PELAKSANAAN KELOMPOK KOTA TOMOHON

Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 150 Tabel 64: Distribusi sampel KUBE di kota Tomohon sesuai Status KUBE No TAHUN STATUS KUBE JUMLAH TUMBUH BERKEMBANG ∑ ∑ ∑ 1 2003 - - 1 10 1 10 2 2005 - - 1 10 1 10 3 2006 2 20 - - 2 20 4 2007 2 20 3 30 5 50 2008 - - 1 10 1 10 4 40 6 60 10 100 Sumber : data primer 2011

1. PELAKSANAAN KELOMPOK

USAHA BERSAMA KUBE Indikator yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan KUBE di kota Tomohon terdiri dari : a Sumber Daya Manusia berkaitan dengan proses KUBE, di antaranya membahas tentang SDM sasaran binaan, SDM Pelaksana dan SDM Pendamping; b Aspek material KUBE akan menguraikan tentang sarana dan prasarana KUBE, pendanaan KUBE, fasilitas  sik, lingkungan dan kurikulum. Hasil pendataan dan wawancara terhadap ketua KUBE dan anggota mendapatkan informasi sebagai berikut : a Sumberdaya Manusia KUBE Kualitas Sumber daya manusia sangat mempengaruhi proses Kegiatan KUBE. Uraian tentang SDM dibagi menjadi 3 item yakni Sasaran Binaan atau KUBE, pelaksana kegiatan KUBE dan dari Pembina KUBE. Pelaksana KUBE adalah pengurus KUBE dan anggota KUBE, sedang Pelaksana adalah penanggungjawab program di tingkat Kementerian Sosial Republik Indonesia, Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Tomohon. Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 151 Hasil wawancara dengan Pelaksana Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Sulawesi Utara, diperoleh informasi bahwa kualitas Sumber daya Manusia anggota KUBE mempengaruhi keberhasilan KUBE dalam pencapaian tujuan. Hasil pendataan terhadap ketua dan anggota KUBE memperoleh gambaran bahwa sebagian besar berpendidikan tamat SLTA pendidikan Sekretaris KUBE tamat SLTA. Selain pendidikan formal, para ketua dan bendahara mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan KUBE. Sebagian besar pengurus KUBE di Kota Tomohon memiliki keterampilan sesuai dengan jenis usaha yang dipilih. b SDM Pelaksana Program Pelaksana Program Pemberdayaan Masyarakat meliputi pelaksana tingkat pusat, tingkat provinsi, dan tingkat kabupaten dan kota. Tingkat pendidikan mereka bervariasi. Data dan informasi tentang pendidikan pelaksana program dari tingkat Pusat sampai Daerah selama tahun 2003 hingga 2008 tidak dapat diketahui secara pasti dan rinci. Hal ini disebabkan mobilitas mutasi pegawai baik di pusat dan di daerah sangat tinggi dan relative cepat, sehingga sebelum pelaksana mampu menguasai program, mereka sudah di pindahkan ke bagian lain. c Pendamping KUBE. Berdasarkan wawancara dengan pendamping diketahui bahwa pada tahun 2003 sampai 2005 KUBE belum pernah ada pendampingan. Setelah menerima dana DEKON pada program penanganan kemiskinan melalui KUBE, setiap kecamatan ada Pendamping KUBE. Umumnya Pendmping berasal dari PSM, Karang Taruna. Pendamping Kube di Kota Tomohon belum mendapat Honor bulanan. Sarana dan prasarana KUBE, fasilitas Fisik dan lingkungan belum mendapatkan informasi rinci. Umumnya lokasi kegiatan KUBE di rumah ketua. Khusus untuk jenis usaha Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 152 ternak sapi, memiliki tempat sendiri untuk kegiatan KUBE. Uraian Pelaksanaan Proses KUBE dibagi dalam beberapa item diantaranya : a. Variabel Proses Pembahasan tentang variabel proses meliputi: Tahap persiapan orientasiobservasi; Registrasi dan identi kasi, perencanaan program, penyuluhan sosial, bimbingan