Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
48 KUBE, dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan,
kegotongroyongan, rasa kepedulian dan kesetiakawanan sosial, baik di antara keluarga binaan sosial maupun kepada masyarakat secara
luas karena mereka hidup dalam kelompok.
Buku Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat melalui KUBE menyebutkan bahwa Tujuan Kelompok Usaha Bersama
Ekonomis KUBE
56
adalah: Meningkatkan kemampuan anggota KUBE di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari,
ditandai dengan: meningkatnya pendapatan keluarga; meningkatnya kualitas pangan, sandang, papan, kesehatan, tingkat pendidikan
;Meningkatkan kemampuan anggota KUBE dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam keluarganya maupun
dengan lingkungan sosialnya;Meningkatkan kemampuan anggota KUBE dalam menampilkan peranan-peranan sosialnya, baik dalam
keluarga maupun lingkungan sosialnya
D. DAMPAK SOSIAL EKONOMI KUBE
Salah satu program yang pengentasan kemiskinan yang sudah
dirintis kementerian sosial sejak tahun 1983 adalah: Program Pemberdayaan Fakir Miskin P2FM melalui Kelompok
Usaha Bersama Ekonomi KUBE. Program Pemberdayaan FM ini didasarkan pada pendekatan “Pembangunan Bertumpu Pada
Kelompok” community based development approach. Pendekatan pada kelompok ini didasarkan atas dasar kesamaan tujuan, kesamaan
kegiatan, kesamaan domisili, yang pada dasarnya mengarah pada e siensi, efektivitas serta mendorong tumbuh dan berkembangnya
capital sosial modal sosial. Sehingga akhirnya tujuan program pengentasan kemiskinan dapat dicapai.
Dampak adalah perubahan lingkungan disebabkan oleh suatu kegiatan. Arti lain adalah suatu usaha atau investasi dalam kegiatan
56
idem
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
49 pembangunan memiliki kemampuan potensial menimbulkan dampak
terhadap lingkungan. Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997. Dampak sosial adalah konsekuensi sosial yang timbul
akibat adanya suatu kegiatan pembangunan maupun penerapan suatu kebijaksanaan dan program dan merupakan perubahan yang
terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan Sudharto P. Hadi, 1995.
Menurut Roucek dan Warren aspek sosial ekonomi pada suatu masyarakat umumnya dipengaruhi oleh aspek lingkungan alam
dimana masyarakat tersebut berdomisili. Aspek sosial ekonomi memberikan gambaran mengenai tingkat pendapatan masyarakat,
jenis atau keragaman mata pencaharian yang ditekuni, aspek perumahan serta hubungan atau interaksi antara individu maupun
kelompok masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Aspek sosial ekonomi seseorang dapat ditentukan lewat kegiatan ekonomi
yang dilakukan, jumlah pendapatan yang diperoleh, jenis pekerjaan yang ditekuni, pendidikan formal,
Sementara itu, KUBE terus diberdayakan secara berkelanjutan. Asumsinya adalah: jika KUBE telah berhasil dari sisi ekonomi dan
sosial, diharapkan KUBE tersebut berkembang menjadi sebuah Lembaga Keuangan Mikro LKM yang menjangkau pelayanan
kepada penyandang miskin lainnya untuk berkembang. LKM berfungsi membantu masyarakat miskin dalam melaksanakan usaha
ekonomis produktif. LKM juga menjadi sarana menanggulangi kemiskinan.
Kriteria untuk mengukur dampak sosial ekonomi KUBE digunakan kriteria keberhasilan yang tercantum dalam Pedoman Pengembangan
KUBE. Dampak sosial mengukur indikator- indikator berikut : 1 Melaksanakan pertemuan rutin bulanan anggota atau sesuai
kebutuhan yg dihadiri oleh pendamping dan aparat desa; 2 Melaksanakan pertemuan rutin anggota sesuai dengan
kesepakatan yang sudah ditentukan;
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
50 3 Menumbuhkan kesadaran kemauan anggota kelompok untuk
merubah kondisikeadaan ke arah kondisi kehidupan yg lebih baik;
4 Merintis melaksanakan Iuran Kesetiakawanan Sosial IKS dan usaha simpan pinjam untuk kesejahteraan anggota keluarga
KUBE; 5 Mendorong anggota KUBE untuk aktif dlm kegiatan keagamaan
dan kemasyarakatan; 6 Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, seperti: kerja
bakti lingkungan, gotong royong, siskamling dll.; 7 Mengaktifkan menggerakkan para istri anggota KUBE untuk
terlibat dalam kegiatan-kegiatan, seperti kegiatan posyandu, PKK dll.
