MODEL PENGEMBANGAN REHABI LI TASI HUTAN POLA KHUSUS JENI S MERANTI

104

B. MODEL PENGEMBANGAN REHABI LI TASI HUTAN POLA KHUSUS JENI S MERANTI

1. Penyusunan Rancangan a. Kriteria Sasaran Lokasi 1 Sasaran lokasi Model didasarkan atas kriteria: a Fisik : 1 Termasuk dalam DAS Prioritas. 2 Kawasan hutan produksi dan hutan lindung diutamakan bekas hutan alam meranti yang telah terdegradasi berupa hutan rawang dengan potensi kayu kurang dari 20 m3 ha yang dicirikan dengan jumlah pohon inti dibawah 10 pohon ha, masih mengandung tingkat tiang, pancang dan semak belukar agar tanaman meranti dapat mudah beradaptasi dan mudah tumbuh karena jenis meranti merupakan jenis toleran serta tidak dalam sengketa dan atau tidak dibebani hak, tidak dalam proses perijinan dan terhindar dari areal usaha pertambangan. 3 Mempunyai tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan. 2 Pertimbangan lainnya : a Kinerja Gerhan tahun sebelumnya. b Komitmen usulan Gubernur Bupati Walikota. b. Penetapan Calon Lokasi 1 Sebelum rancangan disusun, terlebih dahulu dilakukan penetapan calon lokasi rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan DAS BPDAS setempat. 2 Calon lokasi definitif ditetapkan oleh BP DAS setempat yang didasarkan atas hasil konsultasi dan koordinasi dengan pihak lain terkait. 3 Terhadap calon lokasi yang telah definitif, dilakukan prakondisi terhadap masyarakat sekitarnya. c. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan yaitu data tentang bio-fisik dan sosial ekonomi pada calon lokasi yang terpilih sebagai bahan dalam penyusunan rancangan. Data dimaksud antara lain : 1 Bio-fisik, meliputi site lapangan berupa kondisi areal, luas dan letak lokasi, aksesibilitas, topografi dan kelerengan, curah hujan musim tanam, kesuburan tanah status lahan, jenis tanaman dominan, jenis kayu MPTS yang potensial, sarana prasarana, pola tanam setempat. 2 Sosial-ekonomi, meliputi data demografi, kepemilikan lahan masyarakat sekitar hutan, budaya kerja, adat-istiadat, kelembagaan masyarakat, keadaan harga upah, sarana prasarana termasuk 105 transportasi dan komunikasi. Hasil pengumpulan data dituangkan dalam Risalah Umum Lokasi Reboisasi. d. Penataan Areal Tujuan pekerjaan ini adalah untuk menentukan batas areal, luas, batas blok, petak serta mengindentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan penguasaan lahan. Kegiatan penataan areal terdiri dari kegiatan : 1 Pengukuran, penataan dan pemancangan patok batas luar, batas blok, petak yang dituangkan dalam sket peta rancangan dengan polygon tertutup. 2 Penataan pola tanaman, tata letak dan jarak tanaman menurut blok petak dengan teknik jalur sejajar kontur dengan memperhatikan kondisi lahan. 3 Pembuatan sket lapangan tanpa skala, buku ukur dan peta rancangan skala 1 : 5000 - 1: 10.000. 4 Pengukuran batas blok petak a Satuan rancangan adalah blok tanaman + - 300 Ha terbagi kedalam petak + - 25 Ha, satu rancangan untuk satu blok tanaman b Batas blok dapat menggunakan batas alam seperti alur-alur, anak sungai, jalan setapak, sedangkan batas antara petak berupa jalur jalan setapak dan ditandai dengan patok bambu kayu dan diberi tanda batas yang jelas. e. Jenis Tanaman 1 Jenis tanaman diutamakan meranti Shorea spp dan dapat dicampur dengan jenis toleran lainnya dari famili Dipterocarpaceae serta jenis kayu lainnya yang bersifat MPTS dengan perbandingan meranti, Dypterocarpaceae dan MPTS adalah 60 : 30 : 10 2 Jarak tanam : ± 3 x 3 meter disesuaikan dengan kondisi lapangan. 3 Kebutuhan bibit : 1.210 batang per ha untuk tanaman 1.100 batang dan untuk sulaman tahun berjalan 110 batang 10 f. Pengolahan dan Analisa Data Berdasarkan hasil survei, dilakukan tabulasi dan sortasi data dan informasi sebagai bahan untuk penyusunan rancangan. g. Rancangan Kegiatan Dari hasil pengolahan data, maka disusun rancangan kegiatan fisik lapangan yang meliputi letak dan luas, pola tanam, elemen pekerjaan, kebutuhan bibit menurut jenis dan jumlah batang, kebutuhan bahan dan upah kerja dan rincian biaya per elemen pekerjaan serta satuan harga. Rancangan dilampiri dengan peta –peta pendukung peta lokasi, peta DAS, peta pola tanam, peta jenis, peta tanah. peta kelerengan semuanya dipetakan dalam peta dasar DAS. Rancangan disusun untuk setiap blok rencana tanaman 106 h. Rencana Anggaran Biaya RAB Rencana