waktu yang lama dan kondisi yang tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:
a. Percaya pada orang lain. Seorang pimpinan harus dapat mempercayai
orang lain termasuk staf bawahannya sehingga mereka dapat mempertahankan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, kepercayaan
harus diikuti dengan kepedulian. b.
Keseimbangan dalam kehidupan artinya seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan
dan keseimbangan diri. c.
Sinergi artinya kerja kelompok dan memberikan keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary,
sinergi adalah satu kerja kelompok dimana memberi hasil yang lebih efektif daripada bekerja secara perorangan. Seorang pimpinan harus
dapat bersinergis dengan setiap orang. d.
Latihan mengembangkan diri sendiri yakni seorang pemimpin harus dapat memperbaharui dirinya sendiri untuk mencapai keberhasilan yang
tinggi. Jadi, dia tidak hanya berorientasi pada proses saja.
F. Motivasi Kerja
Teori motivasi menurut Abraham H. Maslow yaitu : “Manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia
yang cendrung bersifat bawaan”. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau hirerarki kebutuhan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan.
2. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental
psikologikal dan intelektual. 3.
Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain dan mencintai orang lain.
4. Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-
simbol status. 5.
Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah
menjadi kemampuan nyata. Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku kerja. Untuk dapat memotivasi seseorang diperlukan pemahaman tentang bagaimana proses terbentuknya
motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan
yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah Marihot, 2002, hal : 320. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal Malayu, 2000,
hal : 140.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Robbins dan Coulter 2010 motivasi kerja adalah proses dimana usaha sesorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan menuju tercapainya
suatu tujuan. Elemen energi adalah ukuran dari intensitas atau dorongan. Usaha tingkat tinggi perlu diarahkan pada cara yang dapat membantu organisasi
mencapai tujuannya. Motivasi kerja pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan
pekerjaan Buhler, 2004. Menurut Ivancevich, Gibson Donnelly 2005 motivasi kerja adalah kesediaan berkinerja, berhubungan dengan sejauh mana
seorang individu ingin ataupun bersedia berusaha untuk mencapai kinerja yang baik dipekerjaan. Motivasi kerja adalah suatu perangsang keinginan want daya
penggerak kemauan bekerja seseorang, setiap motif mempunyai tujuan yang ingin dicapai Hasibuan, 2001.
Mondy 2008 memberikan definisi motivasi kerja sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya demikian, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Motivasi dapat pula dipandang sebagai bagian integral dari
administrasi kepegawaian dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Menurut Siagian 2008,
motivasi kerja adalah dimensi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongansemangat kerja yang timbul demi mencapai keinginan diri
dan tujuan dari suatu organisasi. Telah dimaklumi bahwa produktivitas suatu
Universitas Sumatera Utara
organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan, penilaian prestasi kerja yang adil, rasional
dan objektif, sistem imbalan dan berbagai faktor lainnya.
1. Pengertian Motivasi Kerja
Kerja memainkan peran yang dominan dalam kehidupan kita. Hampir menghabiskan lebih banyak waktu kita daripada melakukan kegiatan yang lain.
Sangat sulit untuk menikmati hidup tanpa melakukan beberapa pekerjaan produktif, dan setiap kegiatan yang memiliki kepentingan harus membangkitkan
motivasi yang kuat. Mondy, 2008. Motivasi adalah “pemberian dorongan-dorongan individu untuk bertindak
yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang mengarah pada tujuan” Aries Ghozali, 2006. Pemberian motivasi merupakan
salah satu tujuan agar karyawan yang diberi motivasi dapat bekerja sesuai dengan acuan kerja dan taggung jawab yang diberikan sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan baik. Selain itu, juga terkandung unsur-unsur upaya, yaitu upaya yang berkualitas dan diarahkan serta konsisten dengan tujuan-tujuan organisasi
yang ingin dicapai. Motivasi menurut Siagian 2008 adalah dimensi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Menurut Vroom yang dikutip penulis yang sama 2005
motivasi sebagai suatu proses yang menentukan pilihan antara beberapa alternatif dan kegiatan sukarela. Sebagian besar perilaku dipandang sebagai kegiatan yang
dapat dikendalikan orang secara sukarela.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Luthans 2006 Proses timbulnya motivasi umumnya diawali dengan munculnya suatu kebutuhan needs yang belum terpenuhi sehingga
menyebabkan adanya ketidakseimbangan antara fisik dan psikologis dalam diri seseorang. Kemudian ketidakseimbangan tersebut menyebabkan orang berusaha
untuk menguranginya dalam berprilaku tertentu. Usaha inilah yang disebut dorongan drives, misalnya kebutuhan makan diwujudkan dalam bentuk
dorongan rasa lapar dan kebutuhan untuk berteman menjadi dorongan untuk bersosialisasi. Selanjutnya orang tersebut akan menerima insentif incentive
sebagai akibat dari usaha yang ia lakukan. Berdasarkan uraian di atas maka motivasi kerja sebagai dorongan yang
dilimiliki pegawai untuk bertindak dan berperilaku secara tertentu sebagai upaya untuk memenuhi yang diharapkan dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Pengukuran Motivasi Kerja
Pengukuran motivasi kerja dapat diketahui dengan melakukan survei dalam mendiagnosis bidang masalah tertentu kepada pegawai, sebagai contoh,
kuesioner diberikan guna mengumpulkan ide untuk memperbaiki sistem penghargaan kinerja atau untuk menentukan seberapa puas para pegawai dengan
program tunjangan mereka. Mathis 2000, menyatakan bahwa: salah satu jenis survei yang sering dilakukan oleh banyak organisasi adalah survei sikap attitude
survey yang berfokus pada perasaan dan keyakinan para pegawai tentang pekerjaannya dan organisasi. Dengan berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan
data tentang cara para pegawai memandang pekerjaan, supervisor mereka, rekan
Universitas Sumatera Utara
kerja mereka, kebijakan dan praktik organisasional, pengembangan dan jaminan terhadap pegawai serta lingkungan pekerjaan mereka. Survei ini dapat menjadi
awal mula untuk meningkatkan motivasi kerja untuk periode waktu yang lebih lama.
Mangkunegara 2006, menyatakan bahwa pengukuran motivasi dapat dilakukan dengan melihat karakter orang sebagai berikut:
a. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
b. Melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan.
c. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan ketrampilan.
d. Selalu mencari sesuatu yang baru.
3. Tujuan Pemberian Motivasi Kerja
Lindner 2000, mengemukakan bahwa: pemberian motivasi adalah sesuatu yang sangat penting yang dilakukan oleh para manajer untuk dapat
bertahan. Pegawai yang termotivasi dibutuhkan untuk merubah lingkungan kerja secara cepat. Pegawai yang termotivasi membantu organisasi untuk bertahan.
Pegawai yang termotivasi akan lebih produktif, kreatif dan inisiatif. Untuk itu manajer perlu memahami apa yang memotivasi pegawai berkaitan dengan peran
yang ditampilkan. Pemberian motivasi pada dasarnya adalah memberi kepuasan kerja kepada
pegawai dengan harapan pegawai akan bekerja dan mempunyai produktivitas yang lebih baik lagi di dalam bekerja yang pada akhirnya kinerja organisasi juga
akan semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
E. Pengaruh antara variabel 1. Pengaruh antara kepemimpinan dengan komitmen