lxvii pengadaan audit internal dan ISO Rumah Sakit, memberikan kesempatan bagi
tenaga medis dan non medis untuk tugas belajar dan lain-lainya.
B. Pelaksanaan Siklus
1. Siklus 1
Pelaksanaan Tindakan Siklus ke-1 dimulai pada tanggal 20 April 2010 selama 4 hari dengan satu kali pertemuan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Materi: Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien dengan halusinasi Pengkajian,
menentukan core problem, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.
b. Media yang digunakan dalam penelitian tindkakan:
1
Modul Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien dengan halusinasi
2
Lembar kegiatan mahasiswa
3
Pasien gangguan jiwa dengan halusinasi c.
Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian tindakan:
1 Standar Operasional Prosedur SOP Asuhan Keperawatan Jiwa yang ada
di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya supaya asuhan keperawatan jiwa
yang dilakukan selama pembelajaran sesuai dengan SOP rumah sakit.
2 Kertas HVS untuk mencatat hasil diskusi dan temuan mahasiswa selama
pembelajaran 3
LCD dan laptop untuk presentasi hasil pembelajaran 4
Bolpoin sebagai alat untuk mencatat kegiatan mahasiswa
d. Pelaksanaan Siklus kegiatan meliputi:
lxviii 1
Perencanaan Perencanaan
tindakan pembelajaran
merupakan langkah
operasional awal dari Penelitian Tindakan Kelas yang disusun mengacu kepada hipotesis tindakan, yaitu Model Contextual Teaching And Learning
dengan Modul asuhan Keperawatan Jiwa efektif digunakan untuk meningkatkan pembelajaran Keperawatan Jiwa, hasil belajar dan
meningkatkan kompetensi
praktek Keperawatan
Jiwa. Sebelum
pelaksanaan ada beberapa hal yang terkait perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti antara lain:
1. Peneliti menentukan kelas sebagai subyek penelitian yang dipilih yaitu
semester VI Program Studi S1 Keperawatan 2.
Peneliti melakukan pre test dan wawancara tentang pembelajaran klasikal yang selama ini telah dilaksanakan kepada 4 mahasiswa,
sampel sebanyak 1 mahasiswa setiap kelompok dan diambil secara acak.Hal ini dilakukan sebagai studi pendahuluan sebelum tindakan
dilakukan Pada saat wawancara pertanyaan yang disampaikan peneliti menanyakan 4 pertanyaan kepada mahasiswa yang terdiri dari:
bagaimana pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh dosen?, Bagaimana menurut pendapat anda tentang cara dosen mengajar,
menerangkan dan menjelaskan materi? Apakah anda memahami materi tersebut setelah dosen menerangkan dan menjelaskan materi tersebut?
“pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya berupa ceramah, diskusi dan penugasan secara kelompok dan hasil penugasan tersebut
dipresentasikan di kelas. Sehingga sering saya merasa cepat bosen
lxix dan mengantuk. Dosen team keperawatan jiwa dalam mengajar ada
yang menjenuhkan karena ekspresi menerangkanya datar-datar tanpa ada lelucunya sesekali. Karena cepat bosan mendengarkan ceramah
jadi materi yang disampaikan banyak yang tidak dimengerti dan malas untuk bertanya.saya kira perlu pembelajaran yang baru yang tidak
membikin mahasiswa cepat bosan”mahasiswa wakil kelompok 1
“Pembelajaran dengan ceramah ataupun diskusi terkadang saya tidak ada bayangan dengan apa yang dijelaskan. Sehingga kalau kita
belajar sulit untuk dipahami. Dalam pembelajaran dosen sesekali menyelingi dengan hal yang lucu supaya mahasiswa tidak jenuh dan
mengantuk” mahasiswa wakil kelompok 2
“Saya sering merasa mengantuk kalau dosen mulai memberikan materi. Palagi kalau diskusi sering sekali ada kesempatan teman yang
duduk dibelakang ngobrol tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi sehingga kalau saya duduk di belakang merasa terganggu
akhirnya saya ikut-ikutan ngobrolngrumpi” mahasiswa wakil kelompok 3
“terkadang pembelajaran dengan ceramah menyenangkan kadang menjenuhkan, tergantung dosen jiwanya siapa yang mengajar dan
materinya. Klo dosen banyak memberikan contoh-contoh pengalaman dosen tersebut saat membimbing d Rumah Sakit Jiwa menyenagkan
kita ada gambaran tetapi alangkah lebih baik kalau kita sesekali diajak pembelajaran di Rumah Sakit biar saya mendapat pengalaman
langsung”. mahasiswa wakil kelompok 4
lxx Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa perlu penerapan
model pembelajaran baru yang dapat membuat mahasiswa aktif dalam pembelajaran.
