1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumberdaya hutan dan lahan memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia, oleh karenanya wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara
optimal untuk menjaga kelestarian fungsi dan kualitas sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat.
Akhir-akhir ini kondisi sumberdaya hutan dan lahan di Daerah Aliran Sungai DAS cenderung menurun, yang menimbulkan dampak negatif seperti banjir,
kekeringan dan tanah longsor yang terjadi di berbagai tempat di tanah air, sehingga peranannya sebagai penyangga kehidupan kurang optimal.
Untuk memulihkan dan menjaga kelestarian fungsi hutan, Departemen Kehutanan telah menetapkan lima kebijakan prioritas, antara lain Rehabilitasi
dan Konservasi Sumber Daya Hutan. Dalam kerangka implementasinya, ditetapkan Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL dalam Rencana Strategis dan
Fokus Kegiatan Pembangunan Kehutanan.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung, produktivitas, dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan RHL sejak
tahun 2003 dilaksanakan melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GN-RHL Gerhan yang selanjutnya disebut Gerhan. Gerakan ini dimaksudkan
untuk menumbuhkan semangat RHL sebagai gerakan moral bangsa menuju percepatan pemulihan keberadaan dan fungsi hutan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Untuk memberi pemahaman kepada para pihak pelaksana agar mencapai keberhasilan yang optimal dalam penyelenggaraan Gerhan tahun 2007 dan
selanjutnya, diterbitkan Pedoman Teknis Gerhan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penerbitan pedoman teknis kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk memberikan arahan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Kabupaten Kota dan
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan Gerhan, dengan tujuan agar kegiatan Gerhan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan, sasaran dan
kaidah teknis kegiatan yang ditetapkan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman teknis kegiatan ini meliputi perencanaan, pembuatan tanaman reboisasi, hutan rakyat, hutan kota, turus jalan dan penghijauan
lingkungan, pengembangan model RHL, pembuatan bangunan konservasi tanah, pembinaan dan pengendalian.
2
D. Pengertian
1. Bangunan pengendali jurang gully plug adalah bendungan kecil yang lolos
air yang dibuat pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu, kayu atau bambu.
2. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten tertinggal yang masyarakat
serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain secara nasional, yang ditetapkan oleh Menteri Negara Pembangunan
Daerah Tertinggal.
3. Dam pengendali adalah bendungan kecil yang dapat menampung air tidak
lolos air dengan konstruksi lapisan kedap air, urugan tanah homogen, beton type busur untuk pengendalian erosi, sedimentasi, banjir dan irigasi
serta air minum dan dibangun pada alur sungai anak sungai dengan tinggi maksimal 8 meter.
4. Dam Penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan konstruksi
bronjong batu atau trucuk bambu kayu yang dibuat pada alur sungai dengan tinggi maksimal 4 meter.
5. Damija adalah lahan milik negara yang berada dikiri-kanan jalan, yang
membatasi antara jalan dan areal sekitarnya. 6.
Dawasja adalah lahan milik masyarakat yang berada dikiri-kanan jalan, yang membatasi antara jalan dan areal sekitarnya.
7. Dinas Kabupaten Kota adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung
jawab dibidang kehutanan di daerah Kabupaten Kota. 8.
Dinas Provinsi adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang kehutanan di daerah Provinsi.
9. Embung air adalah bangunan penampung air berbentuk kolam yang
berfungsi untuk menampung air hujan air limpasan atau air rembesan pada lahan tadah hujan yang berguna sebagai sumber air untuk memenuhi
kebutuhan pada musim kemarau.
10. Hutan mangrove adalah suatu formasi pohon-pohon yang tumbuh pada
tanah aluvial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut dan dicirikan oleh keberadaan jenis-jenis : Avicennia
spp. Api-api, Soneratia spp. Pedada, Rhizophora spp. bakau, Bruguiera spp. tanjang, Lumnitzera excoecaria tarumtum, Xylocarpus spp. Nyirih
dan Nypa fruticans nipah.
11. Hutan pantai adalah suatu formasi pohon-pohon yang tumbuh di tepi
pantai dan berada di atas garis pasang tertinggi. Jenis-jenis pohonnya antara lain : Casuarina equisetifolia cemara laut, Terminalia catappa
ketapang, Hibiscus tiliaceus waru, Cocos nucifera kelapa dan Arthocarpus altilis nangka cempedak.
12. Hutan kota adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan yang
bertumbuhan pohon-pohonan yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
13. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak
milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas minimum 0,25 Ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman
lainnya lebih dari 50 .
3 14.