pengenalan usaha dan bimbingan motivasi; Tahap pelaksanaan pemberdayaan fakir miskin seleksi KBS, pembentukan kelompok, diskusi pemilihan penentuan jenis usaha, pelatihan pendamping, pelatihan keterampilan usaha bagi KBS, pemberian bantuan jaminan hidup, pemberian modal usaha ekonomis produktif UEP dan pendampingan; Tahap bimbingan usaha Kelompok terdiri dari kegiatan bimbingan kelompok, pelaksanaan bimbingan usaha kelompok, bimbingan pengembangan usaha dan pengguliran stimulan usaha, bimbingan usaha kesejahteraan sosial, bimbingan dan usaha kelompok bersama, pelatihan keterampilan tambahan; Tahap kemitraan Usaha : inventarisasi sumber dan potensi, membuat kesepakatan, melaksanakan mitra usaha, bimbingan kemitrausahaan dan perluasan jaringan kemitrausahaan; Tahap pengendalian Program KUBE terdiri: supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 1 Tahap persiapan Tahap awal Program Pemberdayaan Fakir Miskin sesuai dengan Buku Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Fakir Miskin tahun 2010 adalah orientasiobservasi. Hasil wawancara dengan pendamping diketahui bahwa Program penanganan Fakir miskin diawali dengan pendataan masyarakat miskin sesuai ketentuan dari Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 153 Tomohon melakukan pendataan KUBE yang masih melaksanakan kegiatan usaha secara kelompok. Masyarakat Tomohon memiliki kearifan lokal berupa Mapalus. Beraneka ragam Mapalus dalam masyarakat Tomohon. Khusus KUBE terbentuk dari Mapalus Kerja. Dinas Kesehatan dan Sosial kota Tomohon memberikan sosialisasi tentang program penanganan kemiskinan. Dijelaskan juga tujuan dibentuknya kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 10 orang. 2 Tahap pelaksanaan pemberdayaan fakir miskin. Pelaksanaan pemberdayaan Fakir miskin diawali dengan pembentukan KUBE. Hasil wawancara dengan anggota KUBE, pengurus KUBE dan Pendamping memperoleh informasi bahwa KUBE dibentuk berdasarkan pilihan warga. KUBE terbentuk berdasarkan kesamaan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Setelah terbentuk ditentukan pengurus ketua, sekretaris dan bendahara. Pendamping memberikan bimbingan tentang managemen dan pengelolaan usaha. Ketua KUBE adalah Mapalus. Sebagian besar KUBE berasal dari mapalus kerja. Selama 1 tahun diberikan pembinaan bagaimana membuat perencanaan kegiatan, pengelolaan usaha bersama dan pembagian hasil Usaha. Umumnya mereka tidak memiliki arsip tentang kegiatan yag dilaksanakan. Setelah ada kesepakatan membentuk KUBE, memilih pengurus dan menentukan jenis usaha yang dipilih, maka KUBE diberi nama dan setiap KUBE mengajukan proposal keDinas Kesehatan dan Sosial KotaTomohon. Kegiatan lainnya dalam tahap pelaksanaan seperti pelatihan pendamping, pelatihan keterampilan usaha bagi KBS, pemberian bantuan jaminan hidup belum pernah dilaksanakan. Bantuan modal diterima berupa Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE 154 bahan yang jumlahnya kurang memadai untuk memulai usaha. 3 Tahap kemitraan Usaha : Informasi tentang inventarisasi sumber dan potensi, membuat kesepakatan antara anggota KUBE dan masyarakat mampu atau lembaga perekonomian daerah, melaksanakan mitra usaha, bimbingan kemitrausahaan dan perluasan jaringan kemitrausahaan belum dilaksanakan. 4 Tahap pengendalian Program KUBE Kegiatan supervisi, monitoring, evaluasi dilaksanakan oleh pusat dan pelaporan disusun setiap semester.

2. DAMPAK SOSIAL