Menurut Objek Desa Wisata

kenyamanan dari penghuni bangunan tersebut yang tidak terganggu dengan aktifitas pengunjung yang lain yang berada di zona publik. Dengan adanya zona semi publik dan servis area sebagai pembatas antara bangunan dalam zona publik dengan bangunan dalam zona privat, akan membuat wisatawan yang berkunjung semakin nyaman dan dapat mengakses fasilitas yang ada di zona semi publik dan servis area dengan mudah, karena terletak di tengah- tengah kawasan. Bangunan yang terdapat dalam zona privat juga menjadi gambaran sebuah penataan organisasi kelompok atau cluster dengan bangunan tradisional Jawa seperti Griya Pandanwangi, Griya Arum Sari, Griya Nakula dan Sadewa yang memiliki fungsi sama sebagai homestay atau tempat tinggal sementara bagi wisatawan berada dalam satu kawasan.

2. Zoning dan Sirkulasi

Berdasarkan tinjauan pada kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum, penataan zoning dan sirkulasi dalam kawasan Desa Wisata tersebut dijelaskan pada skema dibawah ini: Gambar 42: Skema Pembagian zoning dan alur sirkulasi Sumber : Dwi N 2014 Berdasarkan skema diatas, zoning dan sirkulasi di Desa Wisata Pendidikan Kembangarum seperti zoning dan sirkulasi pada rumah tradisional Jawa bentuk Joglo, seperti yang dijelaskan oleh Ronald 2005 bahwa alur sirkulasi pada rumah tradisional Jawa dari depan menerus ke ruang belakang bahkan dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Alur Sirkulasi dari ruang depan ke belakang meliputi: pendhopo  longkangan  pringitan  dalem  senthong. Kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum juga memiliki zoning dan alur sirkulasi yang sama seperti dalam rumah Joglo. Alur sirkulasi tersebut mulai dari Zona Publik  Zona Semi Publik  Service Area  Zona Privat. Organisasi Kelompok atau Cluster yang digunakan dalam kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum menjadikan zona semi publik sebagai pusat dan dikelilingi oleh bangunan disekililingnya yang berada dalam zona publik, service area dan zona privat.