HUTAN KOTA V PEMBUATAN TANAMAN

41

C. HUTAN KOTA

Pembangunan hutan kota dimaksudkan sebagai upaya untuk perbaikan lingkungan perkotaan dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan hidup wilayah perkotaan yang sehat, rapi dan indah dalam suatu hamparan tertentu sehingga mampu memperbaiki dan menjaga iklim mikro, estetika, resapan air serta keseimbangan lingkungan perkotaan. Tahapan dalam pembuatan hutan kota adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan Rancangan a. Penetapan Calon Lokasi 1 Penetapan Lokasi a Lokasi yang direncanakan untuk pembuatan hutan kota : 1 Merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau RTH sesuai peruntukan dalam RTRW Kabupaten Kota. 2 Luas minimal hutan kota adalah 0.25 ha dalam satu hamparan yang kompak hamparan yang menyatu, agar tanaman dapat menciptakan iklim mikro. 3 Berada pada tanah negara atau tanah hak, sesuai persyaratan dalam PP No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota. b Penentuan lokasi dan luas didasarkan pada : 1 Luas wilayah 2 Jumlah penduduk 3 Tingkat polusi 4 Kondisi fisik kota 5 Ketersediaan lokasi 2 Aspek-aspek yang dikaji meliputi : a Aspek teknis, yaitu memperhatikan kesiapan lahan, jenis tanaman, bibit, dan teknologi. b Aspek ekologis, yaitu memperhatikan keserasian hubungan manusia dengan lingkungan alam kota. c Aspek ekonomis, yaitu berkaitan dengan biaya dan manfaat yang dihasilkan. d Aspek sosial dan budaya setempat yaitu memperhatikan nilai dan norma sosial serta budaya setempat. 3 Tipe hutan kota disesuaikan dengan fungsi kawasan dalam RTRW Kabupaten Kota, yaitu : a Tipe kawasan pemukiman, yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, penyerap karbondioksida, peresap air, penahan angin, dan peredam kebisingan. Komposisi tanaman berupa jenis pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan tanaman perdu dan rerumputan. 42 b Tipe kawasan industri, yang berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan, yang ditimbulkan dari kegiatan industri. c Tipe rekreasi, yaitu hutan kota yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan rekreasi dan keindahan, dengan jenis pepohonan yang indah dan unik. d Tipe pelestarian plasma nutfah, yang berfungsi sebagai pelestari plasma nutfah, meliputi : 1 Hutan kota sebagai konservasi plasma nutfah khususnya vegetasi in-situ dan ex-situ; 2 Hutan kota sebagai habitat satwa yang dilindungi atau yang dikembangkan. e Tipe perlindungan, yaitu hutan kota yang berfungsi untuk : 1 Mencegah mengurangi bahaya erosi dan longsor pada lahan dengan kemiringan cukup tinggi dan sesuai karakter tanah; 2 Melindungi daerah pantai dari gempuran ombak abrasi; 3 Resapan air untuk mengatasi masalah menipisnya volume air tanah atau masalah intrusi air laut. f Tipe pengamanan, berfungsi untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan pada jalur kendaraan dengan membuat jalur hijau dengan kombinasi pepohonan dan tanaman perdu. 4 Rancangan hutan kota disusun dalam satu wilayah kecamatan desa, dengan luas hamparan kelompok tanaman minimal 0,25 ha. b. Pengumpulan Data dan I nformasi Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari observasi pengamatan lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui pencatatan data yang resmi hasil laporan, penelitian, dll. Jenis data yang dikumpulkan meliputi : Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW, data biofisik letak, topografi, tanah, iklim, vegetasi, dll dan data sosial ekonomi kepadatan penduduk, status kawasan lahan, peruntukan lahan dll. c. Penataan Areal Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan batas lokasi, luas tapak, desain fisik dan tata letaknya, serta mengidentifikasi permasalahan yang ada. Kegiatan penataan areal terdiri dari kegiatan : 1 Pengukuran, penataan dan pemancangan patok batas lokasi yang dituangkan dalam peta rancangan dengan poligon tertutup. 