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Asuhan keperawatan
Jiwa, menyusun lembar observasi kegiatan KBM, kegiatan mahasiswa, lembar kuesioner motivasi mahasiswa dan respon mahasiswa terhadap
perangkat pembelajaran, perangkat tes yang berupa kisi-kisi soal dan pedoman penskoran, menyusun lembar jawaban, format catatan hasil
refleksi untuk mendokumentasikan temuan hasil refleksi 4.
Menyiapkan modul Asuhan Keperawatan Jiwa 5.
Membagi kelompok menjadi 4 kelompok dengan beranggotakan setiap kelompok 10 orang dengan jadwal pelaksanaan yang berbeda.
6. Peneliti melakukan sosialisasi dan penyamaan persepsi dengan
observer tentang penelitian tindakan kelas penerapan model contextual teaching and learning di Rumah Sakit Jiwa menur,
sosialisasi RPP serta sosialisasi cara pengisian lembar observasi RPP dan lembar partisipasi mahasiswa. Peneliti juga menjelaskan materi
yang akan digunakan pada siklus ke-1, secara keseluruhan sesuai dengan standar kompetensi dasar yang tercantum pada table berikut:
Standar Kompetensi: Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengaplikasikan pemahaman asuhan keperawatan jiwa
pada pasien
dengan halusinasi,
melakukan dan
mengkomunikasikan penelitian dibidang keperawatan jiwa Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
lxxi dengan halusinasi
Indikator: Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menyebutkan pengertian halusinasi
2. Menyebutkan penyebab halusinasi
3. Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi
4. Menyebutkan dan mempraktekan asuhan keperawatan jiwa pada
pasien dengan halusinasi yang berupa: -
Melakukan Pengkajian -
Melakukan Analsis masalah
-
Menentukan Core problem
-
Membuat intervensi keperawatan
-
Melakukan implementasi keperawatan
-
Melakukan evaluasi tindakan
-
Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
4 Acting Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan penelitian ini, peneliti bertindak sebagai dosen pengajar dan diobservasi oleh seorang observer teman sejawat
pada setiap pembelajaran dengan langkah – langkah pelaksanaan sebagai berikut: 1.
Pendahuluan a
Dosen mengumpulkan mahasiswa pada ruang pembelajaran mahasiswa perawat di ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa Menur.
b Dosen mengecek kehadiran mahasiswa
c Dosen memberikan salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai mahasiswa dimana setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan materi yang ada pada modul asuhan
keperawatan jiwa kepada pasien gangguan jiwa dengan halusinasi secara langsung dan mandiri.
d Dosen melakukan apersepsi untuk mengurangi ketegangan dan
memotivasi untuk tidak takut berhadapan langsung dengan pasien
lxxii gangguan jiwa. Dosen memberikan trik agar terhindar dari perilaku
kekerasan pasien jika sewaktu-waktu selama interaksi dengan pasien, halusinasi pasien kambuh yaitu berhadapan dengan pasien dengan
pembatas meja 1 meter, jika terdapat tanda-tanda kekambuhan jangan mendekati pasien sendiri tanpa petugas kesehatan dan segera melapor.
e Dosen menjelaskan kepada mahasiswa indikator keberhasilan yang harus
dicapai dalam pembelajaran yaitu mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan asuhan keperawatan jiwa.
f Dosen mengeksplorasi pengetahuan awal mahasiswa melalui pertanyaan:
“apa saja tanda dan gejala pasien mengalami halusinasi? g
Dosen menyiapkan pasien gangguan jiwa dengan halusinasi sebanyak 10 pasien yang kooperatif yang dibantu oleh perawat ruangan.
