TURUS JALAN V PEMBUATAN TANAMAN

47 2 Penetapan areal Areal ditetapkan setelah Kepala BPDAS menerima dan menyetujui usulan masyarakat untuk melakukan penghijauan lingkungan. Usulan dilengkapi dengan sket lapangan dan sasaran penanaman. b. Penanaman Bibit tanaman untuk penanaman disediakan dan diserahterimakan oleh BPDAS kepada Lembaga atau kelompok masyarakat pengusul dengan Berita Acara sesuai jumlah yang tersedia. Penanaman dilaksanakan oleh masyarakat pengusul secara swadaya, yang diarahkan agar sesuai kaidah teknis penanaman pada umumnya. c. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiangan, pendangiran dan pemupukan yang dilaksanakan dengan swadaya masyarakat. d. Organisasi Pelaksana Pelaksana pembuatan tanaman penghijauan lingkungan adalah masyarakat yang mengusulkan. e. Hasil Kegiatan Hasil kegiatan pembuatan tanaman penghijauan lingkungan adalah tertanamnya tanaman penghijauan lingkungan sesuai dengan sketsa lapangan yang diusulkan oleh kelompok masyarakat.

E. TURUS JALAN

Pembuatan tanaman turus jalan adalah pembuatan tanaman penghijauan yang dilakukan di kiri kanan jalan nasional provinsi. Tahapan pembuatan tanaman turus jalan adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan Rancangan a. Penetapan Calon Lokasi 1 Penetapan Lokasi Sasaran lokasi adalah daerah milik jalan damija dan daerah pengawasan jalan dawasja jalan nasional dan atau jalan provinsi yang kondisi lahannya kosong dan perlu dilakukan penanaman pohon penghijauan sebagai peneduh. Lokasi turus jalan ditetapkan setelah konsultasi dan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi dan Kabupaten Kota, Kepala Perwakilan Proyek Jalan Pantura untuk wilayah pantura Jawa, 48 serta instansi terkait lainnya untuk memperoleh data informasi resmi yang digunakan dalam penetapan lokasi sasaran pembuatan tanaman turus jalan serta sinkronisasi dengan program pembangunan lainnya pada lokasi tersebut. 2 Lokasi turus jalan di tetapkan oleh Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang Kehutanan, setelah memperoleh informasi resmi dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga pengelola jalan dimaksud. 3 Rancangan turus jalan nasional propinsi disusun dalam satu wilayah propinsi oleh Dinas Provinsi, dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas Provinsi. b. Pengumpulan Data dan I nformasi 1 Data Primer Data primer diperoleh melalui hasil konsultasi dengan pengelola jalan, dilakukan survey dan pengukuran langsung lokasi sasaran pembuatan tanaman turus jalan, yang meliputi : a Kondisi lingkungan turus kanan - kiri jalan b Status lahan c Kondisi topografi d Jenis tanah dan kesesuaian lahan e Rencana pelebaran jalan f Panjang jalan sasaran dan panjang ruas jalan efektif yang perlu ditanami. 2 Data Sekunder Data sekunder dapat diperoleh melalui pencatatan data yang resmi hasil laporan, dan lain-lain, a.l. meliputi: a Panjang, status dan kelas jalan; b Kegiatan penanaman yang pernah dilakukan; c Tanah, I klim curah hujan, dll. c. Penataan Areal Penataan areal bertujuan untuk menentukan tata letak dan jarak tanam, serta mengidentifikasi permasalahan yang ada. Pembuatan sket lapangan tanpa skala, pengukuran dan pembuatan buku ukur dan peta rancangan turus jalan skala 1: 5.000 s.d. 1: 10.000 d. Pengolahan dan Analisa Data Data-data yang berhasil dihimpun, baik data primer dan data sekunder diolah dan dianalisa secara deskriptif, numerik dan spatial untuk menentukan : 1 Lokasi nama jalan, wilayah provinsi 2 Panjang ruas jalan riil efektif km, ruas jalan antara kota A dengan kota B pada km ........ sampai dengan km ......... 3 Jenis dan Jumlah tanaman 4 Bahan dan alat 49 5 Kebutuhan tenaga kerja 6 Biaya pelaksanaan 7 Tata letak dan teknik penanaman 8 Rencana pemeliharaan 9 Jadwal waktu e. Rancangan kegiatan 1 Pola tanam Dilaksanakan dengan sistem jalur memanjang dikanan kiri, sejajar jalan raya dengan jarak ± 5 m dengan ukuran lubang tanaman yang sesuai kondisi bibit lapangan. 2 Pemilihan jenis tanaman Jenis tanaman yang dipilih diutamakan jenis kayu-kayuan yang perakarannya tidak merusak jalan dan berfungsi sebagai peneduh, penahan angin dan penahan polusi. Pemilihan jenis tanaman untuk daerah yang tergenang secara periodik dapat ditanam jenis antara lain Jelutung Dyera costulata, Pulai Alstonia angustifolia dan Keranji Dialium indicum. Daerah yang sangat dekat dengan laut, dapat ditanam jenis Ketapang Terminalia catapa dan Bintangor Laut Callophyllum inophyllum. Daerah yang mempunyai drainase yang baik dapat ditanam jenis Asam, Tanjung, Mahoni dll. 3 Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman turus jalan dilaksanakan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanaman dari kerusakan dan gangguan gulma. Pemeliharaan meliputi pemeliharaan tahun berjalan, pemeliharaan tahun pertama dan pemeliharaan tahun kedua. f. Rancangan Anggaran Biaya 1 Sesuai dengan analisa rencana pekerjaan komponen kegiatan yang dihasilkan atas hasil survey dan pengolahan data, maka dilakukan analisa kebutuhan dan peralatan per komponen pekerjaan. 2 Berdasarkan analisa rencana pekerjaan dihitung kebutuhan tenaga kerja. 3 Berdasarkan butir 1 dan 2 di atas, dibuat analisa kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta harga pasar yang wajar, disajikan dalam Rencana Anggaran per komponen kegiatan. 4 Rencana Anggaran Biaya dalam pembuatan turus jalan meliputi penyiapan dan pembersihan lahan, penyediaan bibit, pembuatan lubang dan ajir, penanaman, pemeliharaan tahun berjalan, tahun I dan tahun I I serta pengadaan sarana prasarana. 5 Sarana prasarana yang dipersiapkan antara lain meliputi bibit tanaman, ajir tanaman, tiang penyangga, bronjong, pupuk, pestisida, dan peralatan. a Bibit Tanaman Bibit tanaman berupa kayu-kayuan yang bermutu baik dengan jenis tanaman yang disesuaikan jenis tanah dan kondisi lapangan, memiliki tinggi minimal 1 m, dengan kondisi media yang kompak. 50 b Ajir Tanaman Ajir tanaman terbuat dari kayu atau bambu dengan ukuran panjang disesuaikan dengan tinggi tanaman. Ajir dipasang pada suatu titik pada lahan yang akan ditanami bibit tanaman. Bagian atas ajir dicat merah agar mudah diamati. c Steger tiang penyangga Steger penyangga berfungsi sebagai penguat tanaman terbuat dari kayu atau bambu dengan ukuran panjang sesuai tinggi tanaman. d Keranjang bronjong tanaman Keranjang atau bronjong terbuat dari kayu atau bambu dipasang sebagai pelindung pengaman tanaman dari gangguan binatang dan gangguan lainnya. e Pupuk Diberikan baik berupa pupuk organik kompos atau pupuk kandang maupun pupuk anorganik yang dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis tanaman. f Obat-obatan Obat-obatan perlu untuk menanggulangi bibit yang ditanam mendapat gangguan atau serangan hama dan penyakit. Rencana biaya dalam pelaksanaan kegiatan dapat berasal dari berbagai sumber