2 Penataan pola tanam, tata letak dan jarak tanam dalam kaitannya dengan teknis konservasi dan tegakan yang ada di lapangan. 3 Pembuatan sket lapangan tanpa skala, buku ukur dan peta rancangan skala 1 : 5.000 s d 1 : 10.000. 43 d. Pengolahan dan Analisis Data Data primer dan data sekunder yang berhasil dihimpun selanjutnya dianalisa untuk menentukan : 1 Luas areal ha dan desain tapak; 2 Rancangan kegiatan : pola tanam, jenis, jumlah tanaman; 3 Bahan dan alat; 4 Kebutuhan tenaga kerja; 5 Biaya pelaksanaan; 6 Teknik penanaman; 7 Rencana pemeliharaan; 8 Jadwal waktu. e. Rancangan Kegiatan Pembuatan Tanaman 1 Pola tanam Pola tanam hutan kota disesuaikan dengan situasi lahan dan diprioritaskan lahan yang kompak dalam satu hamparan serta sesuai dengan tipe hutan kota yang akan dibangun. 2 Pemilihan jenis tanaman Jenis tanaman dipilih komposisi tanaman yang didominasi oleh pohon hutan, dan disesuaikan dengan bentuk dan tipe hutan kota. Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih pohon hutan kota antara lain : a Mempunyai perakaran yang dalam, kuat, tidak mudah tumbang dan tidak mudah menggugurkan ranting dan daun; b Mampu tumbuh di tempat terbuka di berbagai jenis tanah; c Pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap gangguan fisik dan polutan; d Tidak memerlukan perawatan yang intensif; e Berumur panjang; f Tahan terhadap kekurangan air; g Pohon langka dan unggulan setempat h Pohon penghasil bunga buah biji yang disukai satwa i Pohon-pohon yang rindang teduh, indah, penghasil buah yang disenangi burung, kupu-kupu dan sebagainya j Pohon yang mempunyai evapotranspirasi rendah untuk daerah yang bermasalah dengan menipisnya air tanah dan intrusi air laut. Jenis tanaman pembangunan hutan kota sebagai mana lampiran 1. Jumlah bibit untuk pembuatan tanaman hutan kota adalah 440 batang ha termasuk sulaman 10 atau 40 batang. Kualifikasi bibit hutan kota adalah: a Tinggi bibit minimal 1 m b Pertumbuhan bibit normal dan sehat c Asal bibit dapat dari persemaian atau puteran. 44 3 Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman hutan kota dilaksanakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanaman dari kerusakan dan gangguan gulma. Pemeliharaan meliputi pemeliharaan tahun berjalan, pemeliharaan tahun pertama dan pemeliharaan tahun kedua. f. Rencana Anggaran Biaya 1 Sesuai dengan analisa rencana pekerjaan komponen kegiatan yang dihasilkan atas hasil survey dan pengolahan data, maka dilakukan analisa kebutuhan dan peralatan per komponen pekerjaan. 2 Berdasarkan analisa rencana pekerjaan dihitung kebutuhan tenaga kerja. 3 Berdasarkan butir 1 dan 2 di atas, dibuat analisa kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja dan harga pasar yang wajar, disajikan dalam Rencana Anggaran per komponen kegiatan. Rencana biaya dalam pelaksanaan kegiatan dapat berasal dari berbagai sumber pemerintah, pemerintah daerah, swadaya. g. Pembuatan Gambar dan Peta 1 Pengukuran antara lain : batas lokasi, luas tapak, desain fisik serta tata letaknya. 