Jenis Kayu-Kayuan adalah jenis-jenis tanaman hutan yang menghasilkan kayu untuk konstruksi bangunan, meubel dan peralatan rumah tangga.
15. Jenis Tanaman Unggulan Lokal TUL adalah jenis-jenis tanaman asli atau
eksotik, yang disukai masyarakat karena mempunyai keunggulan tertentu seperti produk kayu, buah dan getah dan produknya mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi dan ditetapkan oleh Bupati Walikota berdasarkan rekomendasi BPTH atas nama Dirjen RLPS.
16. Jenis Tanaman Endemik adalah jenis-jenis tanaman asli daerah yang
memiliki ciri khas tertentu dan ditetapkan oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Balai Taman Nasional BTN.
17. Jenis Multi Purpose Tree Species MPTS adalah jenis-jenis tanaman yang
menghasilkan kayu dan bukan kayu. 18.
Jenis Tanaman Turus Jalan adalah jenis-jenis tanaman yang digunakan untuk penanaman turus kanan kiri jalan atau untuk penghijauan kota.
19. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan
oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. 20.
Kelompok tani adalah kumpulan petani dalam suatu wadah organisasi yang tumbuh berdasarkan kebersamaan, keserasian, kesamaan profesi dan
kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang mereka kuasai dan berkepentingan untuk bekerjasama dalam rangka meningkatkan
produktifitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya.
21. Kelompok Bakau Mangrove adalah jenis-jenis tanaman yang tumbuh di
suatu areal yang kondisinya terpengaruh oleh pasang surut air laut. 22.
Konservasi tanah adalah upaya penempatan setiap bidang lahan pada penggunaan yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga dapat mendukung kehidupan secara
lestari.
23. Penghijauan adalah kegiatan RHL yang dilaksanakan di luar kawasan hutan.
24. Penghijauan lingkungan adalah usaha untuk menghijaukan lingkungan
dengan melaksanakan penanaman di taman, jalur hijau, pemukiman, perkantoran dan lain-lain.
25. Penanaman pengkayaan adalah kegiatan penambahan anakan pohon pada
kawasan hutan rawang yang memiliki tegakan berupa anakan, pancang, tiang dan pohon sejumlah 500 – 700 batang ha, dengan maksud untuk
meningkatkan nilai tegakan hutan baik kualitas maupun kuantitas sesuai fungsinya.
26. Rancangan Teknis adalah desain lapangan pola kegiatan teknis secara rinci
bestek dari setiap komponen pekerjaan yang meliputi rancangan pekerjaan fisik, tata waktu dan anggaran.
27. Reboisasi adalah upaya pembuatan tanaman jenis pohon hutan pada
kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong terbuka, alang-alang, atau semak belukar dan hutan rawang untuk mengembalikan fungsi hutan.
28. Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga
kehidupan tetap terjaga.
4 29.
Rencana Teknis RHL adalah rencana yang memuat arahan teknis pelaksanaan penyelenggaraan RHL yang disusun menurut DAS sebagai unit
analisis dalam satuan wilayah pengelolaan DAS, dan atau wilayah administrasi pemerintahan di tingkat makro dan semi detil dalam jangka
panjang, menengah dan tahunan.
30. Ruang Terbuka Hijau RTH wilayah perkotaan adalah ruang di dalam kota
atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat terbuka, berisi
hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami atau tanaman budidaya.
31. Sabuk hijau
green belt adalah hutan yang tumbuh pada kawasan sekitar waduk danau pada daratan sepanjang tepian danau waduk yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk danau. Areal sabuk hijau berjarak + 20 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat dengan
lebar 50 – 100 m Keppres No. 32 tahun 1990.
32. Sistem Cemplongan adalah suatu teknis penanaman dengan pembersihan
lapangan tidak secara total, yaitu dilakukan disekitar lobang yang akan ditanam yang diterapkan pada lahan miring yang tanahnya peka erosi.
33. Sistem Jalur adalah pola penanaman dengan pembersihan sepanjang jalur
yang didalamnya dibuat lubang tanaman dengan jarak tertentu. 34.
Sistem Tumpangsari adalah suatu pola penanaman yang dilaksanakan dengan menanam tanaman semusim dan tanaman sela diantara larikan
tanaman pokok kayu-kayuan MPTS. 35.
Sumur Resapan Air adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air yang dibuat sedemikian rupa menyerupai sumur pada daerah pemukiman
dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.
36. Turus Jalan adalah penghijauan yang dilakukan di kiri kanan jalan.
5
BAB I I PERENCANAAN