145
C. PENGENDALI JURANG GULLY PLUG
1. Pembuatan Rancangan Pengendali Jurang Gully Plug
a. Persiapan 1 Pemilihan dan penetapan calon lokasi
Lokasi bangunan Pengendali Jurang sebagaimana tercantum dalam RTT yang telah disusun. Untuk memperoleh tapak yang tepat
dilakukan inventarisasi terhadap beberapa calon tapak site dengan kriteria sebagai berikut :
a
Lahan kritis dan potensial kritis b
Kemiringan 30 dan terjadi erosi parit alur c
Pengelolaan lahan sangat intensif atau lahan terbuka d
Sedimentasi tinggi e
Curah hujan tinggi f
Kemiringan alur maksimal 5 2 Letak dan jumlah Bangunan
Penempatan bangunan pengendali jurang pada satu alur dibuat secara ”
series” berurutan dengan prinsip ”Head to Toe” yaitu dasar bangunan bagian atas hulu menjadi patokan bagian atas bangunan
yang berada dibawahnya. Dengan demikian pada satu alur sungai dapat dibuat bangunan pengendali jurang minimal 3 unit.
3 Orientasi lapangan Calon lokasi yang terpilih memenuhi kriteria kemudian dilakukan
orientasi lapangan untuk menentukan jumlah dan letak serta ukuran bangunan pengendali jurang.
4 Konsultasi Berdasarkan hasil orientasi lapangan dilakukan konsultasi dengan
instansi terkait baik formal Dinas Kimpraswil PU, Dinas Pertanian, dsb maupun non formal kelompok tani, lembaga adat dsb dengan tujuan
untuk memperoleh masukan dan kesepakatan sebelum lokasi bangunan pengendali jurang ditetapkan.
5 Pengadaan bahan dan alat Pengadaan bahan dan alat diprioritaskan terhadap bahan habis pakai,
sedangkan peta dasar dan peralatan lain seperti alat ukur survey lapangan dapat memanfaatkan yang sudah ada atau meminjam.
6 Administrasi Persiapan administrasi meliputi :
a Administrasi kegiatan
b Surat menyurat pemberitahuan, surat ijin, dsb
b. Pengumpulan data dan informasi lapangan
1 Data primer Data primer dapat diperoleh dengan cara survey dan pengukuran
lapangan, meliputi sebagai berikut : a
Topografi b
Jumlah, kepadatan, mata pencaharian dan pendapatan penduduk
146 c
Penutupan lahan dan pola tanam. d
Erosi parit sedimentasi . 2 Data sekunder, meliputi :
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara pengumpulan data yang telah ada tersedia baik di instansi pemerintah, swasta dsb.
a Administrasi wilayah
b Curah hujan jumlah, intensitas
c Erosi dan sedimentasi
d Adat istiadat
c. Pengolahan dan analisa data informasi Dari hasil pengumpulan data dan informasi di lapangan dilakukan
pengolahan dan analisis, sebagai berikut : 1 Data tanah, erosi, topografi, curah hujan, kemiringan alur dan
sedimentasi diolah dan dianalisa menjadi: a
Letak bangunan b
Spesifikasi teknis bangunan c
Debit aliran air, dll. 2 Data jumlah penduduk, mata pencaharian, pendapatan serta adat
istiadat diolah dan dianalisa menjadi informasi: a
Potensi ketersediaan tenaga kerja b
Standar satuan biaya upah yang berlaku, c
I nformasi awal kondisi sosek. d. Penyusunan rancangan teknis
Sesuai norma yang berlaku rancangan pembuatan bangunan pengendali jurang
gully plug secara teknis-prosedural sama dengan pembuatan rancangan dam penahan.
e. Hasil Kegiatan Sebagai hasil kegiatan dari penyusunan rancangan berupa buku
rancangan pengendali jurang gully plug yang dilengkapi dengan
lampiran data, gambar dan peta dan telah disahkan oleh instansi yang berwenang.
Contoh Gambar skematis bangunan pengendali jurang dapat dilihat pada Gambar 19 di bawah ini.
