BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian. Metode penelitian ini meliputi identifikasi dan definisi
operasional variabel penelitian, subjek penelitian yang mencakup populasi dan sampel penelitian, metode pengambilan data yang mencakup alat ukur
penelitian, uji validitas, uji daya beda aitem, uji reliabilitas, uji coba alat ukur, prosedur penelitian dan metode analisa data.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 2.
Variabel terikat : - Komitmen affektif 3.
Variabel bebas : - Kepemimpinan atasan -
Motivasi kerja
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 4. Komitmen
affektif
Komitmen affektifadalah suatu keadaan dimana pegawai memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Komitmen affektif
diukur dengan menggunakan skala komitmen affektif yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi komitmen affektif yang dikemukakan oleh
Hartmann dan Bambacas 2000 yang dapat dijelaskan dalam Tabel 3.1:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Definisi operasional aspek Komitmen Affektif
No Aspek
Definisi Operasional
1 Kesediaan bekerja
lebih keras Kesediaan
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan memiliki komitmen positif dengan
berusaha sesuai kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi
2 Kesamaan nilai-nilai
yang dimiliki organisasi dengan
yang dimiliki dirisendiri
Adanya tujuan bersama antara pegawai dengan organisasi sehingga pegawai tidak merasa
terbebani dalam bekerja walaupun tantangan yang dimiliki cukup berat.
3 Rasa bangga bagian
dari organisasi Pegawai senang untuk bekerja dalam
organisasi sehingga dengan rasa bangganya maka pegawai menunjukkan kemampuan yang
dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan.
4 Rasa memiliki dan
rasa keterikatan Pegawai merasa bahwa hubungan organisasi
dengan pegawai sudah seperti kekeluargaan sehingga keterikatan pegawai dalam organisasi
ditunjuhkan dengan tanggujawab dalam bekerja.
Skor komitmen affektif diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala komitmen affektif. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka
semakin tinggi juga tingkat komitmen affektif pegawai. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, maka semakin rendah juga tingkat
komitmen affektif pegawai.
5. Kepemimpinan Atasan
Kepemimpinan atasan adalah persepsi bawahan terhadap kemampuan atasan dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan para bawahannya dalam usaha
mencapai tujuan dan sasaran organisasiinstansi. Kepemimpinan atasan diukur dengan menggunakan skala kepemimpinan yang disusun berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
dimensi-dimensi kepemimpinan yang dikemukakan oleh Handoko 2001 yang dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Definisi Operasional Aspek Kepemimpinan Atasan
No aspek
Definisi Operasional
1 Instruksi tugas
Persepsi bawahan terhadap Keputusan atasan pada saat yang tepat dalam memberikan tugas-
tugas
2 Pengamatan
Persepsi bawahan terhadap kemampuan atasan dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku
pegawai dalam bekerja.
3 Pengarahan
Persepsi bawahan terhadap kemampuan atasan dalam memberikan pengarahan kepada pegawai
sebelum melaksanakan pekerjaan.
4 Dukungan
Persepsi bawahan bahwa pimpinan mendukung pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tuntutan organisasi.
5 Kerja sama
Persepsi bawahan terhadap kemampuan atasan dalam bekerjasama dengan pegawai dalam
membuat kebijakan dan memutuskan yang terbaik dalam organisasi
6 Komunikasi dua
arah Persepsi bawahan terhadap kemampuan atasan
dalam memberikan kesempatan kepada pegawai dalam menyampaikan permasalahaan yang
dihadapi.
7 Pendelegasian
Persepsi bawahan terhadap kemampuan atasan dalam membuat keputusan yang tepat setelah
adanya kesepatan antara pimpinan dengan pegawai.
8 Melibatkan
bawahan Persepsi bawahan terhadap kemampuan atasan
dalammelibatkan seluruh pegawai yang berhubungan dengan tujuan organisasi.
Skor kepemimpinan atasan diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala kepemimpinan atasan. Semakin tinggi skor total yang diperoleh,
maka kepemimpinan atasan dipersepsikan positif oleh pegawai. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, maka kepemimpinan atasan
dipersepsikan negatif oleh pegawai.
Universitas Sumatera Utara
6. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah suatu dorongan yang berpengaruh terhadap pekerja yang dapat membangkitkan, menggerakkan, mendorong, dan
mengarahkan untuk bertindak dan berperilaku secara tertentu sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan. Motivasi
kerjadiukur dengan menggunakan skala motivasi kerja yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi motivasi kerja yang dikemukakan oleh Mondy
2008 yang dapat dijelaskan dalam Tabel 3.3: Tabel 3.3
Definisi operasional aspek Motivasi Kerja No
aspek Definisi Operasional
1 Tanggung jawab
Dorongan diri pekerja untuk melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab
sesuai dengan tujuan organisasi.
2 Kemajuan
Dorongan diri pekerja untuk bekerja dengan maksimal dalam memajukan organisasi
3 Pekerjaan
Dorongan diri pekerja untuk bekerja dengan tekun tanpa memilih-milih pekerjaan
4 Pencapaian
Dorongan diri pekerja untuk berusaha dengan maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan.
5 Kebijakan
organisasi Dorongan diri pekerja untuk melaksanakan
pekerjaan dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan organisasi
6 Gaji
Adanya gaji tambahan yang diterima pegawai untuk mendorong pegawai dalam bekerja
7 Hubungan antar
pribadi Dorongan diri pekerja untuk menjalin hubungan
yang harmonis yang dapat memberikan semangat pegawai dalam bekerja
8 Kondisi kerja
Adanya kondisi kerja yang nyaman memberikan semangat buat pegawai dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Skor motivasi kerja diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala motivasi kerja Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka motivasi
kerjapegawai semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, maka motivasi kerja pegawai semakin rendah.
F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian