satu kebanggaan bagi siswa sehingga mendorong siswa untuk memperoleh preastasi belajar yang optimal. Peran guru dalam menerapkan CTL memberikan kesempatan secara luas kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi yag dimiliki secara optimal dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan. dosen sebagai pengelola pembelajaran perlu mempertimbangkan kesesuaian model yang akan diterapkan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. dosen hendaknya memiliki kemammpuan dalam memilih model yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajaran agar memberikan hasil yang optimal. Salah satu model yang dapat membantu menumbuhkan berpikir kritis, analitis, dan kreatif adalah model CTL Slave, 2000; Nur, 2000; Trianto, 2002 Dalam teori konstruktivisme terdapat prinsip yang penting bahwa dosen atau pendidik tidak hanya memberikan pengetahuan saja, namun mahasiswa juga harus membangun sendiri pengetahuan didalam dirinya dan peran dosen adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dalam proses ini dosen memberikan kesempatan pada mahasiswa agar menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri dan mendidik mahasiswa agar menjadi sadar dengan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar, sehingga dosen dapat memberikan pemahaman yang lebih tinggi Nur, 2002. Dari hasil penelitian berupa tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CTL yang dilakukan selama tindakan pada setiap siklus dapat cv memacu aktivitas dan motivasi mahasiswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri dalam suatu kelompok masyarakat belajar. Penilaian ini tidak hanya dilakuka pada akhir pebelajaran tetapi selama proses pembelajaran terhadap aktivitas dan motivasi mahasiswa. Sehingga tidak salah kalau masyarakat belajar ini merupakan aktivitas mahasiswa yang menonjol pada proses belajar. Sejalan dengan teori konstruktivisme bahwa dalam suatu kelompok mahasiswa akan terlibat dalam dialog yang baik dengan sesame teman maupun dengan Dosen Nur, 2000. Hal ini juga sejalan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaotu kooperatif. Pada pembelajaran ini mahasiswa dihadapkan pada proses berpikir teman sebaya melalui interasi dengan teman, pasien dan perawat. Selama pembelajaran mahasiswa belajar secara berkelompok untuk saling membantu memecahkan masalah, identifikasi dan mengkaitkan teori halusinasi pada modul asuhan keperawatan jiwa dengan kenyataan langsung pada pasien dengan lhalusinasi.

b. Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning untuk