pemerintah, pemerintah daerah, swadaya. g. Pembuatan Gambar dan Peta Hasil analisa dirumuskan dan diuraikan dalam buku rancangan yang memuat peta maupun gambar dan merinci hal-hal sebagai berikut : 1 Lokasi pembuatan tanaman, mencakup ruas jalan yang akan ditanam dituangkan dalam peta situasi 2 Bagian-bagian ruas jalan yang akan ditanami tidak ditanami 3 Jenis dan jumlah tanaman 4 Rincian kegiatan dan biaya Rancangan biaya dalam pembuatan turus jalan meliputi penyiapan dan pembersihan lahan, penyediaan bibit, pembuatan lubang dan ajir, penanaman, pemeliharaan tahun berjalan, tahun I dan tahun I I serta pengadaan sarana prasarana. 5 Kebutuhan Tenaga, bahan dan alat Tenaga untuk penanaman turus jalan dirancang berasal dari masyarakat sekitar lokasi penanaman sesuai dengan HSPK setempat, sedangkan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan. 6 Peta rancangan, memuat landskap bahu jalan, tata tanaman, jenis, arah larikan dan jarak tanam. 7 Gambar pemasangan srumbung, steger dan bronjong yang menggambarkan antara lain : a Bahan, ukuran dan bentuk b Posisi tata letak pemasangan srumbung, steger, dan bronjong terhadap letak tanaman. 51 h. Tata Waktu Rancangan harus memuat tata waktu pelaksanaan kegiatan baik kegiatan fisik maupun keuangan. i. Pelaksanaan Penyusunan Rancangan Penyusunan rancangan pembuatan turus jalan nasional propinsi dilaksanakan pada T-1, namun demikian karena berbagai kendala, penyusunan rancangan dapat dilaksanakan pada tahun berjalan T-0 sebelum kegiatan dilaksanakan. Rancangan memuat risalah umum, rancangan kegiatan , kebutuhan tenaga, bahan dan alat, jadwal kegiatan, peta rancangan dan gambar-gambar yang diperlukan. Rancangan untuk kegiatan penanaman turus jalan nasional propinsi disusun oleh Kasubdin Perencanaan Kehutananan pada Dinas Propinsi. Penilaian rancangan untuk kegiatan penanaman turus jalan nasional propinsi dilakukan oleh BPDAS, apabila turus jalan yang direncanakan masuk dalam wilayah dua BPDAS maka keduanya melakukan penilaian rancangan secara bersama-sama atas masukan dari Dinas Kimpraswil PU Jasa Marga di Propinsi yang bersangkutan. Pengesahan rancangan penanaman turus jalan nasional propinsi disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi. j. Hasil Kegiatan Hasil Kegiatan penyusunan rancangan adalah buku rancangan penanaman turus jalan nasional propinsi yang dinilai dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. k. Format Rancangan Format dan muatan rancangan sebagaimana diatur secara umum dalam Bab I I , B.4. 2. Pelaksanaan Pembuatan Tanaman Turus Jalan Nasional Provinsi a. Persiapan Lapangan 1 Sosialisasi Dalam rangka untuk keberhasilan penanaman pohon kanan - kiri jalan Nasional Propinsi diperlukan sosialisasi terhadap masyarakat disepanjang ruas jalan yang akan ditanami dengan melibatkan instansi-instansi terkait dan masyarakat serta Lembaga Swadaya Masyarakat 2 Pengadaan dan penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan. b. Penanaman 1 Pengadaan bibit Pengadaan bibit oleh Dinas Kehutanan Propinsi dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 52 2 Persiapan Lahan a Pembersihan lahan yang akan ditanami. b Pemasangan ajir sesuai tata letak dalam rancangan. 3 Penanaman. Pembuatan lubang tanaman sesuai dengan rancangan a Lubang tanam diberi pupuk organik. b Bibit ditanam pada lubang tanaman yang telah disiapkan. c Lubang tanaman ditimbun dengan tanah sampai lebih tinggi dari permukaan tanah. d. Tanaman diberi penyangga dan perlindungan stegger agar tidak roboh. 