147 Gambar 19. Pengendali Jurang Gully Plug
2. Pembuatan Pengendali Jurang Gully Plug
a. Persiapan 1 Penyiapan Kelembagaan
a Pertemuan dengan masyarakat kelompok dalam rangka sosialisasi
b Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja
2 Pengadaan sarana dan prasarana Pengadaan peralatan sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan
bahan yang habis pakai. Sedang pembuatan sarana dan prasarana untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan a.l. :
a
Pembuatan jalan masuk b
Pembuatan gubuk kerja gubuk material 3 Penataan areal kerja
a Pembersihan lapangan
b Pengukuran kembali
c Pemasangan patok
d Pembuatan profil lapangan
e Pembuatan bangunan pengendali jurang pada tanah milik
masyarakat tidak ada ganti rugi b. Pembuatan
1 Stabilisasi ujung jurang dilakukan melalui : a
pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan air b
Pelandaian lereng c
Pembuatan saluran diversi mengelilingi bagian atas 2 Stabilisasi tebing jurang dilakukan melalui :
a Pelandaian lereng tebing
148 b
Perkuatan lereng tebing 3 Stabilisasi dasar jurang terhadap bangunan pengendali lolos air dan
bangunan pengendali tidak lolos air c. Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan pengendali jurang meliputi : 1 Pemeliharaan bangunan terjunan dan teras
2 Pemeliharaan saluran diversi
d. Sistem Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan pengendali jurang dilaksanakan dengan sistem Swakelola,
melalui SPKS dengan kelompok tani, dalam rangka pemberdayaan SDM dan meningkatkan partisipasi masyarakat lokal secara langsung serta
menumbuhkan rasa memiliki dan bersedia memelihara nantinya apabila konstruksi telah selesai.
e. Organisasi pelaksana Sebagai pelaksana pembuatan pengendali jurang adalah kelompok
masyarakat, yang didampingi penyuluh kehutanan lapangan PKL Petugas Lapangan Gerhan PLG dengan satuan kerja Dinas
Kabupaten Kota yang membidangi kehutanan.
f. Tahapan dan Jadwal Kegiatan Tahapan dalam pelaksanaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
tertuang dalam rancangan.
g. Hasil Kegiatan Hasil kegiatan berupa bangunan Pengendali Jurang Gully Plug yang telah
dibangun sesuai rancangan, dan untuk pemeliharaannya diserahkan kepada aparat desa.
D. EMBUNG AI R
1. Pembuatan Rancangan Embung Air
a. Persiapan 1 Pemilihan calon lokasi
Lokasi calon embung sebagaimana tercantum dalam RTT Gerhan. Untuk pemilihan lokasi tapak site dilakukan dengan cara inventarisasi
terhadap beberapa calon lokasi embung air dengan kriteria sebagai berikut:
a Daerah kritis dan kekurangan air defisit b Topografi bergelombang dengan kemiringan 30
c Air tanah sangat dalam d Tanah liat berlempung atau lempung berdebu
149 e Pembangunan embung air diprioritaskan di dekat lokasi pemukiman
dan lahan pertanian perkebunan dengan daya tampung air 500 M
3
2 Orientasi lapangan, konsultasi, pengadaan bahan dan administrasi secara teknis prosedural sama dengan pembuatan bangunan
konservasi tanah lainnya. b. Penyusunan rancangan teknis
Sesuai norma yang berlaku rancangan teknis prosedural pembuatan embung air sama dengan pembuatan dam pengendali dam penahan.
c. Hasil Kegiatan Sebagai hasil kegiatan dari penyusunan rancangan berupa buku
rancangan yang dilengkapi dengan lampiran data, gambar dan peta serta telah disahkan oleh instansi terkait yang berwenang.
Gambar skematis tentang bangunan embung air dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Gambar 20. Embung Air
2. Pembuatan Embung Air a. Persiapan
1 Penyiapan acuan dan kelembagaan a
Mempelajari rancangan embung yang telah disahkan, b
Pertemuan dengan masyarakat kelompok dalam rangka sosialisasi c
Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja.
150 2 Pembuatan sarana dan prasarana
Pengadaan peralatan sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan yang habis pakai. Sedang pembuatan sarana dan prasarana
dibuat dengan tujuan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang antara lain :
a
Pembuatan jalan masuk b
Pembuatan gubuk kerja gubuk material 3 Penataan areal kerja
a Pembersihan lapangan
b Pengukuran kembali
c Pemasangan patok profil
d Pembuatan embung, apabila dilaksanakan di tanah milik
masyarakat, maka tidak ada ganti rugi.
b. Pembuatan 1 Penggalian tanah kemiringan galian 100 , kedalaman 2,5 - 3 m.
2 Pembuatan saluran pelimpah dan saluran pembagi air 3 Pemadatan pelapisan badan embung air dengan tanah liat, batu kapur,
plastik atau dengan pasangan batu 4 Pemasangan gebalan rumput
c. Pemeliharaan 1 Pemeliharaan gebalan rumput
2 Perbaikan pemadatan dinding embung air 3 Pengerukan lumpur
d. Organisasi Pelaksana Sebagai pelaksana pembuatan embung adalah kelompok masyarakat
setempat dibawah koordinasi Dinas Kabupaten Kota yang mengurusi kehutanan.
e. Jadwal Kegiatan Tahapan dalam pelaksanaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
tertuang dalam rancangan.
f. Hasil Kegiatan Bangunan embung yang telah dibuat sesuai rancangan, dan untuk
pemeliharaan diserahkan kepada aparat desa kelompok tani.
151
E. SUMUR RESAPAN AI R SRA