2. Kegiatan inti
1 Konsktruktivisme
Mahasiswa berdiskusi dengan teman dalam satu kelompok difasilitasi dosen membangun pemahaman mereka menyamakan persepsi
mengenai materi asuhan keperawatan pada pasien halusinasi. Pada fase ini mahasiswa berdiskusi mengenai materi asuhan keperawatan jiwa pada
pasien halusinasi pada modul. Mahasiswa diberikan kesempatan 15 menit untuk mempelajari isi modul kemudian dilanjutkan diskusi tentang materi
yang tidak dipahami mahasiswa. Hal ini dilakukan supaya dalam pembelajaran langsung ke pasien mahasiswa dapat mengaplikasikan.
lxxiii Selanjutnya mahasiswa menyusun langkah kegiatan yang akan
dilakukan saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien langsung dengan panduan modul asuhan keperawatan jiwa sebelum menerapkan
langsung asuhan keperawatan pada pasien halusinasi dan cara antisipasi masalah saat kerja kelompok. Antisipasi masalah yang didiskusikan adalah
apabila saat melakukan asuhan keperawatan jiwa ada pasien yang mau meninggalkan tempat sebelum waktunya maka mahasiswa menanyakan
pada pasien kenapa mau meninggalkan tempat sebelum waktu kontrak yang disepakati habis kemudian memotivasi pasien untuk tetap
berpartisipasi pada pembelajaran. 2
Inquiry a.
Mahasiswa bertemu dengan pasien dan membina hubungan saling percaya dengan melakukan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
menanyakan nama pasien, menjelaskan tujuan interaksi dengan pasien yaitu membantu menyelesaikan masalah pasien, membantu pasien
mengenal halusinasi, membantu pasien mengotrol halusinasi, selanjutnya mahasiswa menjelaskan kontrak waktu interaksi dengan
pasien bahwa interaksi dengan pasien akan dilakukan selama 45 menit istirahat 30 menit selanjutnya mahasiswa akan interaksi lagi dengan
pasien untuk melanjutkan asuhan keperawatan. . b.
Setelah terbina hubungan saling percaya, salah satu mahasiswa melakukan pengkajian, sesuai dengan langkah – langkah pengkajian
lxxiv pada Modul Asuha Keperawatan Jiwa sedangkan teman lainya
memperhatikan. Adanya perpanjangan waktu pada saat pengkajian ini. c.
Mahasiswa berdiskusi merumuskan masalah keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian dan menentukan masalah utama core problem
yang selanjutnya digunakan untuk menentukan intervensi yang tepat sesuai core problem
d. Mahasiswa menganalisis data pengkajian dan core problem yang telah
ditentukan. e.
Mahasiswa menentukan intervensi keperawatan jiwa pasien halusinasi yang
meliputi: mengenal
halusinasi, mengontrol
halusinasi, memanfaatkan obat secara teratur.
f. Mahasiswa mengimplementasikan intervensi yang telah dibuat.
Intervensi berupa Terapi Aktivitas Kelompok TAK dan intervensi pada keluarga pasien yang ada pada modul asuhan keperawatan jiwa
tidak dapat diimplementasikan mahasiswa karena keluarga tidak hadir. g.
Mahasiswa mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang diberikan untuk mengetahui keberhasilan tindakan. Evaluasi yang dilaksanakan
berupa evaluasi sumatif yaitu dilakukan langsung setelah mahasiswa memberikan intervensi dan evaluasi formatif yang dilakukan
mahasiswa setelah semua intervensi diberikan ke pasien 3
Questioning Dalam proses pembeajaran terjadi diskusi antar teman dalam satu
kelompok. Mulai dari pengkajian ada mahasiswa yang lupa cara menggali
lxxv ada tidaknya halusinasi pada pasien. Di sini teman yang tahu memberitahu
yaitu dikaji mengenai jenis halusinasinya, isi, waktu, frekuensi kejadian halusinasi dan respon pasien terhapa halusinasi. Karena ada mahasiswa
yang sudah mampu menjelaskan ke temanya maka dosen hanya membenarkan dari apa yang dikatakan mahasiswa
Saat mahasiswa ada yang salah dalam mengidentifikasi pengalaman yang tidak mengenakan di masa lalu pasien maka ada teman
dalam satu kelompok yang membenarkan. Pada pembelajaran ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk saling membantu apabila ada
temannya yang salah atau lupa melakukan langkang-lang asuhan keperawatan jiwa
4 Modelling
Sebelum mahasiswa melakukan sendiri asuhan keperawatan Pengkajian, merumuskan masalah, intervensi, implementasi dan
evaluasi, dosen mencontohkan cara melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi.
Pada tahap pengkajian mencontohkan hal – hal yang perlu dikaji pada pasien halusinasi yang meliputi:
a. Jenis-jenis halusinasi, data obyektif dan subyektifnya. Data objektif
dapat Saudara kaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedangkan data subjektif dapat Saudara kaji dengan melakukan
wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
lxxvi b.