2 Pemetaan meliputi peta situasi dan peta rancangan sket. Peta rancangan sket memuat : batas areal, luas tapak areal, desain fisik dan tata tanaman jenis dan letak tanaman. Peta rancangan sket dibuat dengan skala 1 : 5.000 s d 1 : 10.000. Sedangkan peta lokasi situasi, memuat lokasi sasaran pembuatan hutan kota maupun penghijauan lingkungan dalam peta administratif pemerintahan kabupaten kota dengan skala 1 : 50.000 s d 1 : 100.000. h. Tata Waktu Berdasarkan urutan sequent simultan kegiatan disusun rancangan tata waktu pelaksanaannya baik kegiatan fisik maupun kegiatan kelembagaan. i. Hasil Kegiatan Hasil Kegiatan penyusunan rancangan adalah buku rancangan pembangunan hutan kota yang disusun oleh Kasubdin program perencanaanpada Dinas Kabupaten Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab bidang Kehutanan, dinilai oleh Kepala Balai Pengelolaan DAS, disahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten Kota yang diberi tugas dan tanggung jawab di bidang Kehutanan, dengan muatan dan format sebagaimana diatur secara umum dalam Bab I I , B.4. 45 2. Pelaksanaan Pembangunan Hutan Kota a. Persiapan Lapangan 1 Sosialisasi Dalam rangka keberhasilan pembuatan hutan kota perlu dilakukan sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya hutan kota. Sosialisasi ini melibatkan instansi terkait, masyarakat, serta LSM dan perguruan tinggi. 2 Penataan areal Tahapan kegiatan dalam penataan areal adalah : a Penentuan desain fisik berdasarkan bentuk dan tipe hutan kota yang akan dibangun b Pembersihan lapangan di lokasi yang ditetapkan. c Penentuan arah letak tanaman dan pemancangan ajir. d Pembuatan papan nama yang memuat keterangan lokasi, luas, tahun tanam, jumlah tanaman, dan jenis tanaman. b. Penanaman 1 Pembuatan lubang tanam sesuai dengan rancangan. 2 Lubang tanam diberi pupuk organik. 3 Bibit yang telah disediakan ditanam pada lubang tanaman yang telah disiapkan. 4 Lubang tanaman ditimbun dengan tanah sampai lebih tinggi dari permukaan tanah, setelah itu diberi ajir. c. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman hutan kota dilaksanakan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanaman dari kerusakan dan gangguan gulma. 1 Pemeliharaan tahun berjalan Pemeliharaan tahun berjalan meliputi kegiatan penyulaman, pemupukan, penyiangan, pendangiran dan pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman tahun berjalan dilakukan dengan dana pemerintah APBN untuk mengganti tanaman yang mati tidak tumbuh sehat dengan jumlah bibit 10 jumlah tanaman 40 batang. 2 Pemeliharaan tahun pertama dan kedua Pemeliharaan tahun pertama dapat dilakukan dengan biaya pemerintah APBN apabila persentase tumbuh tanaman tahun berjalan setelah sulaman ≥ 60 terhadap standar hasil tanaman T-0. Sedangkan pemeliharaan tahun kedua dilakukan apabila persentase tumbuh tanaman setelah pemeliharaan tahun I disulam ≥ 80 dan diharapkan pemeliharaan tanaman tahun kedua melalui biaya Pemerintah Daerah. 46 d. Organisasi Pelaksana 1 Penyelenggara pembuatan hutan kota : Dinas Kabupaten Kota. 2 Pelaksana pembuatan hutan kota : masyarakat setempat. e. Hasil Kegiatan Hasil kegiatan pembangunan hutan kota adalah terdapatnya tanaman pada suatu luasan tertentu sesuai dengan rancangan, dengan standar 400 batang ha. Hasil kegiatan setelah pemeliharaan tahun I I , diserahkan kepada Kepala I nstansi Satker Pelaksana dan dilanjutkan kepada Bupati Walikota untuk pengelolaannya.

D. PENGHI JAUAN LI NGKUNGAN