Strategi Penanganan Kemiskinan Di Indonesia

Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 29

3. Strategi Penanganan Kemiskinan Di Indonesia

Dalam sejarah Pemerintah Republik Indonesia, sejak berdirinya Republik Indonesia telah dikeluarkan kebijakan pemerintah dalam penanganan kemiskinan. Program pengentasan kemiskinan diselenggarakan dengan pendekatan individu dan kelompok. Namun sampai saat ini kemiskinan masih merupakan permasalahan dalam pembangunan baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Strategi Penanganan yang telah dilakukan oleh Pemerintah antara lain : a. Pemerintah Presiden Soekarno dikenal dengan Program Pembangunan Nasional Berencana Delapan Tahun Penasbede. b. Pemerintahan Soeharto, ada 8 delapan Program pengentasan kemiskinan yaitu : • Rencana Pembangunan Lima Tahun {Repelita I - IV} melalui Program sektoral dan regional; • Repelita IV-V melalui program Inpres Desa tertinggal; • Program Pembangunan Keluarga Sejahtera; • Program Kesejahteraan Sosial {Prokesos}; • Tabungan Keluarga Sejahtera {Takesra}; • Kredit Usaha Keluarga Sejahtera {kukesra}; • Gerakan Nasional Orang Tua Asuh {GN-OTA}; • Kredit Usaha Tani. c. Pada masa pemerintah BJ Habibie ada 4 empat Program yakni: a. Jaring Pengaman Sosial {JPS}; b. Program Penanganan Kemiskinan di Perkotaan {P2KP}; c. Program Pengembangan Pembangunan Pra-sarana Pendukung Desa Tertinggal {P3DT}; d. Program Pengembangan Kecamatan {PPK}; Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 30 d. Presiden Abdurrahman Wahid, tetap melanjutkan program presiden sebelumnya yakni : a. Jaring Pengaman Sosial {JPS}; b. Program Penanganan Kemiskinan di Perkotaan {P2KP}; c. Program Kredit Ketahanan Pangan KKP. e. Pada masa presiden Megawati Soekarnoputri, melanjutkan program terdahulu yaitu: • program Penanganan Kemiskinan di Perkotaan {P2KP}; • Pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan KPK. f. Berbeda dengan presiden sebelumnya, presiden Susilo Bambang Yudoyono menetapkan 5 lima program penghapusan kemiskinan terdiri dari: • Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan {TKPK}; • Bantuan Langsung Tunai {BLT}; • Program Pengembangan Kecamatan {PPK}; • Program Penanganan Kemiskinan di Perkotaan {P2KP}; • Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat {PNPM}. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung laksono, pemerintah merencanakan menurunkan angka kemiskinan tahun 2014 sekitar 8 delapan persen hingga 10 sepuluh persen melalui seri Program Penanganan kemiskinan yang dibagi dalam 6 enam program yaitu: Program rumah sangat murah; Program Kendaraan umum murah; program kendaraan angkutan umum murah, program air bersih, program listrik murah dan hemat, peningkatan kehidupan nelayan, serta program peningkatan kesejahteraan masyarakat pinggiran perkotaan. Dari uraian di atas, tampak bahwa fenomena kemiskinan berlangsung sejak lama dengan strategi penangannnya yang beragam. Adanya krisis ekonomi, bencana alam, krisis global Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 31 mempengaruhi tingkat hidup masyarakat miskin. Karena itu sangatlah penting untuk merumuskan kembali model penanganan kemiskinan dan Memperbaharui Pedoman dengan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan Program. Menurut Dwiyanto Agus, terdapat 4 empat faktor penyebab kegagalan berbagai program pengentasan masyarakat miskin yaitu : 1. Sifat kebijaksanaan pengentasan kemiskinan cenderung merupakan kegiatan pinggiran. 2. Keberlangsungan dari kebijaksanaan dan program pengentasan kemiskinan cenderung amat rendah, di mana kebijaksanaan itu seringkali menghilang bersamaan dengan habisnya kegiatan proyek. 3. Bias birokrasi dan lemahnya posisi penduduk miskin. 4. Kecenderungan sentralisasi dalam penggunaan dana. 40 Hasil penelitian El ndri tentang efektivitas KUBE dalam pengentasan kemiskinan menggambarkan bahwa beberapa program pemerintahan dalam pengentasan kemiskinan tidak efektif disebabkan: 1. Lemahnya kemampuan lembaga terkait dalam mengimplementasikan program bantuan kemiskinan 2. Tidak transparannya pengelolaan bantuan dan lemahnya tanggung jawab terhadap pengelolaan 3. Ditemukan praktek-praktek korupsi dan penyelewengan dalam setiap program kemiskinan 4. Minimnya data base kemiskinan sehingga menyulitkan pemerintah untuk menyusun program yang efektif 40 Bahri, S. 2005. Faktor-faktor determinasi yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi keluarga pada program gerdu taskin di Kabupaten Jombang. TA KKB KK-2 TPS 5605 Bah F. Unpublished post graduate thesis, Universitas Airlangga, Surabaya. Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 32 5. Birokrasi yang rumit 6. Kurang partisipasi masyarakat dalam setiap program yang dibuat 7. Tidak berjalannya community development dan program pendamping sehingga setiap program menemukan kegagalan 8. Lemahnya kemampuan wirausaha dalam masyarakat sehingga perekonomian lokal menjadi macet dan masyarakat miskin terlena dengan setiap bantuan 9. Kurangnya perlibatan sektor swasta dalam program penanggulangan kemiskinan 10 Anggapan pemerintah dan masyarakat terhadap program kemiskinan sebagai sebuah proyek project-to-project basis sehingga tidak berkelanjutan. Untuk itu perbaikan program penanganan kemiskinan mutlak untuk segera dibenahi. Perlu disusun perencanaan strategi kebijakan P2FM-KUBE dengan merumuskan kembali mekanisme pembagian wewenang dan tugas pemerintah daerah. Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, perlu adanya program yang efektif, e sien, terpadu dan berorientasi pada kemandirian dan berkelanjutan. Pembangunan yang mendapat dukungan partisipasi rakyat akan lebih baik dari pada pembangunan yang hanya mengandalkan kekuatan pemerintah. Namun demikian partisipasi ini hendaknya dilandasi oleh kesadaran dan bukan oleh paksaan.

B. KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT