Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
9 analisa dampak KUBE terhadap anggota dan masyarakat belum pernah
di lakukan. Oleh karena itu untuk mengetahui pencapaian tujuan KUBE maka perlu mengevaluasi dampak sosial ekonomi P2FM-KUBE dapat
menurunkan angka kemiskinan.
B. Perumusan Masalah
Kebijakan Departemen Sosial dalam penanganan kemiskinan melalui kelompok usaha bersama KUBE. KUBE sudah lama dikenal
dan menjadi trade mark Departemen Sosial. Keberhasilan program kerja 100 hari Kementerian Sosial tahun 2010-2011 juga dilihat dari
suksesnya Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial melalui Kelompok Usaha Bersama KUBE.
Penelitian dan kajian tentang penanganan kemiskinan belum ada yang menguraikan tentang keberhasilan KUBE berdasarkan out put
dampak KUBE terhadap anggota dan masyarakat dan Out Come yaitu Dampak sosial dan ekonomi KUBE. Padahal untuk mencapai optimalisasi
target P2FM-KUBE perlu diketahui 1 sejauh mana implementasi P2FM-KUBE; 2 Apakah penyampaian pelayanan konsisten dengan
kebijakan dan strategi penanganan kemiskinan dan 3 sumber daya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan KUBE.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Tujuan evaluasi Program Penanganan Kemiskinan melalui
KUBE adalah : a. Teridenti kasi proses pelaksanaan program penanganan
kemiskinan melalui KUBE b. Teridenti kasi dampak sosial ekonomi program kemiskinan
melalui KUBE. 2. Manfaat :
a. Bahan Perencanaan pembinaan KUBE bagi Pemerintah Daerah khususnya lokasi penelitian Kota Madya Aceh, Kab.
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
10 Nganjuk, Kota Banjarmasin, dan kota Tomohon
b. Bahan masukan bagi Pemerintah Daerah khususnya Dinas Sosial KotaKabupaten untuk mengevaluasi keberhasilan
Program Penanganan Kemiskinan dengan model KUBE c. Bagi Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial sebagai bahan
untuk merumuskan dan melakukan perencanaan Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE tahun 2012-2014.
D. Metode Penelitian
1. Sifat dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini bersifat evaluatif yang difokuskan pada evaluasi
sumatif untuk mengetahui hasil maupun dampak sosial - ekonomi Program Penanganan Kemiskinan Melalui KUBE
Fakir Miskin. Namun demikian tidak berarti evaluasi formatif dikesampingkan, karena untuk mengetahui hasil maupun dampak
dari suatu program perlu diketahui bagaimana implementasi program tersebut. Untuk itu kegiatan yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi evaluasi input input evaluation, evaluasi proses process evaluation, evaluasi hasil output evaluatin,
dan evaluasi dampak outcome evaluation dari program KUBE fakir miskin.
Dengan diperolehkannya data dan informasi mengenai implementasi dan hasil maupun dampak dari program
penanganan kemiskinan melalui KUBE fakir miskin, diharapkan dapat memberi masukan sebagai bahan pertimbangan dalam
merumuskan suatu kebijakan, baik yang terkait dengan pengembangan maupun penyempurnaan program yang sudah ada.
Berhubung penelitian ini terfokus pada evaluasi sumatif atau evaluasi hasil maupun dampak dari program penanganan
kemiskinan melalui KUBE fakir miskin, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan untuk
mengetahui implementasi dari program tersebut dilakukan
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
11 evaluasi formatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Diharapkan dengan menggunakan kedua pendekatan tersebut dapat saling melengkapi dan menunjang, sehingga akan
mempertajam analisis hasil penelitian ini.
2. Lokasi Penelitian Pemilihan sampel lokasi penelitian ditentukan secara purposive
sampling dengan pertimbangan banyaknya jumlah KUBE fakir miskin yang memenuhi persyaratan untuk di evaluasi. KUBE
fakir miskin yang akan di evaluasi, yaitu KUBE yang masih aktif yang terbentuk tahun 2003 sd 2008, dengan pertimbangan bahwa
KUBE masih melakukan kegiatan usaha Ekonomiaktif, anggota masih lengkap 10 orang, Modal usaha sudah berkembang, dan
memiliki data dan informasi mengenai dampak sosial ekonomi KUBE terhadap anggota dan masyarakat sekitarnya.
Dengan memperhatikan persyaratan di atas dan adanya keterwakilan sampel lokasi untuk Wilayah Barat dan Timur,
maka sampel lokasi penelitian ini yang terpilih adalah provinsi: Nanggroe Aceh Darussalam; Jawa Timur; Kalimantan Selatan;
dan Sulawesi Utara. Awalnya Masing-masing provinsi dipilih salah satu kota secara purvosive dan masing-masing kota dipilih
10 sepuluh KUBE fakir miskin sebagai saran penelitian ini. Kriteria KUBE sasaran adalah KUBE Maju 4 - 5 KUBE dan
KUBE masih ada atau KUBE berkembang 4 - 5 KUBE.
3. Penentuan Responden dan Informan Responden penelitian ditentukan secara purposive sampling,
dengan pertimbangan mereka sebagai sumber data primer yang dipandang mampu menjelaskan berbagai hal yang terkait dengan
kegiatan dan manfaat ataupun dampak dari KUBE fakir miskin. Responden yang dipilih adalah anggota dan pengurus KUBE.