8 Menumbuhkan kesadaran pada anggota tentang pentingnya pendidikan bagi anggota keluarga dan masyarakat;
9 Menumbuhkan rasa kesetiakawanan di antara sesama anggota maupun dengan lingkungannya, melalui partisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan; 10 Menggagasi dan membentuk embrio koperasi tingkat desa
keluarhan; 11 Meningkatkan ketrampilan kerja anggota KUBE ;
12 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian para anggota KUBE untuk terlibat dalam penanganan permasalahan sosial yang ada
di daerah masing-masing. Kriteria yang mendasari perhitungan dampak ekonomi KUBE
meliputi : 1 Pengeloalaan usaha ekonomis produktif UEP yg sudah ada
sehingga dapat berhasil dan meningkatkan kesejahteraan para anggota KUBE;
2 Pengembangan jenis usaha ekonomi produktif UEP yg sebelum nya hanya satu menjadi beberapa jenis usaha ;
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
51 3 Penggalian sumber-sumber dan potensi yg dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan dan kesejahteraan anggota KUBE 4 Melakukan pembaharuan atau inovasi terhadap teknik
pengelolaan UEP untuk tercapainya keberhasilan KUBE yang optimal ;
5 Mewujudkan usaha koperasi yang dapat mendukung pengelolaan usaha ekonomi produktif UEP dan peningkatan kesejahteraan
keluarga para anggota KUBE; 6 Pengembalian dana pengguliran secara utuh kepada lain yang
membutuhkan ; 7 Membangun kerjasama dan jaringan kemitraan dengan berbagai
pihak yang dapat mempercepat keberhasilan KUBE. Kiranya formula KUBE dan LKM sangatlah tepat. Melalui
KUBE dan LKM si Miskin diharapkan dapat berdikari. Kemandirian itu tercipta karena:
1 mereka telah mempunyai kegiatan ekonomi produktif sehingga kebutuhannya adalah pengembangan dan peningkatan kapasitas
bukan penumbuhan; 2 apabila kelompok ini diberdayakan secara tepat, mereka akan
secara mudah berpindah menjadi sektor usaha kecil; 3 secara efektif mengurangi kemiskinan yang diderita oleh mereka
sendiri, maupun membantu penanganan rakyat miskin kategori fakir miskin, serta usia lanjut dan muda.
Dengan semakin banyak masyarakat miskin yang tertampung dalam program penanganan kemiskinan melalui KUBE, maka
semakin banyak pula penyandang miskin yang mempunyai harapan untuk terentas dari kubangan kemiskinan. Pada akhirnya dengan
makin banyaknya KUBE-KUBE dan LKM yang berhasil, maka hal itu berarti membantu memulihkan kondisi masyarakat dari kondisi
miskin menjadi masyarakat yang berkesejahteraan sosial.
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
52 Khusus dalam penelitian ini, akan dibahas tentang proses
pelaksanaan Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE serta melalui perhitungan kuartil akan diukur dampak sosial ekonomi
KUBE terhadap anggota dan masyarakat sekitarnya.
Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE
53
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab III akan menguraikan tentang kondisi geogra s, jumlah penduduk, usia penduduk produktif, kondisi mata pencaharian, kondisi
ekonomi penduduk berkaitan dengan PDB dan kebijakan Daerah dalam pembangunan kesejahteraan sosial sebagai berikut:
A. PROVINSI NAD 1. Gambaran Umum Kota Banda Aceh
Gambaran Umum Kota Banda Aceh Kota Banda Aceh, dulu bernama Kutaraja. Sejak 28 Desember 1962 berganti nama
menjadi Banda Aceh. Disamping sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh juga menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial
dan budaya. Kota yang telah berumur 802 tahun ini, berdasarkan Peraturan Daerah Aceh Nomor: 5 Tahun 1988 bahwa tanggal 22
April 1205 ditetapkan sebagai tanggal keberadaan Kota Banda Aceh. Cheng Ho pernah singgah di Banda Aceh dalam ekspedisi
pertamanya setelah singgah di Palembang http:id. wikipedia. org wikiKota_Banda_ Aceh, 23 Agustus 2011. Dalam konteks
kekinian, pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala
Richter di Samudera Indonesia. Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa tetapi tidak diketahui secara pasti jumlah kurban tsunami
dan menghancurkan lebih dari 60 bangunan kota ini. Saat ini, Kota Banda Aceh yang juga merupakan Ibu Kota Provinsi
Aceh itu merupakan salah satu dari 23 daerah di wilyah Provinsi Aceh. Kota Banda Aceh dengan luas 61.36 km2 ini berpenduduk
212.241 jiwa. Mereka tersebar di sembilan kecamatan yaitu: 1 Meuraxa, 2 Jaya Baru, 3 Banda Raya, 4 Baiturahman, 5
Lueng Bata, 6 Kuta Alam, 7 Kuta Raja, 8 Syiah Kuala, dan 9 Ulee Kareng. Dalam sembilan wilayah kecamatan tersebut