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil pengkajian tentang jenis halusinasi
c. Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya
halusinasi yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi
terjadinya apakah terus-menerus atau hanya sekali-kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu.
Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan
munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi
dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
d. Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan
atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul. Dosen memberikan contoh cara menentukan diagnosis keperawatan
yaitu: Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif
lxxvii dan obyektif yang ditemukan pada pasien misalnya: Gangguan sensori
persepsi: halusinasi ……jenis halusinasi Setelanjutnya
dosen memcontohkan
langsung melakukan
intervensi pada pasien halusinasi yaitu: Membantu pasien mengenali halusinasi.
Untuk membantu
pasien mengenali
halusinasi, perawatmahasiswa dapat melakukannya dengan cara berdiskusi
dengan pasien tentang isi halusinasi apa yang didengardilihat, waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu
pasien agar mampu mengontrol halusinasi perawatmahasiswa dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan
halusinasi. e.
Setelah memiliki gambaran tentang cara melakukan asuhan keperawatan, mahasiswa bersama kelompok melakukan asuhan
keperawatan jiwa sesuai yang dicontohkan dosen 5
Community Learning a.
Mahasiswa menyampaikan idependapat kepada teman kelompok saat melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien. Diskusi
penyampaian pendapat ini terutama pada penentuan core problem dan implementasi keperawatan. Berdasarkan data hasil pengkajian maka
data yang menonjol adalah menagarah pada perubahan persepsi sensori
lxxviii halusinasi. Di sini terjadi perdebatan antar mahasiswa mengenai
implementasi untuk halusinasi. b.
Mahasiswa mendengarkan atau memperhatikan penjelasan atau informasi yang disampaikan oleh teman atau dosen
6 Refleksi
a. Mahasiswa melakukan pendokumentasian hasil asuhan keperawatan
jiwa yang dilakukan pada format pendokumentasian untuk persiapan presentasi seminar.
b. Mahasiswa memberikan kesan dan saran mengenai pembelajaran hari
itu. Dari 4 kelompok diambil 4 mahasiswa secara acak kemudian disuruh untuk memberikan kesan dan saran tentang pembelajaran yang
telah dilaksanakan. “Saya senang dengan pembelajaran langsung ke pasien. Saya bisa
langsung menerapkan ilmu saya dan menemukan pengalaman baru yang di teori tidak ada. Terutama pengalaman cara berkomunikasi
dengan pasien jiwa. Ternyata berkomunikasi dengan pasien jiwa lebih sulit dibandingkan dengan orang normal jadi disini saya harus
berkreatif dalam berkomunikasi. Saya harapkan pembelajaran seperti ini tidak hanya sekali atau saat praktek profesi saja. Benar-benar
menyenangkan” mahasiswa wakil kelompok 1.
“Awalnya saya takut berkomunikasi dengan pasien jiwa tetapi ternyata menyenangkan belajar langsung dengan berhadapan dengan
lxxix pasien jiwa. Bersama teman-teman satu kelompok kita saling
berdiskusi dan saling mengingatkan bila saat melakukan asuhan keperawatan ada yang kelupaan. Banyak pengalaman yang saya
peroleh dibangding hanya dengan ceramah dan diskusi di kelas” mahasiswa wakil kelompok 2
“Senang sekali belajar langsung ke pasien. Klo di kelas dengan ceramah dan diskusi saja sulit untuk dipahami materi yang
disampaikan. Dengan pembelajaran seperti ini mudah paham dan membuat kita dapat mengaplikasikan ilmu kita ke pasien langsung”
mahasiswa wakil kelompok 3
“Terus diadakan pembelajaran seperti ini ya Bu…, sangat menyenangkan dan kita mendapatkan pengalaman yang banyak
dengan belajar langsung ke pasien, terima kasih bu…” c.
Mahasiswa melakukan diskusi bersama kelompok lain saat presentasi laporan kegiatan yang telah didokumentasikan. Diskusi ini dilakukan
dengan cara salah satu hasil dokumentasi asuhan keperawatan jiwa tiap kelompok dipresentasikan pada seminar yang dihadiri oleh seluruh
mahassiwa, mahasiswa dari institusi lain yang saat itu praktek, pembimbing klinik, dosen sejawat dan peneliti. Pada saat seminar
terjadi diskusi dan banyak masukan yang diberikan untuk perbaikan hasil seminar.
lxxx 7
Auntenthic Assessment a.