Anggaran Biaya RAB merupakan rincian biaya untuk kebutuhan bahan peralatan dan tenaga kerja per elemen pekerjaan rehabilitasi sebagai hasil analisa data lapangan agar penetapan biaya dirancang secara realistis sesuai kondisi lapangan i. Pembuatan Gambar dan Peta 1 Hasil pengumpulan data ukur, dan sket lapangan, dilakukan pengolahan dan analisa data dan dituangkan dalam gambar dan peta. 2 Peta situasi skala 1 : 50.000 s d 1 : 100.000 yang menunjukkan situasi dan letak lokasi kegiatan pada wilayah DAS dan wilayah Kabupaten Kota. 3 Peta rancangan yang menggambarkan peta kerja dengan memuat batas-batas blok dan petak skala 1: 5.000 – 1: 10.000, rencana jalan pemeriksaan dan rencana tanaman. 4 Gambar bestek yang perlu dibuat adalah : a Pondok Kerja ukuran 6x7m semi permanen, atap genteng asbes, 1 buah per blok. b Papan nama sebanyak 3 buah per blok 1 buah untuk papan nama kegiatan dan dua buah untuk papan informasi himbauan. d Tata ruang tata letak tanaman pola tanam j. Organisasi Pelaksana 1 Penyusunan rancangan : konsultan pihak ketiga yang ditunjuk oleh BPDAS selaku pemegang satker 2 Penilai rancangan : Kepala BPDAS dan dapat menunjuk petugas panitia penilai. 3 Proses penunjukan pihak ketiga dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan dalam Keppres no. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya dan dapat menggunakan metode seleksi umum 4 Pengesahan rancangan oleh : Kepala BPDAS k. Tata Waktu Rancangan disusun 1 satu tahun sebelum pelaksanaan T-1 dengan mengacu kepada Rencana Teknis Tahunan, namun dalam kondisi tertentu dapat dilaksanakan pada tahun berjalan T-0 sebelum pelaksanaan pembuatan tanaman. Dalam rancangan terdapat penjelasan tentang tata waktu pelaksanaan pekerjaan. l. Hasil Kegiatan Hasil kegiatan pembuatan rancangan adalah buku rancangan model rehabilitasi hutan pola khusus jenis meranti yang telah dinilai dan disyahkan oleh Kepala Balai Pengelolaan DAS setempat. m. Format Rancangan Format rancangan sebagaimana diatur dalam Bab I I , B.4 107 2. Pelaksanaan Pembuatan Tanaman a. Persiapan Lapangan 1 Penyiapan Kelembagaan Kegiatan ini meliputi penyiapan organisasi pelaksana dan koordinasi dengan pihak terkait untuk penetapan lokasi dan luas areal yang akan direhabilitasi juga dalam rangka penyiapan penetapan pihak ketiga yang akan menjadi pelaksana rehabilitasi. 2 Penyiapan Sarana dan Prasarana. a Mempelajari dokumen rancangan rehabilitasi untuk kesesuaian lokasi blok petak. b Pengadaan bahan sarana dan prasarana pondok kerja, papan nama, patok batas, ajir dan alat pengukuran GPS alat ukur theodolit, kompas, altimeter dan perlengkapan kerja. c Penyiapan bibit pada tempat pengumpulan bibit di lokasi petak tanaman. 3 Penataan Areal dan Pembuatan Sarana Rehabilitasi a Penyiapan lahan areal rehabilitasi yang bebas dari konflik dan atau tidak dibebani hak dan tidak dalam proses perijinan sehingga penanaman dapat berjalan lancar antara lain dilakukan melalui sosialisasi. b Pengukuran batas lokasi, pemancangan patok batas luar blok petak c pembuatan pondok kerja ukuran ± 6x7 meter, semi permanen, bahan kayu dan atap seng asbes, dibangun di lokasi yang strategis sebagai tempat pendukung pelaksanaan, jumlah 1 buah per blok tanaman d pembuatan papan nama rehabilitasi dibuat dengan warna dasar hijau tua dengan warna tulisan putih. Papan nama berisi keterangan tentang pelaksanaan rehabilitasi antara lain lokasi, luas, jenis, peta blok petak, nama pelaksana. Untuk informasi dapat dibuat papan penyuluhan berisi pemberitahuan dan himbauan kepada masyarakat untuk ikut menjaga tanaman. 4 Pembuatan batas antara petak berupa jalan setapak, tidak diperkeras tapi dibersihkan jalur coklat untuk pengawasan tanaman dengan jalan kaki 5 Lubang tanaman dibuat dengan ukuran memadai sehingga dapat memberi ruang tumbuh yang besar bagi tanaman muda 6 Ajir tanaman dibuat dari bambu b. Pembuatan Tanaman 1 Pengadaan Bibit a Pengadaan bibit dilaksanakan oleh pihak ketiga menjadi satu paket sistem kontrak jamak multiyears dengan kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pengamanan. Penunjukan pihak ketiga dilaksanakan oleh BPDAS sesuai keppres 80 tahun 2003 108 beserta perubahannya. Metode pengadaan jasa pihak ketiga dapat menggunakan metode pelelangan umum dengan pascakualifikasi, agar keunggulan teknis sepadan