Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif motivasi kerja dengan komitmen affektif.
9. Pengaruh Kepemimpinan atasan dan Motivasi kerja terhadap
Komitmen Affektif
Untuk melihat pengaruh kepemimpinan atasan dan motivasi kerja dengan komitmen affektif dilakukan uji regresi linear berganda dengan
metode enter. Nilai R dalam regresi linear berganda menunjukkan nilai korelasi antara dua variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R berkisar
antara 0 sampai 1, jika mendekati 1 maka pengaruh semakin kuat dan jika mendekati 0 maka pengaruh semakin lemah. Hasil analisa regresi linear
berganda dapat dilihat pada tabel 18 berikut :
Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Berganda
Kepemimpinan atasan dan Motivasi kerja dengan Komitmen affektif
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1
.863
a
.745 .742
6.50709
a. Predictors: Constant, Motivasi Kerja, Kepemimpinan Atasan
Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa nilai R sebesar 0.863 untuk korelasi antara kepemimpinan atasan dengan komitmen affektif. Sementara
itu nilai R untuk korelasi antara kepemimpinan atasan dan motivasi kerja dengan komitmen affektif sebesar 0,863. Hal ini menunjukkan nilai korelasi
yang tergolong kuat 0.5. Hasil pengujian data dapat dilihat pada lampiran 4 output SPSS.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya juga dapat dilihat nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0.745 berarti bahwa variabel komitmen affektif dipengaruhi oleh
kepemimpinan atasan dan motivasi kerja sebesar 74,5 dan sisanya sebesar 26,5 dipengaruhi oleh faktor lain selain kepemimpinan atasan dan motivasi
kerja. Pada Tabel 4.19 berikut akan dilihat nilai sumbangan kepemimpinan
atasan dan motivasi kerja dengan komitmen affektif
Tabel 4.19 Kepemimpinan atasan dan Motivasi kerja dengan Komitmen affektif
Model Change Statistics
R Square Change
F Change df1
df2 Sig. F Change
1 .745
256.480 2
176 .000
a. Predictors: Constant, Motivasi Kerja, Kepemimpinan Atasan
Berdasarkan Tabel 4.19 terlihat bahwa nilai R Square Change untuk variabel kepemimpinan atasan dan motivasi kerja sebesar 0.745. Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya sumbangan variabel kepemimpinan atasan dan motivasi kerja terhadap komitmen affektif adalah sebesar 74,5.
Dari hasil uji regresi juga diperoleh hasil coefficient sebagaimana terlihat pada tabel 4.20 berikut :
Tabel 4.20 Coefficient
Uji Regresi Kepemimpinan atasan Motivasi kerja dengan Komitmen Affektif
Universitas Sumatera Utara
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 16.753
2.897 5.782
.000 KepemimpinanAtasa
n .248
.043 .486
5.722 .000
MotivasiKerja .252
.053 .400
4.708 .000
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dibuat persamaan regresi Y = 16,75 + 0.248 Kepemimpinan Atasan + 0,252 Motivasi Kerja. Konstanta 16,75 pada
persamaan menunjukkan bahwa apabila variabel kepemimpinan atasan dan motivasi kerja bernilai 0, maka komitmen affektif pegawai memiliki nilai
sebesar 16,75. Nilai koefisien regresi variabel kepemimpinan atasan bernilai positif yaitu sebesar 0.248 dan variabel motivasi kerja bernilai positif yaitu
sebesar 0.252. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan kepemimpinan atasan dan motivasi kerja sebesar 1 poin, maka komitmen affektif akan meningkat
sebesar 16,75 poin. Hasil pengujian data dapat dilihat pada lampiran 4 output SPSS.
Untuk pengujian hipotesis 3 yaitu “terdapat pengaruh kepemimpinan atasan dan motivasi kerja dengan komitmen affektif” dapat dibuktikan
dengan melihat nilai signifikansi dari uji F pada Tabel 4.21 berikut:
Tabel 4.21
Universitas Sumatera Utara
ANOVA Uji Regresi Kepemimpinan atasan dan Motivasi kerja dengan
Komitmen affektif
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 21719.896
2 10859.948 256.480
.000
a
Residual 7452.238
176 42.342
Total 29172.134
178
a. Predictors: Constant, MotivasiKerja, KepemimpinanAtasan b. Dependent Variable: KomitmenAffektif
Jika signifikansi 0.05 maka Ho ditolak dan jika signifikansi 0.05
maka Ho diterima. Karena nilai signifikansi pada Tabel 21 sebesar 0.000 0.05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh
kepemimpinan atasan dan motivasi kerja dengan komitmen affektif. Hasil pengujian data dapat dilihat pada lampiran 4 output SPSS.
10. Gambaran Komitmen affektif Subjek Penelitian