Mahasiswa mempresentasikan kegiatan asuhan keperawatan jiwa dalam kegiatan seminar kemudian dapat masukan, tanggapan, dan
perttanyaan dari mahasiswa kelompok laian, dosen, pembimbing klinik dan mahasiswa isntitusi lain.
b. Hasil karya yang berupa laporan kegiatan asuhan keperawatan yang
telah dipresentasikan dalam seminar tiap kelompok dan direvisi dikumpulkan kepada dosen.
3. Penutup
Bersama - sama dengan mahasiswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil kesimpulanya berdasarkan pendapat mahasiswa bahwa
mereka masih kesulitan dalam melakukan pengkajian hal ini dikarenakan mahasiswa merasa kebingungan cara menanyakan item-item yang ada dalam
pengkajian. Mahasiswa berharap dapat kesempatan untuk mencoba lagi. Pada tahap penutupan ini dosen memberikan umpan balik positif pada
mahasiswa yang mampu melaksanakan tindakan dan memberikan arahan bila mahasiswa yang belum mampu melaksanakan untuk pembelajaran selanjutnya
dimotivasi untuk lebih mendalami materi pembelajaran asuhan keperawatan jiwa pada pasien halusinasi pada silabus. Setelah dirasa selesai kegiatan pembelajaran
dosen memberikan salam penutup pada mahasiswa dan mengucapkan terima kasih kepada pasien yang telah ikut berpartisipasi.
c. Observasi
lxxxi Kegiatan yang dilaksanakan pada fase ini adalah melaksanakan
observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan aktivitas mahasiswa selama pembelajaran dengan menerapkan instrument observasi yang telah disusun
dalam tahap perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan observer bahwa keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan dosen pada pembelajaran
CTL pada 4 kelompok mempunyai nilai rata-rata keberhasilan 87,4 berarti keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan dosen dalam kategori sangat
baik. Sedangkan hasil pengamatan observer mengenai aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran 2,5 sangat baik, 12,5 baik dan 65 cukup dan 20
kurang. Sedangkan pengamatan observer terhadap motivasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran didapatkan hasil 100 tinggi motivasinya.
Observer juga menyampaikan hasil ketuntasan belajar mahasiswa pada siklus I sebesar 95 , dan 2 tidak tuntas. Sedangkan pelaksanaan praktek
didapatkan hasil pengamatan 27,5 sangat baik, 40 baik, 20 cukup, 12,5 kurang.
a. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan hasil observasi. Selanjutnya data hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi.
Refleksi dilakukan oleh peneliti dengan melibatkan observer dan dosen. Proses ini dilakukan untuk melihat keberhasilan maupun kelemahan pada proses
pembelajaran pada siklus I. Refleksi dapat dilakukan setelah melakukan observasi atau setelah
melakukan analisis hasil wawancara. Dengan melihat pada siklus I hal-hal yang
lxxxii baik dimantapkan pada siklus II, kemudian juga terdapat kekurangan pada siklus I
akan diperbaiki pada siklus II. Berdasarkan laporan observer kepada dosen bahwa dalam pelaksanaan RPP dosen masih kurang sistematis dalam fase modelling.
Dosen dalam memberikan contoh melakukan pengkajian genogram dosen lupa menanyakan kepada pasien. Dosen tidak menjelaskan pengertian dari pengkajian
status mental salah satu contoh: mutisme, logorrhea sehingga saat dosen memberikan contoh cara mengkaji masi ada mahasiswa yang bertanya kepada
teman sebelahnya. Selain kurang sistematis, pelaksanaan RPP tidak sesuai waktu yang telah ditetapkan yaitu 45 menit tetapi 60 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disampaikan ke dosen bahwa pada siklus I ditemukan kecurangan 2 mahasiswa saat mengerjakan test siklus I
nomor responden telah dicatat observer pada lembar catatan observer. Masih ada hasil nilai belajar yang kurang, masih ada mahasiswa yang tidak tuntas belajarnya,
aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran CTL juga masih ada yang kurang, dan masih ada yang pelaksanaan praktek asuhan keperawatan jiwa masih kurang.
Dengan melihat pada siklus I hal-hal yang baik dimantapkan pada siklus II, kemudian juga terdapat kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
2. Siklus II