dengan harganya , evaluasi penilaian jasa pihak ketiga dapat menggunakan sistem nilai Merit Point System b Penilaian kelayakan bibit dilaksanakan oleh LPI yang ditunjuk BPDAS 2 Distribusi Bibit a Distribusi bibit dilakukan dari persemaian ke lokasi tempat pengumpulan bibit di lokasi petak tanaman b Penempatan bibit pada setiap petak disesuaikan dengan rencana jenis yang telah ditetapkan pada rancangan 3 Penanaman a Kondisi lubang tanaman telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tergenang air serta telah terpasang ajir b Waktu penanaman harus disesuaikan dengan musim tanam yang tepat. c Cara menanam bibit yaitu dengan cara polybag dilepas dari media bibit dengan tidak merusak sistem perakaran bibit. d Disetiap lubang tanaman dibuat piringan tanaman yang bersih dari tonggak, rumput, alang-semak dan tanaman pengganggu. e Penanaman dilakukan disetiap lubang tanam setelah lubang dibuat seluruhnya dan telah terpasang ajir. c. Pemeliharaan Tanaman 1 Pemeliharaan Tanaman Tahun Berjalan. Pemeliharaan tanaman tahun berjalan T-0 dilakukan dengan penyulaman tanaman yang mati dengan disediakan bibit sebanyak 10 , penyiangan, pendangiran dan pemupukan 2 Pemeliharaan Tahun I dan I I . Areal tanaman tahun pertama yang dianggap berhasil, dilakukan pemeliharaan tanaman tahun pertama dan tahun kedua, dengan kegiatan sebagai berikut : a Penyulaman Untuk pemeliharaan tahun pertama tahun kedua setelah tahun penanaman disediakan bibit sebanyak 20 dengan ukuran bibit yang digunakan minimal sama atau lebih tinggi dari bibit yang telah tertanam. Pemeliharaan tanaman tahun kedua tahun ketiga setelah penanaman tidak dilakukan penyulaman. Jadi kegiatan pada pemeliharaan tahun pertama : penyulaman,penyiangan dan pendangiran, pemupukan dan pengendalian hama penyakit, sedangkan kegiatan pada pemeliharaan tahun kedua : penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pengendalian hama penyakit b Penyiangan dan Pendangiran Penyiangan meliputi pekerjaan pembersihan gulma sekaligus pendangiran piringan tanah sekitar tanaman, yang dapat 109 dilakukan secara manual atau dengan cara kimiawi menggunakan herbisida. c Pemupukan Tanaman Untuk memacu pertumbuhan tanaman muda, perlu dilakukan pemupukan terutama dengan pupuk yang mengandung unsur NPK. Penggunaan pupuk secara selektif sesuai jenis tanaman dan kesuburan tanah, baik yang berupa pupuk organik kompos kandang dan atau pupuk buatan berbentuk granuler atau tablet sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Waktu dan cara pemupukan agar memperhatikan deskripsi pupuk. d Pengendalian Hama dan penyakit Perlindungan tanaman. Kegiatan ini dilakukan secara kimia dengan menggunakan pestisida dan insektisida. d. Pengamanan Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam upaya pengamanan tanaman yaitu : 1 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengamanan hutan antara lain melalui kegiatan penerangan dan penyuluhan. 2 Melaksanakan pemeliharaan tanaman yang intensif untuk membersihkan areal tanaman dari bahan yang mudah terbakar. 3 Melaksanakan pengawasan patroli areal tanaman secara periodik untuk mendeteksi bahaya kebakaran secara dini agar dapat diambil tindakan langkah-langkah yang tepat dan cepat. 4 Untuk pencegahan gangguan tanaman , antara lain dilakukan sosialisasi, pelibatan masyarakat setempat dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan serta rekayasa sosial. e. Organisasi Pelaksana. Agar pelaksanaan di lapangan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, maka disusun organisasi pelaksana di lapangan sebagai berikut: 1 Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan adalah Satker pada BPDAS. 2 Pelaksana adalah pihak I I I yang ditunjuk sesuai ketentuan yang berlaku Keppres No. 80 tahun 2003 beserta perubahannya 2 Perusahaan Pihak I I I yang menjadi pelaksana rehabilitasi wajib membentuk organisasi pelaksanaan lapangan secara profesional dengan dukungan sumber daya manusia SDM yang memadai. Pelaksanaan rehabilitasi yang lokasi penanamannya berdekatan dengan komunitas masyarakat setempat, dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat sekitarnya. 3 Keberhasilan tanaman dinilai oleh LPI yang ditunjuk oleh Kepala Satker BPDAS. 110

C. MODEL PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT POLA HI BAH Block Grant