Masing-masing KUBE dipilih 3 orang responden sebagai sumber data primer ketua dan 2 pengurus, yang berarti setiap lokasi
penelitian jumlah resposden sebanyak 10 x 3 orang = 30 orang
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
12 responden. Dengan demikian sumber data primer untuk empat
lokasi penelitian sebanyak 4 x 30 responden = 120 responden. Disamping responden sebagai sumber data primer, diperlukan
informan sebagai sumber data sekunder. Pemilihan informan didasarkan pada kriteria tertentu, yaitu orang-orang yang terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan KUBE fakir miskin. Informan yang dimaksud adalah pejabat
instansi terkait, pendamping KUBE, pengurus dan anggota KUBE, Aparat DesaKeluarahan, dan Mitra Usaha. Jumlah
responden keseluruhan 48 orang.
Tabel 3 : Distribusi responden berdasar lokasi dan jenis
No Jenis Responden
Instansi Sosial
Anggota KUBE
Pendamping Tokoh
masyarakat JUMLAH
Lokasi 1
NAD 2
30 5
5 42
2 JAWA TIMUR
2 30
5 5
42 3
KALIMANTAN SELATAN
2 30
5 5
42 4
SULAWESI UTARA
2 30
5 5
42 JUMLAH
8 120
20 20
188
4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara:
a. Wawancara Untuk memperoleh data primer dari responden dilakukan
wawancara terstruktur dengan menggunakan questioner. Sedangkan untuk memperoleh informasi sebagai data
sekunder dari informan dilakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara.
b. Observasi Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman
observasi berupa check list untuk mengamati kondisi keluarga binaan sosial anggota dan pengurus KUBE dan
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
13 kiprah serta perkembangan KUBE fakir miskin yang di teliti.
c. Fokus Group Discussion FGD Untuk memperoleh informasi mengenai dampak sosial –
ekonomi program penanganan kemiskinan melalui KUBE fair miskin, dilakukan diskusi kelompok terfokus dengan
peserta diskusi adalah para tokoh masyarakat baik formal maupun informal di tingkat kelurahandesa, dan peneliti
sebagai fasilitator dalam diskusi tersebut.
d. Studi Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekunder
dengan cara mempelajari dokumen dan laporan yang berkaiatan dengan KUBE fakir miskin, dan data statistik
mengenai lokasi penelitian.
5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data kuantitaif yang diperoleh dalam penelitian ini di olah melalui
sistem SPSS ver.12. Untuk analisis data kuantitatif mengacu pada tolok ukur yang telah ditentukan atas dasar criteria terbaik. Setiap
jawaban responden dari masing-masing item pertanyaan diberi skor dengan menggunakan skala Likert 1 sd 5, di mana skor 1
= tidak setuju ; skor 2 = kurang setuju; skor 3 ragu-ragu; skor 4 setuju ; dan skor 5 = sangat setuju.
Dari hasil perhitungan skore dibuat interval untuk menentukan kategori sikap responden terhadap dampak sosial - ekonomi
program penanganan kemiskinan melalui KUBE fakir miskin. Berhubung skala Likert tidak mengijinkan adanya pernyataan
item netral. Jadi pernyataan yang ada dalam sekala Likert hanya dua, yaitu pernyataan item positif dan pernyataan item negatif
21
. Selanjutnya setiap jawaban dihitung dengan menggunakan
Kuartil. Kuartil merupakan nilai-nilai yang membagi data yang
21
Sumantri, 2006 : 40.
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
14 telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama, sehingga
dalam suatu gugus data didapati 3 kuartil, yaitu kuartil 1, kuartil 2 atau median, dan kuartil 3
22
. Dengan demikian dapat dikemukakan :
1 Kategori sikap sangat setuju sangat positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh kuartil ketiga dan skor maksimal ;
2 Kategori sikap setuju positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh median dan kuartil ketiga ;
3 Kategori sikap kurang setuju negatif, yaitu daerah yang dibatasi kuartil kesatu dan median;
4 Kategori sikap tidak setuju sangat negatif, yaitu daerah yang dibatasi skor minimal dan kuartil kesatu.
Dengan demikian hasil penelitian yang sudah disusun berdasarkan interval dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis
secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan perhitungan kuartil.
Untuk menentukan nilai kuartil perlu diperhatikan langkah - langkah berikut, yaitu :
1 susun data tersebut menurut nilainya; 2 tentukan letak kuartil;
3 tentukan nilai kuartil. Letak kuartil :
Keterangan :
Q
k
= Kuartil ke k K = 1, 2, 3
N = Banyak data
22
Somantri, 2006 : 130.
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
15 Rumus untuk mencari nilai kuartil untuk data yang telah
dikelompokkan dalam distribusi frekuensi adalah :
Keterangan : Q
k
= Kuartil ke k K
= 1, 2, 3, B
1
= Batas bawah kelas yang mengandung Qk I
= Interval kelas Cfb = Jumlah frekuensi sebelum kelas yang mengandung Qk
f
Q
= Frekuensi kelas yang mengandung Qk n
= Banyak observasi
E. Langkah langkah. 1. Tahap Persiapan