4 Pemeliharaan tanaman a Penyulaman Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati pada pemeliharaan tahun berjalan dan tahun I . b Penyiangan Penyiangan dilakukan terhadap tanaman yang terganggu gulma. c Pendangiran Pendangiran dilakukan terhadap tanaman, dengan maksud untuk penggemburan tanah sekeliling tanaman guna memperbaiki aerasi dan struktur tanah. d Pemupukan Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan jenis pupuk dan dosis sesuai kebutuhan. e Pemberantasan hama dan penyakit Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan obat-obatan kimia selektif insektisida dan fungisida yang dosisnya disesuaikan dengan kondisi dan umur tanaman. 5 Perlindungan Tanaman Tanaman yang sudah ditanam dengan baik perlu dilindungi dari gangguan seperti binatang, gangguan lainnya, dengan menggunakan keranjang pengaman tanaman stegger. f. Pengamanan Tanaman yang tumbuh dijaga keamanannya terutama terhadap gangguan manusia dan ternak penebangan, kebakaran, sehingga terjamin kelangsungan pertumbuhan tanaman. g. Organisasi Pelaksana Pengorganisasian penanaman turus jalan sebagai berikut : 1 Penyelenggara kegiatan penanaman : Dinas Kehutanan Propinsi 2 Pelaksana penanaman dilakukan oleh satker pelaksana dengan melibatkan masyarakat setempat. 3 Kegiatan pemeliharan tahun berjalan, pengawasan dan perlindungan tanaman oleh : Dinas Kehutanan Propinsi. 53 4 Pemeliharaan dan pengamanan : a Sebelum selesai kegiatan, pemeliharaan masih dilakukan oleh Dinas Kehutanan Propinsi. b Setelah selesai kegiatan 3 tahun maka diadakan serahterima dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi untuk pengelolaan lebih lanjut. h. Hasil Kegiatan Hasil kegiatan pembuatan tanaman turus jalan nasional provinsi adalah terwujudnya tanaman di sepanjang kiri kanan jalan nasional propinsi sejumlah 400 batang km dan sesuai dengan rancangan. 54 Contoh jenis-jenis tanaman yang digunakan dalam pembuatan tanaman penghijauan kota berdasarkan manfaatnya 1. Penyerap partikel limbah antara lain : a. Agathis alba damar b. Swietenia macrophylla mahoni daun lebar c. Podocarpus imbricatus jamuju d. Myristica fragrans pala e. Pithecelebium dulce asam landi f. Cassia siamea johar g. Polyathea longifolia glodogan h. Baringtonia asiatica keben i. Mimosops elengi tanjung 2. Penyerap CO2 dan Penghasil O2 antara lain : a. Agathis alba damar b. Bauhinea purpurea kupu-kupu c. Leucaena leucocephala lamtoro gung d. Acacia auriculiformis akasia e. Ficus benyamina beringin 3. Penyerap penepis bau antara lain : a. Michelia champaka cempaka b. Pandanus sp pandan c. Murraya paniculata kemuning d. Mimosops elengi tanjung 4. Mengatasi penggenangan antara lain : a. Artocarpus integra nangka b. Paraserianthes falcataria albizia c. Acacia vilosa d. I ndigofera galegoides e. Dalbergia spp f. Swietenia mahagoni mahoni g. Tectona grandis jati h. Samanea saman kihujan i. Leucaena glauca lamtoro 5. Pelestarian air tanah antara lain : a. Casuarina equisetifolia cemara laut b. Ficus elastica fikus c. Hevea brasiliensis karet d. Garcinia mangostana manggis e. Lagerstroemia speciosa bungur f. Fragraea fragrans g. Cocos nucifera kelapa 6. Pengamanan pantai dari abrasi antara lain : a. Avicinnea sp bakau b. Bruguirea sp Tancang c. Nypa frutican Nipah 55

F. PEMBUATAN TANAMAN SABUK HI JAU GREEN BELT